KabarMakassar.com — Di tengah dinamika politik nasional yang mulai menghangat menjelang Pemilu 2029, Partai Gema Bangsa hadir membawa gagasan segar yakni desentralisasi politik.
Partai yang baru berdiri pada 17 Januari 2025 ini bertekad menawarkan wajah baru politik Indonesia yang lebih demokratis, terbuka, dan berpihak pada kekuatan daerah.
Partai ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh nasional seperti Andogo Wiradi, Ahmad Rofiq, dan Patrice Rio Capella.
Di tingkat pusat, posisi Ketua Umum dijabat oleh Ahmad Rofiq, tokoh yang dikenal luas di dunia politik dan organisasi dengan pengalaman panjang dalam berbagai gerakan sosial.
Sementara di Sulawesi Selatan (Sulsel), tongkat kepemimpinan partai dipegang oleh Sanusi Ramadhan, yang kini memimpin Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gema Bangsa Sulsel.
Mantan Ketua DPW Partai Perindo Sulsel itu kini fokus membangun infrastruktur politik partai baru ini hingga ke tingkat kabupaten dan kota.
Sanusi menegaskan, Partai Gema Bangsa hadir dengan semangat desentralisasi politik sebuah konsep yang memberikan kewenangan luas bagi daerah untuk menentukan arah politiknya sendiri tanpa dikontrol penuh oleh pusat.
“Isu sentral kami adalah desentralisasi politik. Artinya, semua tingkatan kepengurusan wilayah diberi kewenangan untuk menentukan kebijakan politiknya sendiri,” ujar Sanusi Ramadhan, Selasa (04/11).
Menurutnya, langkah ini menjadi pembeda mendasar dari partai-partai lama yang selama ini cenderung menerapkan sistem sentralistik, di mana keputusan politik kerap diputuskan dari pusat tanpa mendengar aspirasi daerah.
“Selama ini, keputusan strategis seperti penentuan calon kepala daerah lebih sering ditentukan oleh pusat. Dengan desentralisasi, daerah punya hak penuh menentukan pilihan politiknya berdasarkan kondisi riil dan aspirasi masyarakat lokal,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa sistem baru ini bukan hanya strategi politik, melainkan upaya membangun kepercayaan diri daerah dalam menentukan arah demokrasi.
“Kalau daerah sudah mengatakan A, ya pusat harus A. Tidak boleh ada intervensi. Itu namanya kemandirian politik daerah,” tegas Sanusi.
Meski tergolong partai baru, Sanusi menyebut bahwa pembentukan struktur Partai Gema Bangsa di Sulawesi Selatan berjalan sangat cepat. Hingga awal November 2025, struktur partai di 19 kabupaten/kota sudah terbentuk, dan pihaknya menargetkan seluruh 24 wilayah rampung pada akhir bulan ini.
“Kami targetkan akhir November seluruh kepengurusan di 24 kabupaten/kota selesai. Saat ini tinggal beberapa daerah yang masih dalam tahap penguatan,” ujarnya.
Adapun wilayah yang masih dalam proses pembentukan adalah Kepulauan Selayar, Sidrap, Sinjai, Enrekang, Soppeng, dan Wajo. Meski demikian, Sanusi memastikan bahwa daerah-daerah tersebut sudah memiliki inisiator dan calon pengurus yang siap memimpin.
“Sebenarnya sudah ada inisiator di semua daerah itu, kami hanya ingin memastikan struktur dan kesiapan administrasinya agar rapi dan solid,” jelasnya.
Sanusi menegaskan, pembentukan struktur partai di tingkat daerah bukan sekadar konsolidasi, tetapi juga bagian dari persiapan menghadapi proses verifikasi partai politik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2029.
“Karena ini partai baru, fokus pertama kami adalah memastikan seluruh struktur dan syarat administratif terpenuhi untuk verifikasi. Itu tahapan awal yang wajib kami lewati,” ujarnya.
Selain itu, Gema Bangsa juga menyiapkan agenda besar berupa Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) sekaligus deklarasi resmi nasional yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2026.
“Itulah alasan kami menargetkan pembentukan struktur selesai 100 persen pada November ini. Karena Januari nanti kami akan menggelar Rakornas pertama sekaligus deklarasi nasional,” tambahnya.
Partai Gema Bangsa mengusung pendekatan politik yang berbeda, membangun kekuatan dari bawah. Dengan model desentralisasi, Sanusi berharap setiap DPW dan DPD memiliki ruang besar untuk berinovasi sesuai kebutuhan wilayahnya.
“Kami ingin partai ini tumbuh dari daerah, bukan dari instruksi pusat. Karena politik yang sehat itu berangkat dari pemahaman lokal dan kepercayaan masyarakat daerahnya sendiri,” tegasnya.
Di Sulsel sendiri, sudah ada lebih dari 50 pengurus aktif di tingkat provinsi yang tengah bergerak mengonsolidasikan jaringan hingga ke tingkat kecamatan.
“Kalau di provinsi sudah 50-an pengurus aktif. Di kabupaten/kota juga terus kami perkuat agar bisa segera bergerak serentak,” ujarnya.
Sanusi menilai, gagasan desentralisasi yang diusung Partai Gema Bangsa adalah bentuk koreksi terhadap pola lama partai-partai besar yang terlalu tersentralisasi di Jakarta. Dengan memberikan ruang bagi daerah, partai berharap mampu menciptakan politik yang lebih sehat, partisipatif, dan sesuai karakter masyarakatnya.
“Kami ingin mengembalikan politik ke esensinya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Kalau daerah diberi kepercayaan, politik akan jauh lebih jujur dan berpihak pada kebutuhan masyarakat,” tutupnya


















































