AI dan Strategi Baru di Pendidikan Kesehatan: AI Bukan Pengganti, Tapi Pendamping

2 days ago 13

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Kecerdasan buatan tengah mengubah cara perusahaan dan para CEO merancang masa depan bisnis mereka. Di tengah arus transformasi itu, CEO Adtalem Global Education, Steve Beard, mengatakan ada satu “pertanyaan ambang batas” yang selalu ia renungkan.

“Pertanyaannya adalah: apakah AI menjadi pelengkap dari apa yang kita lakukan, atau justru menjadi pengganti? Jawaban itu menentukan strategi kita dalam memanfaatkan teknologi. Bagi kami, kami percaya kuat bahwa AI adalah pelengkap,” ujar Beard.

Sebagai penyedia pendidikan kesehatan, Adtalem kini tengah menjajal berbagai penggunaan AI. Mulai dari tutor virtual yang membantu mahasiswa memahami materi, otomatisasi proses pendaftaran agar urusan transfer kredit hingga pencarian bantuan keuangan lebih mudah, hingga uji coba alat bantu kerja yang meningkatkan produktivitas karyawan. Beard mendorong perusahaannya untuk benar-benar memanfaatkan peluang baru ini.

Dilansir dari laman CNBC, Ia juga memikirkan bagaimana AI mengubah dunia kesehatan itu sendiri, dan bagaimana menyiapkan mahasiswa untuk industri yang kini bergerak secepat teknologi yang mendukungnya.

Namun, perjalanan itu tidak tanpa tantangan. Sejumlah dosen awalnya ragu, khawatir AI akan menggantikan peran mereka dalam mendampingi mahasiswa. Beard pun berhati-hati agar perusahaan tidak terjebak pada “AI hanya karena tren,” dan menegaskan pentingnya pertanyaan dasar: “Apa masalah bisnis yang ingin kita selesaikan?” Alih-alih menjejalkan AI ke semua sudut organisasi, Beard ingin solusi yang benar-benar relevan.

“Kami ingin investasi yang tahan lama, karena solusi AI hari ini akan sangat berbeda dari solusi AI lima tahun ke depan,” ujarnya.

Sejak menjabat CEO Adtalem empat tahun lalu, Beard memang berfokus pada transformasi, mulai dari mengintegrasikan akuisisi penting, mengarahkan kembali perusahaan pada pendidikan kesehatan, hingga mencari sinergi di lima institusi yang berada di bawah payung Adtalem. Banyak pelajaran dari perjalanan itu yang kini ia terapkan dalam strategi AI perusahaan.

“Semua orang suka perubahan, selama perubahan itu untuk orang lain. Setiap upaya perubahan besar itu sulit. Menurut saya, perjalanan itu harus dimulai dari sisi emosional, membangun visi masa depan yang benar-benar bermakna bagi komunitas kita,” jelasnya.

Untuk memastikan seluruh organisasi berjalan seirama, Beard menerapkan pendekatan yang ia sebut “middle-down”.

“Kebanyakan orang melihat ke manajer terdekat mereka untuk memahami apa arti perubahan bagi mereka. Karena itu, Adtalem memprioritaskan membekali dua hingga tiga lapisan manajemen teratas dengan pemahaman dan alat yang diperlukan untuk menyampaikan visi perusahaan dengan percaya diri,” kata Beard.

Seiring perjalanan transformasi AI berjalan, Beard menegaskan fokusnya tetap pada tujuan utama: kesuksesan mahasiswa. Itu menjadi benang merah dari seluruh keputusan investasi teknologi.

“Kami mengarahkan investasi AI pada area dengan peluang pengembalian terbesar. Walaupun porsi investasi AI meningkat, kami yakin nilai ekonominya juga meningkat — baik untuk perusahaan, maupun untuk mahasiswa,” terangnya.

Di luar pekerjaan, Beard pun sudah menemukan kegunaan AI dalam hidupnya sehari-hari: membantu mengerjakan PR matematika anaknya, mempercepat proses menulis, hingga menjadi partner brainstorming saat ia memikirkan argumen tandingan suatu ide.

“Saya rasa ini sumber daya yang luar biasa. Saya belum melakukan pencarian dengan mesin pencari biasa selama enam atau tujuh bulan. Mungkin saya bahkan tidak akan kembali menggunakannya,” jelasnya.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news