9.636 Lembaga Pendidikan Islam Ikuti TKA Hari Ini

8 hours ago 4
9.636 Lembaga Pendidikan Islam Ikuti TKA Hari IniSiswa madrasah melakukan tes berbasis komputer. Dok. Ist

KabarMakassar.com — Kementerian Agama (Kemenag) mulai menggelar Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa madrasah dan santri pondok pesantren hari ini, Senin (03/11).

Ujian berbasis digital ini dilaksanakan serentak di 9.636 lembaga pendidikan Islam di seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, mengatakan penyelenggaraan TKA merupakan langkah strategis dalam transformasi pendidikan Islam menuju sistem yang lebih kompetitif, terukur, dan setara dengan sekolah umum.

“TKA akan menjadi salah satu instrumen penilaian akademik baru bagi siswa madrasah. Hasil tes ini nantinya juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator penerimaan di perguruan tinggi negeri, khususnya yang akan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi,” ujar Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno.

TKA 2025 dilaksanakan secara daring (online) dengan tiga sesi ujian setiap harinya. Ujian mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, serta dua mata pelajaran pilihan sesuai jurusan dan minat siswa.

Pelaksanaan hari ini menandai dimulainya gelombang I bagi jenjang Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), yang akan berlangsung hingga Selasa (04/11).

Gelombang II dijadwalkan pada 5–6 November, sementara ujian untuk pondok pesantren digelar pada 8–9 November 2025.

Menurut data Kemenag, pelaksanaan TKA diikuti oleh 8.969 Madrasah Aliyah (MA) dengan 445.184 peserta (191.900 laki-laki dan 253.284 perempuan). Kemudian 5 Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dengan 153 peserta, serta 662 Pondok Pesantren dengan 15.288 peserta.

Sebagian besar lembaga melaksanakan ujian secara mandiri, sementara sisanya menerapkan sistem source sharing dengan lembaga terdekat.

“Antusiasme madrasah dan pesantren luar biasa. Ini menunjukkan kesadaran bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menegakkan keadilan dalam penilaian akademik,” kata Suyitno.

Ia menjelaskan, pelaksanaan TKA menggantikan model Ujian Nasional (UN) yang telah dihapus, namun dengan pendekatan yang lebih modern.

“TKA akan fokus pada penguasaan konsep dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kita ingin memastikan lulusan madrasah memiliki kemampuan yang setara, bahkan bisa lebih unggul dari lulusan sekolah umum,” jelasnya.

Sebelum pelaksanaan TKA, Kemenag bersama Kemendikbudristek telah melakukan Sinkronisasi Data dan Sistem Pelaksanaan Utama TKA 2025 pada 1–2 November. Tahapan ini memastikan kesiapan sistem jaringan, bank soal, serta perangkat ujian daring di seluruh satuan pendidikan.

“Digitalisasi asesmen ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga langkah membangun budaya integritas dan akuntabilitas berbasis teknologi,” tegas Suyitno.

Dia menegaskan, TKA bukan sekadar ujian, tetapi bagian dari reformasi sistem penilaian nasional untuk memetakan mutu pendidikan Islam secara objektif dan berbasis data.

“Kita ingin memastikan setiap murid madrasah dan santri dinilai dengan standar yang sama, tidak lagi bergantung pada subjektivitas lembaga. Dari sini, kita bisa memetakan potensi pendidikan Islam dengan lebih presisi,” ujarnya.

“TKA bukan hanya tentang angka atau nilai. Ini tentang keadilan, masa depan anak-anak madrasah, dan kepercayaan publik terhadap pendidikan Islam,” tutupnya

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news