
KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan kembali pentingnya peran aktif seluruh masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
Ia bahkan mendorong penerapan kembali aturan tamu wajib melapor 1×24 jam serta menghidupkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) di seluruh wilayah Kota Makassar.
Pernyataan itu disampaikan Munafri saat membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Organisasi yang digelar di Hotel Novotel Grand Shayla Makassar, Jumat (17/10).
Menurutnya, kedua sistem tradisional itu terbukti efektif menekan angka kriminalitas dan memperkuat rasa kebersamaan warga.
“Aturan tamu wajib lapor 1×24 jam perlu diterapkan kembali. Ini bukan untuk membatasi kebebasan, tapi untuk mempermudah pengawasan dan memperkuat keamanan lingkungan,” tegas Munafri, yang akrab disapa Appi.
Ia menilai, kewajiban tamu melapor akan memudahkan aparat dan pemerintah setempat dalam mendeteksi potensi gangguan keamanan.
Selain itu, siskamling yang dulu menjadi tradisi warga dinilainya harus kembali dihidupkan bukan sekadar ronda malam, tetapi wadah memperkuat komunikasi sosial di masyarakat.
“Siskamling bukan hanya soal ronda, tapi bagaimana kita saling mengenal tetangga dan tahu apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Ini bagian dari membangun kepedulian sosial,” ujarnya.
Appi juga menyoroti kondisi sosial Kota Makassar yang dinilainya masih fluktuatif. Ia mengingatkan agar seluruh elemen pemerintah, TNI, Polri, dan organisasi masyarakat—memiliki satu persepsi dalam menjaga stabilitas.
“Kegiatan seperti ini harus dilanjutkan dengan cakupan lebih luas. Kita perlu menyatukan persepsi karena kondisi Makassar sekarang masih belum sepenuhnya stabil,” kata Appi.
Appi juga turut menyinggung fenomena meningkatnya kenakalan remaja dan aksi kriminalitas anak di bawah umur yang marak dalam beberapa waktu terakhir.
Ia menyebut, salah satu penyebab utama adalah lemahnya pengawasan keluarga serta dampak negatif dari penggunaan gawai dan media sosial.
“Hampir setiap hari kita dengar anak-anak sekolah terlibat tawuran atau balapan liar. Ini karena kurangnya kontrol di rumah dan paparan media digital yang tidak sehat. Pengawasan keluarga adalah benteng pertama pencegahan,” jelasnya.
Dalam konteks itu, Appi juga meminta aparat di tingkat RT dan RW memperkuat koordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga Kapolsek setempat. Ia menegaskan setiap RT di Makassar wajib memiliki jalur komunikasi cepat dengan aparat keamanan.
“Tidak boleh lagi ada RT atau RW yang tidak tahu nomor Kapolsek atau Babinsa. Semua harus terkoneksi supaya kalau ada masalah, penanganannya bisa cepat,” tegasnya.
Lebih jauh, Appi mendorong agar razia dan patroli malam kembali diaktifkan, terutama terhadap anak-anak yang berkendara tanpa izin atau melanggar aturan lalu lintas. Ia menilai langkah itu bukan bentuk hukuman, melainkan bagian dari upaya pencegahan dini.
“Banyak anak SMP sudah berani naik motor tanpa helm, bahkan ngebut di jalan. Razia harus dilakukan lagi agar ada efek jera,” katanya.
Appi juga mengajak ormas keagamaan, majelis taklim, dan kelompok pemuda untuk ikut berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang damai. Ia berharap kegiatan keagamaan bisa menjadi sarana pembinaan moral bagi anak-anak muda.
“Majelis taklim bisa membuat kegiatan pembinaan anak muda. Pemerintah siap mendukung supaya rumah ibadah juga jadi tempat pembentukan karakter sosial,” ucapnya.
Selain itu, ia menyinggung perlunya melibatkan masyarakat di sektor informal seperti buruh pelabuhan, pedagang, dan pekerja harian untuk diarahkan pada kegiatan produktif agar tidak mudah terjerumus dalam perilaku negatif.
Ia juga menegaskan bahwa menjaga keamanan bukan semata tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.
“Kita harus membangun pola pencegahan, bukan hanya penindakan. Kalau siskamling hidup, komunikasi warga baik, dan tamu wajib lapor jalan, maka Makassar akan jauh lebih aman,” tandasnya.