Kondisi lokasi pembangunan ITF Bawuran di Padukuhan Sentulrejo, Bawuran, Pleret. - Harian Jogja/Jumali
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul dipastikan tidak akan memberikan dana talangan dari pos penyertaan modal kepada Perumda Aneka Dharma untuk penyelesaian pembangunan ITF Bawuran yang saat ini progresnya sudah mencapai 70%.
Pasalnya, konsep dari keberadaan ITF Bawuran adalah business to business dan tidak menjadi kewajiban dari Pemkab Bantul untuk menganggarkan dana untuk penyelesaian pembangunan ITF Bawuran.
Sekda Bantul, Agus Budiraharja mengatakan meski pada APBD 2025 pihaknya akan memberikan anggaran berupa penyertaan modal senilai Rp2 miliar kepada Perumda Aneka Dharma, tetapi anggaran tersebut tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan pembangunan ITF Bawuran yang saat ini tinggal mencakup penyelesaian bangunan secara keseluruhan, finishing, serta fasilitas umum serta fasad dari bangunan ITF Bawuran.
"Kalau penyertaan modal ke Aneka Dharma itu kan mandatori dari Perda No.8/2022 tentang Penyertaan Modal Daerah pada BUMD. Jadi tetap dianggarkan. Kalau penyelesaian ITF Bawuran itu kan urusannya perusahaan dan perusahaan, itu urusan lain," kata Agus, Kamis (21/11/2024).
Selain itu, jika nantinya Perumda Aneka Dharma butuh anggaran dari APBD Bantul untuk menyelesaikan pembangunan ITF Bawuran, kata Agus, juga harus melalui beberapa tahapan. Selain harus mengajukan proposal kepada Badan Anggaran dan Komisi di DPRD Bantul. "Karena, kemarin kan awalnya [pembangunan ITF Bawuran] dengan KSO [Kerja Sama Operasional dengan perusahaan lain], ya harusnya diselesaikan dengan KSO juga," ucap dia.
KSO Batal
Di sisi lain, Agus mengakui jika kerja sama antara Perumda Aneka Dharma dengan PT Dhaha Putra Dewa yang beberapa waktu lalu berproses dalam perkembangannya batal.
Agus mengaku tidak tahu secara persis kenapa KSO antara Perumda Aneka Dharma dengan PT Dhaha Putra Dewa batal. "Sekarang sedang ada pembahasan dengan investor baru. Tetap perusahaan dengan perusahaan. Soal siapa yang memfasilitasi kan lewat mana kan urusan lain. Dan, saya memang mendengar ada negosiasi baru [dengan perusahaan selain PT Dhaha Putra Dewa]," ungkapnya.
Saat ini Pemkab menyerahkan sepenuhnya penyelesaian pembangunan ITF Bawuran kepada Perumda Aneka Dharma. Lantaran konsep pembangunan ITF Bawuran adalah business to business, maka penyelesaian pembangunan harus dilakukan oleh Perumda Aneka Dharma dengan menggandeng investor baru. "Kayaknya ada jalan keluar. Kan itu B to B [business to busisness]," papar Agus.
Sebelumnya, Project Manajer ITF Bawuran, Andre Sulistyawan mengatakan saat ini pengerjaan pembangunan fisik telah mencapai 70%. Hanya saja, untuk pembiayaan untuk penyelesaian sisa 30% pembangunan fisik ITF Bawuran sampai saat ini belum ada kejelasan.
Adapun sisa 30% pembangunan ITF Bawuran yang belum diselesaikan itu mencakup penyelesaian bangunan secara keseluruhan, finishing, dan fasilitas umum serta fasad dari bangunan ITF Bawuran.
BACA JUGA: Bangunan Fisik ITF Bawuran Sudah 70 Persen, Belum Tahu Kapan Rampung
Padahal, kata Andre, sesuai dengan perjanjian kerja sama operasional (KSO) antara Perumda Aneka Dharma dengan PT Dhaha Putra Dewa ada klausul penyelesaian pembangunan ditangani oleh PT tersebut. "Termasuk pembiayaannya [pembiayaan penyelesaian 30 persen kekurangan," katanya.
Andre juga mengakui bahwa pasca-penandatanganan KSO dan selesainya pengerjaan 70% bangunan fisik ITF Bawuran, dia kemudian tidak dilibatkan lagi oleh Perumda Aneka Dharma. Sehingga, dia mengaku sampai saat ini belum bisa memastikan kapan ITF Bawuran selesai pembangunannya. "Karena setelah diambil alih investor, saya juga tidak aktif dilibatkan," kata Andre.
Duia mengungkapkan sejak awal telah ditunjuk oleh Perumda Aneka Dharma dan vendor alat dari Sidoarjo untuk membangun ITF Bawuran mulai dari nol. Baik pembangunan fisik maupun alat, Andre selama ini diikutkan dalam prosesnya. "Tapi setelah adanya investor, saya tidak aktif dilibatkan," jelasnya.
Terkait dengan kondisi alat, Andre mengaku saat ini aman. Sebab, hanya ada 3 bagian alat dari belasan bagian alat yang telah datang dan disimpan di lokasi ITF Bawuran. Sisanya, alat masih ada di Sidoarjo dan belum dikirim.
Sementara hingga berita ini diturunkan, Direktur Utama Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka serta Humas ITF Bawuran, Romo In Nugroho masih belum bisa dihubungi. Beberapa kali usaha Harianjogja.com menghubungi via telepon dan mengirim pesan tidak direspons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News