Tingkatkan Respons Penanganan Korban, Dispar DIY dan RSA UGM Latih 70 Pengelola Wisata Air

17 hours ago 3

Tingkatkan Respons Penanganan Korban, Dispar DIY dan RSA UGM Latih 70 Pengelola Wisata Air Pengelola wisata air mengikuti Pelatihan Respons Cepat Kasus Kegawatan Kesehatan pada Area Destinasi Wisata Air di Pendopo Pantai Parangtritis DIY pada Selasa (26/11/2024). - Stefani Yulindriani

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata (Dispar) DIY bersama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menggelar Pelatihan Respons Cepat Kasus Kegawatan Kesehatan pada Area Destinasi Wisata Air di Pendopo Pantai Parangtritis DIY, Selasa (26/11/2024). Kegiatan tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan pengelola wisata air dalam menghadapi kasus kegawatdaruratan di wisata air.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar DIY, Antarikso Trisno Bawono menyampaikan destinasi wisata air dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahunnya.

Beberapa destinasi wisata air yang kerap dikunjungi wisatawan antara lain pantai, air terjun dan susur sungai. Disana, menurut Antariksa telah terjadi beberapa kecelakaan (laka) air dalam beberapa tahun belakangan. 

Antariksa menilai, kejadian laka air tersebut dapat dimitigasi oleh pengelola wisata setempat. Selain itu, ketika laka air telah terjadi, maka pengelola wisata juga memiliki kewajiban untuk segera menolong korban laka air. Untuk itu, menurutnya, pengelola wisata setempat perlu memiliki kemampuan untuk mitigasi dan menangani kejadian tersebut. 

Untuk itu, pihaknya menggandeng RSA UGM untuk memberikan pelatihan respons cepat kasus kegawatan kesehatan di destinasi wisata air di Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo. “Kami menyambut baik kegiatan ini. Ini kerja sama antara Pemda DIY dan RSA UGM. Kami menyoroti keamanan dan keselamatan bagi wisatawan sebagai salah satu isu yang menjadi concern kami,” ujarnya, Selasa (26/11/2024).

Dalam pelatihan tersebut, pengelola wisata akan diedukasi terkait dengan mitigasi dan penanganan laka air. Selain itu, ada pula simulasi yang dilakukan untuk memastikan edukasi yang disampaikan telah dipahami dengan tepat oleh para pengelola wisata. 

“Tujuan akhir [kegiatan pelatihan] untuk mengantisipasi kecelakaan di destinasi wisata air. Kita harus mengantisipasi, bila terjadi kegawatan kesehatan harus cepat ditangani,” ujarnya. 

Dia pun berharap agar kegiatan tersebut dapat memperkuat citra pariwisata DIY yang menawarkan wisata aman bagi wisatawan. 

Sementara Konsultan Bedah Rekonstruksi Pinggul, Lutut, dan Dewasa, Kepala Instalasi Health Tourism and Wellness RSA UGM, dr. Luthfi Hidayat, Sp. OT (K) menyampaikan pengelola wisata perlu memiliki kemampuan untuk menangani kasus kegawatdaruratan.

Menurutnya, pengelola wisata perlu memahami cara penanganan kasus kegawatdaruratan, dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat yang dapat melayani kejadian tersebut.  “Kami membuat kegiatan pelatihan, di sini kita bisa berdiskusi dan mendapatkan respons sehingga angka kejadian [kegawatan di destinasi wisata air] dapat lebih kecil,” ujarnya. 

Sementara Pengurus Harian Academic Health System (AHS) UGM, dr. Haryo Bismantara, MPH menyampaikan kegiatan tersebut dapat memperkuat sektor pariwisata di DIY dari segi kesehatan.

Menurutnya, pelatihan tersebut dapat mendukung terwujudnya pariwisata DIY yang sehat dan aman. “Kita perlu memiliki SDM yang dapat membantu wisatawan agar sehat dan aman. Mereka [pengelola wisata] perlu terlatih untuk mengatasi situasi gawat darurat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news