Trump Pimpin Lagi AS, Begini Nasib Ekspor DIY ke Amerika Serikat

1 week ago 3

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY meminta Pemerintah Pusat mengantisipasi munculnya kebijakan nasionalis dan proteksionis di sektor perdagangan internasional yang diterapkan Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump dikabarkan menang dalam Pemilu negara itu. Pasalnya, AS menjadi negara dengan tujuan ekspor terbesar oleh DIY selama beberapa tahun terakhir. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Syam Arjayanti mengatakan meskipun Indonesia bukan negara mitra utama bagi AS, kebijakan proteksionisme yang diterapkan Trump, seperti pembatasan impor dan penerapan tarif bea masuk yang tinggi, berpotensi mengurangi ekspor dari DIY ke AS. 

"Metode nontarif, seperti kebijakan antidumping dan pengenaan tarif tinggi, diprediksi akan membatasi akses produk DIY ke pasar AS," kata dia, Jumat (8/11/2024).

Namun, di sisi lain, kebijakan ini membuka peluang bagi produk-produk DIY untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan oleh negara-negara mitra utama AS, seperti China, Vietnam, dan Korea Selatan yang mengalami penurunan ekspor ke AS akibat kebijakan proteksionis Trump. "Meski tidak signifikan, produk DIY memiliki kesempatan untuk masuk dan memenuhi permintaan yang sebelumnya diisi oleh negara-negara tersebut," kata Syam.

BACA JUGA: Viral, Bayi Kuda Nil Thailand Ini Sejak Awal Ramal Donald Trump Menangi Pilpres AS

Namun, peluang tersebut harus dimanfaatkan dengan hati-hati. Pelaku usaha di DIY diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan cara yang cerdas, seperti mempersiapkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan menyiasati peraturan-peraturan baru yang kemungkinan akan diterapkan oleh pemerintah AS.

Selain dampak langsung pada ekspor DIY ke Amerika Serikat, kebijakan Trump juga berpotensi mempengaruhi ekspor ke negara-negara mitra utama AS lainnya. "Karena permintaan dari AS terhadap negara-negara mitra utama akan berkurang, ekspor DIY ke negara-negara ini juga berpotensi menurun," ungkap Syam. Hal ini akan mempengaruhi daya saing produk DIY di pasar internasional, terutama jika pasar-pasar utama ini mengalami penurunan permintaan.

Selain itu, Syam juga mengidentifikasi kemungkinan dampak lain dari kebijakan Trump terkait dengan pembatasan impor dari China. Ia menyebutkan bahwa meskipun China mendapatkan pembatasan langsung dalam ekspor ke AS, ada kemungkinan besar produk-produk China tetap akan masuk ke AS melalui Indonesia, baik dalam bentuk barang setengah jadi maupun produk yang belum diproduksi di Indonesia.

"Jika ada investasi perusahaan China di Indonesia, produk mereka bisa diekspor ke AS melalui Indonesia," jelas Syam. 

Hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia, termasuk DIY, karena nilai ekspor Indonesia, khususnya DIY, akan meningkat. Namun, hal ini juga memerlukan pengawasan ketat dari pemerintah pusat, agar tidak ada praktik yang melanggar aturan perdagangan internasional.

Meski demikian pada periode 2017-2021 saat Trump pernah menjabat sebagai Presiden AS justru nilai ekspor DIY ke negara tersebut mengalami kenaikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2017, nilai ekspor DIY ke AS tercatat sebesar US$ 146,1 juta, setara dengan 37,39 persen dari total ekspor DIY. Angka ini terus meningkat setiap tahunnya, dengan nilai ekspor pada 2021 mencapai US$ 231,6 juta, atau 41,51 persen dari total ekspor DIY.

"Pada periode 2017 hingga 2021, Amerika Serikat menjadi pasar ekspor terbesar bagi DIY, meskipun belum ada perjanjian bilateral resmi antara AS dan Indonesia. Namun, pemerintah AS memberikan kemudahan seperti pengurangan atau bahkan pembebasan tarif bea masuk untuk produk-produk Indonesia," ujar Syam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news