Antisipasi Banjir, 321 Personel Satgas Drainase Disiagakan 24 Jam di Tiga Wilayah Makassar

3 weeks ago 17
Antisipasi Banjir, 321 Personel Satgas Drainase Disiagakan 24 Jam di Tiga Wilayah MakassarPembersihan Drenase Kota Makassar (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Kepala Bidang Drainase dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, Lukmanul Hakim, memastikan bahwa sebanyak 321 personel Satuan Tugas (Satgas) Drainase telah disiagakan menghadapi musim penghujan tahun ini.

Seluruh personel akan bertugas selama 24 jam penuh di lapangan untuk memastikan seluruh saluran air dan kanal berfungsi dengan optimal dalam mencegah banjir dan genangan di wilayah perkotaan.

“Menghadapi musim hujan tahun ini, kami menurunkan 321 Satgas Drainase yang disiagakan di tiga wilayah utama kota,” ujar Lukman di Makassar, Selasa (04/11).

Menurutnya, tiga wilayah diantaranya Tamalanrea, Panakkukang, dan Manggala merupakan kawasan yang paling rawan genangan berdasarkan evaluasi data hujan dan sistem drainase yang dimiliki Pemkot Makassar.

Para personel Satgas dibagi dalam tim kecil yang siaga bergiliran di lapangan, dengan dukungan peralatan berat dan armada pengangkut sedimen.

“Personel bekerja secara bergantian untuk memastikan air tidak meluap. Fokus kami adalah pada pengerukan kanal, pembersihan saluran air, dan penanganan cepat di titik-titik genangan,” jelasnya.

Lukman mengatakan, seluruh kegiatan operasional Satgas Drainase dikendalikan dari Posko Dinas PU Kota Makassar, yang berfungsi sebagai pusat koordinasi dan pengawasan. Posko ini terhubung langsung dengan tim lapangan dan sistem laporan masyarakat untuk memastikan setiap aduan genangan bisa ditangani secara cepat dan terukur.

“Begitu ada laporan dari masyarakat terkait genangan, tim langsung bergerak ke lokasi. Kita tidak menunggu air naik terlalu tinggi, prinsipnya adalah respon cepat,” tegasnya.

Sebagai bagian dari langkah preventif, Dinas PU telah melakukan operasi lapangan sejak awal musim hujan. Salah satu kegiatan besar dilakukan pada Jumat (31/10) lalu, ketika Satgas diturunkan untuk membersihkan saluran di Jl Urip Sumoharjo, Jl Perintis Kemerdekaan, dan Jl Paccerakkang. Kegiatan itu mencakup pengangkatan sedimen tebal, pembersihan drainase tersumbat, dan perbaikan minor pada jalur air yang rusak.

Selain fokus pada drainase lingkungan, Satgas juga memperluas pekerjaan ke kanal-kanal utama Makassar yang berfungsi sebagai jalur pembuangan air ke laut. Beberapa kanal prioritas di antaranya Kanal Jongaya dan Kanal Pabaeng-baeng yang menjadi penopang sistem pengendalian banjir kota. Saat ini, pekerjaan di Pabaeng-baeng telah bergerak ke arah utara menuju kawasan Banta-bantaeng.

“Kami juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWSPJ) untuk pengerjaan kanal yang masuk dalam kewenangan balai. Kanal besar ini perlu kerja ekstra karena penanganannya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, makanya Dinas PU ikut melakukan backup lapangan,” ujar Lukman.

Ia menambahkan, sejak awal 2025 hingga kini, Satgas Drainase telah mengeluarkan sedikitnya 538 truk sedimen dari kanal dan drainase tersier di seluruh Makassar.

Material lumpur dan tanah hasil pengerukan itu tidak dibuang, melainkan dimanfaatkan untuk penimbunan kawasan Stadion Untia, sebagai bagian dari kebijakan efisiensi anggaran daerah.

“Kita minimalkan pengeluaran pemerintah dengan memanfaatkan sedimen hasil pengerukan sebagai material timbunan di Untia. Ini langkah efisien sekaligus ramah lingkungan,” paparnya.

Lukman juga menegaskan, upaya pengendalian banjir tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat. Ia mengimbau warga untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke saluran air. Menurutnya, penyumbatan drainase akibat sampah rumah tangga masih menjadi penyebab utama genangan di sejumlah titik kota.

“Dengan kolaborasi aktif antara Satgas dan masyarakat, mari ki’ jaga kebersihan lingkungan ta’. Jangan ki’ buang sampah sembarangan karena itulah penyebab utama genangan,” imbau Lukman.

Melalui kesiapsiagaan ini, Dinas PU Makassar menargetkan agar kejadian genangan dapat diminimalkan secara signifikan selama puncak musim hujan. Pemerintah juga berkomitmen memperkuat sistem drainase perkotaan dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, balai sungai, dan masyarakat.

“Kami tidak hanya bergerak saat banjir terjadi, tapi jauh sebelumnya. Antisipasi adalah kuncinya,” tutup Lukmanul Hakim.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news