Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin atau biasa disapa Appi, menegaskan dukungan penuh terhadap gerakan lingkungan bertajuk Rally Mulia Pro-Kasih (Mulia Program Kanal Bersih) yang diinisiasi komunitas Generasi Hijau Institute bersama berbagai elemen pemuda, lembaga, dan Pemerintah Kota Makassar.
Gerakan besar yang rencananya akan melibatkan sekitar 2.000 relawan ini dinilai sejalan dengan komitmen Pemkot Makassar dalam menata kanal sebagai bagian penting dari wajah kota.
“Kanal adalah wajah kota. Kalau kita ingin menjadikan Makassar lebih sehat, bersih, dan berdaya, maka kanal harus ditangani secara bersama-sama,” tegas Appi nama karibnya, Jumat (17/10).
Menurutnya, penanganan kanal bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kerja kolektif seluruh pihak mulai dari TNI/Polri, mahasiswa, komunitas, hingga warga sekitar. Namun, di balik semangat kolaborasi itu, ia mengakui masih banyak tantangan besar yang harus dihadapi.
Salah satunya, kata Munafri, adalah keberadaan bangunan liar di atas jalan inspeksi kanal serta kewenangan pengelolaan kanal yang sebagian berada di luar otoritas Pemkot Makassar.
“Jadi memang butuh koordinasi lintas lembaga. Tapi yang paling penting, kita harus berani menertibkan bangunan liar ini. Kalau jalan inspeksi tidak terbuka, kita tidak bisa membersihkan kanal dengan maksimal,” ujarnya tegas.
Selain faktor tata ruang, penumpukan sedimen di dasar kanal juga menjadi pekerjaan berat. Munafri mengungkapkan, pengalaman lapangan menunjukkan bahwa pembersihan kanal memerlukan armada besar dan peralatan khusus.
“Saya pernah coba, satu alat berat dan lima mobil truk tidak cukup. Baru bergeser sepuluh meter, sudah penuh lagi. Jadi harus ada kekuatan armada yang besar, termasuk alat amfibi untuk mengangkat sedimen,” jelasnya.
Meski menghadapi kendala teknis dan administratif, Munafri memastikan Pemkot Makassar akan mendukung penuh dari sisi sumber daya, armada, dan koordinasi lapangan.
Ia menilai, gerakan Generasi Hijau Institute bisa menjadi momentum memperkuat keterlibatan masyarakat dan mempercepat program penataan kanal yang telah dicanangkan pemerintah.
“Kita harus duduk bersama, hitung kekuatan personel, armada, dan strategi. Apakah satu etape diselesaikan satu kali, atau langsung dua etape supaya lebih cepat. Intinya, jangan dikerjakan parsial, tapi terintegrasi,” kata Appi.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa keberhasilan gerakan bersih kanal tidak hanya diukur dari fisik kanal yang bersih, tetapi juga dari perubahan perilaku masyarakat.
“Ini bukan sekadar bersih-bersih. Kita harus membangun kesadaran kolektif. Kanal harus menjadi ruang hidup yang sehat, aman, dan produktif. Kalau kanal tertata, bisa jadi jogging track, ruang ekonomi kreatif, bahkan ikon baru Kota Makassar,” tutup Appi.
