Joglo milik warga Mlati yang rata dengan tanah. - Istimewa/BPBD Sleman
Harianjogja.com, SLEMAN—Hujan deras yang mengguyur di wilayah Sleman sejak Kamis (7/11/2024) mengakibatkan sejumlah peristiwa. Selain ada bangunan joglo ambruk di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati juga dilaporkan adanya pohon ambruk di sejumlah titik.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan terus mendata kejadian atau peristiwa yang diakibatkan hujan deras disertai angin kencang pada Kamis siang.
Dia mencatat ada satu joglo di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi ambruk rata dengan tanah. Meski demikian, dipastikan dalam musibah ini tidak ada korban sama sekali. “Kemungkinan terkena angin kencang sehingga bangunan joglo ambruk,” katanya, Kamis sore.
Menurut dia, tim reaksi cepat BPBD Sleman sudah bergerak ke lokasi untuk penangan serta asesmen di lokasi kejadian. Ambruknya joglo, bukan satu-satunya kejadian yang tercatat akibat cuaca ekstrem pada Kamis.
Bambang mengakui ada beberapa peristiwa lain seperti atap rumah warga di Padukuhan Buntalan, Sidoagung, Godean rusak dan berterbangan akibat embusan angin kencang. Dampak lain dari peristiwa ini terjadi gangguan kelistrikan dikarenakan atap galvalum yang terbang mengenai instalasi listrik. “Proses pengambilan menunggu PLN karena takut ada aliran listrik di galvalum yang nyangkut,” katanya.
Bambang menambahkan, juga ada peristiwa pohon tumbang yang menutup akses salah satu sekolah di Kapanewon Gamping. Di Kalurahan Margoluwih, Seyegan juga ada laporan pohon Sonokeling ambruk menimpa musala dan di Kalurahan Margomulyo juga ada pohon ambruk. “Masih terus kita data. Hingga sekarang aman terkendali karena tidak ada laporan korban dalam peristiwa ini,” katanya.
Prakirawan Cuaca, Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Muhammad Nur Hadi mengatakan sudah membuat pengamatan berkaitan dengan cuaca. Diprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di kisaran 200-500 mm terjadi di wilayah DIY pada November ini.
Kondisi tersebut diperkirakan terjadi hingga awal tahun sehingga adanya cuaca ekstrem dapat berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi. “Untuk Desember masuk kriteria menengah sampai sangat tinggi di kisaran 200 mm sampai dengan kurang dari 500 mm. adapun Januari 2025 itensitas hujan semakin tinggi dengan curah 301 mm sampai kurang dari 500 mm,” kata Nuh, Senin (4/11/2024).
Menurut dia, BMKG telah mengimbau kepada Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan potensi hujan es yang bisa terjadi pada periode tiga bulan ke depan. Guna mengurangi risiko, dapat dilakukan dengan langkah mitigasi seperti membersihkan saluran air dan melakukan penyesuaian pola tanam. “Upaya mitigasi harus dilakukan seperti membersihkan saluran-saluran air, memangkas dahan pohon, memastikan kekuatan baliho-baliho di jalan raya dan tindakan-tindakan mitigasi bencana lainnya,” katanya.
Secara keseluruhan, Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengungkapkan di Kapanewon Mlati, hujan dan angin menyebabkan dua pohon tumbang.
Satu pohon jati menimpa rumah warga yang menyebabkan enam buah asbes pecah, sedangkan satu pohon lainnya berjenis mlanding tumbang dan sempat menutup jalur lambat Jl. Pajajaran.
Tak hanya itu, masih di Kapanewon Mlati angin yang terjadi juga membuat sebuah joglo ambruk. "Di Sanggrahan, Tirtoadi, Joglo roboh diterjang angin kencang, [saat ini] belum terkondisi," kata Makwan, Kamis (7/11/2024).
Selain di Mlati, hujan dan angin juga berdampak Kapanewon Godean, Gamping hingga Seyegan. Makwan mengatakan jika di Godean angin bakan menyebabkan sejumlah atap galvalum terbang. "Di Sidoagung atap galvalum berterbangan menimpa jaringan listrik, [saat ini] belum terkondisi," ungkapnya.
Pohon tumbang juga menimpa Puskesmas Pembantu Trihanggo, Gamping. Adapun pohon yang tumbang jelas Makwan menimpa bagian atap Puskesmas. Saat ini tim tengah mengevakuasi pohon tersebut. "Di SD Duta Bhakti, pohon diameter 80 senti tumbang menutup pintu sekolah," imbuhnya.
Bergeser ke Seyegan, pohon waru berdiameter 30 senti tumbang menimpa rumah warga di Margomulyo. Di Margoluwih pohon sono keling diameter 40 senti tumbang menimpa Mushola Baitusalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News