Takeda Perkuat Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dengue di Indonesia

1 week ago 5

Takeda Perkuat Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dengue di Indonesia Kegiatan Pelatihan dan Lokakarya (Pentaloka) Nasional ADINKES pada tanggal 5/7 November 2024 di Jogja.ist

Harianjogja.com, JOGJA– Penanggulangan penyakit dengue di Indonesia membutuhkan kolaborasi dari semua pihak. Kolaborasi antara pemerintah dan swasta dibutuhkan misalnya dengan cara meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan di daerah.

Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sampai dengan minggu ke-41 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue di Indonesia dengan 1.210 kematian, dan Jawa Tengah menjadi daerah keempat dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 13.175.

Ketua Umum Pentaloka Nasional Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 2024, M Subuh mengatakan untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia, pihaknya menggelar Pelatihan dan Lokakarya (Pentaloka) Nasional ADINKES pada tanggal 5-7 November 2024 di Jogja.

Menurutnya, Pentaloka Nasional ADINKES 2024 menjadi momentum penting meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan di daerah. "Melalui kolaborasi dalam forum ini, kami dapat memperluas wawasan dan keterampilan para tenaga kesehatan untuk siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan, termasuk dalam bidang kardiovaskular, dengue, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dan lain sebagainya," katanya melalui keterangan persnya, Kamis (7/11/2024).

BACA JUGA: Pakar Kesehatan Sarankan Pemerintah untuk Penyelidikan Epidemiologis Cacar dan Gondongan

Subuh juga mengapresiasi Takeda Innovative Medicines atas partisipasinya dalam acara tersebut. Keikutsertaan Takeda Innovative Medicines dalam kegiatan tersebut merupakan bentuk mendukung upaya bersama melawan penyakit dengue. "Kami juga menyampaikan apresiasi kepada PT Takeda Innovative Medicines atas kontribusi dan komitmen yang kuat dalam mendukung penguatan sistem kesehatan di Indonesia. Salah satunya melalui acara ini," tambahnya.

Dalam acara ini, Takeda menghadirkan sesi diskusi panel bertajuk “Efektivitas Vaksinasi untuk Pengendalian Dengue” pada hari kedua, di mana para pakar berbagi wawasan kepada tenaga kesehatan lain, seputar pentingnya intervensi inovasi dalam mencegah penyebaran, serta keparahan infeksi dengue.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknechtù menyampaikan di Indonesia, semua orang berisiko terkena dengue sepanjang tahun, terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup mereka. Tidak hanya itu, selain mengancam jiwa, penyakit ini juga menimbulkan beban yang signifikan.

"Oleh karena itu, untuk melawan dengue, pencegahan memegang peran yang penting. Ada tiga hal yang dapat kita lakukan bersama, yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar dengue serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan mAndreas Gutknecht, enerapkan 3M Plus, serta memanfaatkan metode pencegahan yang inovatif," katanya.

Andreas menambahkan bahwa diperlukan tindakan kolektif untuk membuat perubahan dan memerangi dengue di Indonesia. Di Takeda, pihaknya berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam melawan dengue melalui pencegahan inovatif dan lebih dari itu.

"Kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan lain, seperti komunitas medis, akademisi, perusahaan atau sektor swasta, dan lainnya, untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” tegasnya.

BACA JUGA: Pemkot Jogja Komitmen Wujudkan Zero HIV/AIDS pada Tahun 2030

Sejalan dengan itu, Fadjar SM Silalahi, Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI yang mewakili Yudhi Pramono, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menyampaikan bahwa pemerintah telah menerapkan pendekatan yang menyeluruh melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025.

“Kami melihat bahwa kasus dengue di Indonesia angkanya masih terus bertambah. Kami mencatat, sampai dengan minggu ke-41 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian, yang berasal dari 482 Kabupaten/Kota di 36 Provinsi," katanya.

"Kami menyadari bahwa kasus dengue di Indonesia tidak bisa hilang begitu saja walaupun berbagai program PSN telah kita terapkan. Mulai dari larvasida, fogging fokus, penerapan Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan lain sebagainya," tambah Fadjar.

Pemerintah, lanjut Fadjar, telah menetapkan STRANAS Penanggulangan Dengue 2021-2025 melalui pencegahan terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Upaya ini tidak hanya fokus pada pengendalian vektor dan lingkungan, tetapi juga secara progresif mengadopsi metode pencegahan inovatif, termasuk vaksinasi dan nyamuk ber-Wolbachia.

Namun demikian, katanya, implementasi kebijakan ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta. "Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam penerapan strategi ini. Dengan adanya pendekatan inovatif yang kini semakin dapat diakses, diharapkan setiap lapisan masyarakat dapat memperoleh perlindungan yang lebih kuat dari bahaya dengue, yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara berkelanjutan,” jelasnya.

Fadjar mengapresiasi inisiatif dan komitmen pemerintah daerah yang terus berinovasi untuk memperkuat pencegahan dan pengendalian dengue di wilayah masing-masing. Ia menekankan bahwa peran aktif pemerintah daerah, bersama masyarakat, sangat penting untuk mencapai tujuan ‘Nol Kematian Akibat Dengue tahun 2030’.

Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang meluncurkan program publik vaksinasi dengue, diikuti oleh daerah lain, termasuk Kabupaten Probolinggo, yang telah mulai mengimplementasikan program serupa untuk melindungi warganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news