Tugu Jogja. - Harian Jogja
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah pusat berencana memotong Dana Keistimewaan (Danais) DIY cukup signifikan pada 2026, menjadi Rp500 miliar.
Menanggapi hal ini, Ekonom sekaligus Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Edy Suandi Hamid mengatakan pemangkasan Danais pasti akan mengganggu berbagai perencanaan pembangunan di DIY. Dimana sebagian didukung oleh Danais.
Selain itu, menurutnya pemotongan Danais juga akan mengganggu berbagai program yang sedang berjalan. Mengingat Danais cukup signifikan dalam mendorong pembangunan DIY.
BACA JUGA: Temui Sultan HB X, Fraksi Gerindra Siap Perjuangkan Danais ke Pusat
Menurutnya ini merupakan penurunan yang terus berlanjut sejak 2023. Jika pada 2026 benar dipangkas menjadi Rp500 miliar, maka ini akan menjadi Danais terkecil kedua sejak diluncurkan 2013.
"Maka ini pasti mengganggu berbagai perencanaan pembangunan di DIY, yang sebagian didukung Danais," ucapnya, Selasa (26/8/2025).
Dia menyampaikan implikasi dari hal ini perlu dilakukan kajian dan revisi dari program berjalan yang didanai Danais. Meski dipastikan tidak mudah melakukannya.
Pemerintah daerah (Pemda) DIY menurutnya harus memetakan mana program yang harus dihentikan, ditunda, dan yang bisa terus berjalan. Sehingga perlu ada skala prioritas.
"Disamping itu mau tidak mau efisiensi harus ditingkatkan, dan setiap rupiah yang ada harus digunakan seefisien dan seefektif mungkin, tidak ada pemborosan apalagi penyalahgunaan dana," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk mengkompensasi pemangkasan ini, perlu ada upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini perlu dilakukan meskipun tidak mudah. "Di tengah ekonomi sulit saat ini," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan ia tidak akan melobi pemerintah pusat terkait pemangkasan Danais ini. Sri Sultan mengatakan tidak dilakukannya negosiasi itu karena memiliki beban politik dan sejarah terkait kemunculan danais tersebut.
"Saya tidak mau dalam pengertian politik danais itu sebagai bentuk dipersamakan dengan waktu swargi kesembilan [Sri Sultan HB IX] membantu membiayai republik," tuturnya.
Menurutnya, Sri Sultan HB IX memberi bantuan tersebut ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, sehingga dirinya tidak bisa mengharapkan bantuan lebih dari Danais. "Jadi dikurangi ya sudah. Kondisinya memang begitu. Saya yakin kalau kondisi ekonomi membaik pasti akan ditambah." (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News