Tekan Prediabetes, Dokter Sarankan Tertib Diet dan Aktif Bergerak

8 hours ago 2

Harianjogja.com, SLEMAN—Metode penurunan berat badan, direkomendasikan sebagai terapi bagi penderita prediabetes. Simpanan lemak di tubuh yang berkurang, akan membuat tubuh lebih peka terhadap insulin dan mendongkrak kemampuan kerja insulin. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Endokrin Metabolik, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Ali Baswedan menyebutkan dalam penelitian diketahui bahwa penurunan berat badan sebesar kurang lebih 7 % dari berat awal terbukti menurunkan risiko perkembangan menjadi diabetes.

Kelebihan berat badan, terutama lemak di sekitar perut, kata Alk melemahkan kemampuan kerja insulin atau menurunkan sensitivitas insulin. 

"Akibatnya, gula darah cenderung meningkat dan meningkatkan risiko munculnya prediabetes. Semakin meningkat berat badan, semakin besar resikonya," kata Ali pada Senin (3/11/2025).

Prediabetes sendiri merupakan kondisi ketika kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal, tetapi tidak setinggi pada penderita diabetes tipe 2. Penurunan berat badan dianjurkan sebagai terapi sebab metode ini mengurangi jumlah dan aktivitas lemak tubuh, terutama di sekitar perut yang menjadi penyebab kelemahan resistensi insulin. 

Ali melanjutkan bahwa seseorang dengan tingkat obesitas dan riwayat keluarga diabetes, ditambah dengan pola hidup jarang beraktivitas fisik dan usia lebih dari 40 tahun, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi prediabetes. Karenanya, upaya penurunan berat badan kata Ali dapat mengurangi simpanan lemak di tubuh. 

Saat simpanan lemak di tubuh berkurang, tubuh lanjut ali akan lebih peka terhadap insulin sehingga kemampuan kerja insulin dapat meningkat. Selain itu, berkurangnya lemak tubuh kata dia juga menurunkan peradangan atau inflamasi dalam tubuh dan mengurangi produksi zat kimia yang menghambat kerja insulin. 

"Hasilnya glukosa darah lebih mudah masuk ke sel dan gula darah menurun," ujarnya.

Soal diet, Ali menegaskan bila diet tak sekadar persoalan target kilogram penurunan berat badan. Lebih dari itu, perubahan berupa lemak dalam badan berkurang yang mana mampu meningkatkan kemampuan kerja insulin. 

Massa otot yang bertambah disebut Ali menunjukkan bahwa gula darah (glukosa) lebih banyak terbakar di otot. Selanjutnya, sebaran lemak dalam tubuh merata sehingga metabolisme kata Ali bisa lebih baik. 

"Karena itu, kombinasi latihan beban untuk meningkatkan massa otot dan aerobik memberikan hasil terbaik," tegasnya.

Jika pada sebagian orang yang mengalami kesembuhan prediabetes atau pun gula darah yang kembali normal, aspek penurunan berat badan akan sangat bermakna. Akan tetapi, dia bilang hasilnya tergantung pada lamanya prediabetes, kondisi pankreas, dan kemampuan mempertahankan berat badan. 

"Jika berat badan naik lagi, kondisi pra diabetes muncul," ujarnya 

Ali menegakkan prediabetes seakan menjadi tanda lampu kuning suatu kondisi yang mengarah ke diabetes tipe 2 yang masih memungkinkan untuk kembali normal. Oleh karena itu berat badan dengan cara sehat seperti makan seimbang, aktif bergerak rutin, bisa menormalkan gula darah tanpa obat. 

"Kuncinya bukan obat, tetapi perubahan gaya hidup jangka panjang yang konsisten," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news