 Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli. Dok. Nursinta
Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli. Dok. NursintaKabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus menggencarkan aksi nyata pencegahan banjir dengan mengedepankan edukasi dan kolaborasi lintas elemen masyarakat.
Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli, menegaskan bahwa upaya penanggulangan bencana tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada kesadaran kolektif warga terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan.
“Kami melakukan aksi-aksi pencegahan seperti pembersihan pantai, selokan, dan kanal secara rutin. Kami juga mengundang semua stakeholder yang ingin terlibat dalam kegiatan kebersihan karena itu bagian dari upaya mencegah banjir,” ujar Fadli, Jumat (31/10).
Menurutnya, kegiatan bersih pantai dan kanal yang dilakukan BPBD bukan sekadar seremonial atau aksi rutin, melainkan bagian dari strategi edukasi kepada masyarakat.
Ia menilai, keberhasilan mitigasi bencana akan terwujud apabila masyarakat turut menumbuhkan kepedulian dan melakukan hal serupa secara mandiri.
“Tujuan kami bukan berapa banyak sampah yang diambil saat turun ke lapangan, tapi pesan yang disampaikan kepada masyarakat agar mereka tergerak melakukan hal yang sama. Kalau masyarakat sudah sadar, maka kita semua berkontribusi dalam mencegah banjir dan menjaga lingkungan,” jelasnya.
BPBD Makassar, kata Fadli, secara rutin menggelar Jumat Bersih dengan melibatkan unsur masyarakat, relawan, dan stakeholder lintas sektor. Tidak hanya di darat, tim BPBD juga menurunkan perahu karet untuk membersihkan kanal dan wilayah pantai. Fadli menyebut, kegiatan tersebut terbuka bagi siapa pun yang ingin berkolaborasi.
“Kami apresiasi kalau ada pihak yang ingin ikut serta dalam pembersihan pantai. Ini kerja kolektif, bukan kerja satu lembaga. Karena persoalan banjir dan bencana lain seperti kebakaran hanya bisa dihadapi dengan semangat kolaborasi,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa upaya pencegahan banjir juga didukung oleh sistem peringatan dini (early warning system) yang memantau tiga sungai utama di Kota Makassar. Sistem ini akan memberikan informasi cepat untuk langkah antisipatif ketika potensi banjir terdeteksi.
Fadli juga mengapresiasi dukungan penuh Wali Kota Makassar, yang disebutnya sangat peduli terhadap kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas personel BPBD. Dukungan itu mencakup penguatan peralatan hingga peningkatan kemampuan petugas di lapangan.
“Pak Wali selalu menekankan bahwa personel BPBD harus gagah, tangguh, dan lengkap saat turun ke lokasi. Tidak boleh menyelamatkan warga tapi perlengkapan tidak siap. Beliau juga mendorong agar masyarakat yang ingin membantu tetap mengikuti prosedur keselamatan,” ungkapnya.
Fadli menambahkan, pihaknya kini tengah mempersiapkan peluncuran sistem baru yang akan meningkatkan kecepatan deteksi dini bencana.
“Ada rentang informasi di situ, otomatis berbunyi saat potensi muncul. Nanti akan kami sosialisasikan saat launching-nya,” ujarnya.
Dengan jumlah penduduk yang besar dan karakter geografis yang kompleks, Makassar disebut sebagai salah satu kota dengan risiko multi bencana di Indonesia. Karena itu, semangat kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama.
“Makassar ini kota besar, penduduknya padat, dan risikonya beragam. Jadi kami dorong semangat baru: BPBD yang tangguh, masyarakat yang peduli, dan kolaborasi yang nyata. Inilah modal utama agar kita siap menghadapi segala bentuk bencana,” tutup Fadli.

















































