Ilustrasi ekspor impor. - Freepik
Harianjogja.com, JOGJA—Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024 memenangkan Donald Trump menjadi Presiden ke-47 AS. Kebijakannya yang proteksionis dan nasionalisme dikhawatirkan bisa menekan ekspor DIY ke AS, di mana AS menjadi negara tujuan ekspor utama DIY.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti mengatakan kebijakan Trump yang nasionalis dan proteksionis akan berdampak pada ekspor DIY ke AS, meskipun Indonesia bukan negara mitra utama AS. Dia menjelaskan di satu sisi Trump akan mengurangi atau menghambat impor yang masuk melalui metode non tarif maupun alasan lain seperti dumping.
Hal ini menurut Syam akan berdampak pada penurunan ekspor DIY. Akan tetapi di sisi lain dengan terhambatnya ekspor dari negara-negara mitra AS seperti China, Vietnam, dan Korea maka produk DIY memiliki kesempatan untuk masuk ke celah permintaan yang sebelumnya diisi oleh negara mitra AS. "Walaupun mungkin jumlah tidak banyak, kesempatan ini harus dimanfaatkan maksimal bagi pelaku usaha DIY," kata Syam, Jumat (8/11/2024).
Menurutnya peluang ini bisa dimanfaatkan untuk menyiasati dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan aturan yang akan diterapkan. Dia mengatakan selain memengaruhi ekspor ke AS, juga akan berpengaruh bagi ekspor DIY ke negara mitra AS. Sebab permintaan AS ke negara mitra utama berkurang, maka ekspor DIY ke negara mitra AS dimungkinkan juga akan berkurang.
Lebih lanjut dia mengatakan meski ada pembatasan impor AS dari China, ada kemungkinan produk China akan tetap ekspor ke AS melalui Indonesia. Baik barang setengah jadi, maupun barang yang sama sekali belum diproduksi.
Indonesia, termasuk DIY akan diuntungkan karena nilai ekspor akan meningkat. Tetapi kemungkinan lain akan semakin banyak produk masuk ke negara potensial seperti Indonesia, yang akhirnya juga masuk ke DIY. Dalam hal ini Pemerintah Pusat perlu mengantisipasi dengan berbagai aturan. "[Aturan] yang dampaknya bisa menghambat tetapi tidak menyalahi aturan perdagangan internasional," lanjutnya.
BACA JUGA: Donald Trump Jadi Presiden, Banyak Warga AS Berminat Pindah Negara
Sekretaris Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY, Susilo mengatakan sebagian barang ekspor Asmindo adalah ke AS sekitar 20%, tetapi mayoritasnya ke Eropa. Dia menduga mungkin akan ada kendala dampak dari kebijakan AS yang ingin memperkuat dalam negerinya melalui berbagai proteksi.
Dia menyebut upaya antisipasi perlu dilakukan seperti dengan negosiasi melalui Kementerian Luar Negeri. Stakeholder tersebut bisa melakukan negosiasi terkait tarif dan lainnya. "Kami harapkan nego-nego dari stakeholder itu menjadikan Indonesia bukan pada posisi dirugikan, perkuat nego," harapnya.
Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo mengatakan dampak kepada ekspor DIY perlu dilihat secara objektif. Jika yang diekspor adalah produk kerajinan yang AS tidak produksi kemungkinan tidak terdampak.
Ini menandakan impor oleh AS karena mereka butuh karena tidak ada pasokan di dalam negeri. Akan tetapi jika produk-produk yang AS punya pilihan, bisa saja terdampak. "Sebagai eksportir harus menjaga daya saing produk, daya saing diukur dari kualitas yang mampu bersaing di pasar internasional kedua harga kompetitif," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News