Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), saat Menghadiri Press Conference Pengungkapan Kasus Tindak Pidana Narkotika dan Pemusnahan Barang Bukti Narkotika (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan hukum dan penindakan semata, tetapi harus disertai dengan transformasi sosial di tengah masyarakat.
Menurutnya, pendekatan yang menitikberatkan pada pemberdayaan warga menjadi kunci agar wilayah yang selama ini dikenal sebagai ‘kampung narkoba’ dapat berubah menjadi kawasan yang produktif dan mandiri.
“Pemerintah tidak bisa hanya datang untuk menindak, tapi juga harus hadir menyembuhkan. Kami akan turun langsung dengan berbagai model pemberdayaan agar kawasan yang selama ini dianggap rawan bisa berubah menjadi lingkungan positif dan berdaya,” ujar Appi, menghadiri Press Conference Pengungkapan Kasus Tindak Pidana Narkotika dan Pemusnahan Barang Bukti Narkotika di Polrestabes Makassar, Senin (10/11).
Appi menilai bahwa pemberantasan narkoba harus menyentuh akar persoalan, yaitu aspek sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah terdampak. Ia menegaskan, sebagian besar kasus penyalahgunaan narkoba muncul karena rendahnya kesempatan ekonomi dan lemahnya pembinaan sosial.
“Banyak warga di kawasan rawan narkoba yang sebenarnya menjadi korban situasi sosial dan ekonomi. Karena itu, kita harus hadir memberi alternatif bukan hanya hukuman, tapi juga harapan,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah Kota Makassar akan memperkuat kerja sama lintas sektor dengan Polrestabes Makassar, BNN Provinsi Sulsel, serta lembaga penegak hukum lainnya. Tujuannya, menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar seluruh agenda pembangunan di Kota Makassar dapat berjalan aman dan berkelanjutan.
“Kami bersama kepolisian dan BNN terus berkoordinasi. Pemerintah hadir bukan hanya untuk membuat kebijakan, tetapi untuk memastikan keamanan dan ketenangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Selain itu, Appi mengingatkan bahwa perang terhadap narkoba tidak bisa hanya dibebankan kepada aparat penegak hukum. Ia menekankan bahwa tanggung jawab melawan narkoba merupakan komitmen bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas lokal.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Orang tua, guru, tokoh masyarakat, semuanya harus menjadi benteng pertama dalam melindungi anak-anak kita dari bahaya narkoba,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa upaya pencegahan melalui pendidikan dan penyadaran publik harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah. Pemkot, kata dia, akan memperluas program pembinaan sosial dan kegiatan ekonomi produktif di kawasan rawan narkoba agar masyarakat memiliki alternatif penghidupan yang sehat.
“Kami ingin masyarakat di wilayah tersebut menjadi bagian dari solusi, bukan korban dari peredaran gelap narkoba. Karena itu, kita dorong kegiatan ekonomi, pelatihan keterampilan, dan wadah sosial agar mereka bisa bangkit,” jelasnya.
Ia kemudian menegaskan bahwa Makassar harus menjadi kota yang tangguh dan bebas dari pengaruh narkotika. Ia memastikan pemerintahannya tidak akan memberi ruang bagi bandar, pengedar, maupun pengguna untuk menjadikan kota ini sebagai tempat persembunyian atau peredaran.
“Kami ingin membangun Makassar yang sehat, aman, dan produktif. Tidak boleh ada ruang bagi bandar, pengguna, maupun jaringan narkotika di kota ini. Perang melawan narkoba bukan sekadar tugas negara, tapi tanggung jawab moral kita bersama,” tegas Appi.
Langkah Pemkot Makassar ini diharapkan mampu mengubah paradigma penanganan narkoba dari pendekatan represif menjadi transformatif membangun masyarakat dari bawah agar bangkit dan kuat melawan ancaman narkotika yang merusak masa depan generasi muda.
Sebelumnya, Appi memberikan apresiasi tinggi kepada Polrestabes Makassar dan seluruh jajaran aparat penegak hukum atas keberhasilan mengungkap jaringan besar peredaran narkoba di berbagai wilayah Kota Makassar.
“Atas nama Pemerintah Kota Makassar, saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras pihak Kepolisian dan BNN dalam memerangi narkoba. Kami akan terus bersama-sama dengan seluruh pihak agar penyalahgunaan, peredaran, dan pemakai narkoba tidak bisa hidup nyaman di Kota Makassar,” tegas Appi.
Diketahui, sebanyak 20 kilogram narkotika berhasil disita dan dimusnahkan dalam kegiatan tersebut, dengan rincian 13 kilogram sabu, 1 kilogram cairan sintetik, dan 33.936 butir obat berbahan THD seberat 6 kilogram.


















































