Bagaimana Sebaiknya Orang Tua Menyikapi ‘Smartphone’ yang Dimiliki Anak di Usia Muda

1 week ago 22

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Anak-anak kini memiliki smartphone di usia yang jauh lebih muda dibanding usia yang direkomendasikan banyak ahli. Temuan ini muncul dari survei terbaru Pew Research Center yang dirilis pada 8 Oktober lalu.

Mayoritas orang tua dengan anak berusia 11 hingga 12 tahun mengatakan anak mereka sudah memiliki ponsel pintar. Padahal, banyak pakar, termasuk penulis artikel menyarankan agar anak-anak tidak menggunakan media sosial (yang umumnya dapat diakses lewat smartphone) hingga mereka berusia sekitar 16 tahun.

Alasan paling umum yang dikemukakan orang tua agar mereka dapat lebih mudah menghubungi anak-anak mereka saat dibutuhkan. Survei yang dilakukan pada Mei lalu terhadap lebih dari 3.000 orang tua dengan anak berusia 12 tahun ke bawah ini memberikan gambaran jelas tentang betapa cepatnya teknologi menjadi bagian dari kehidupan anak-anak masa kini.

Baca Juga

“Yang paling mencolok dari penelitian ini adalah seberapa dini anak-anak sudah mulai berinteraksi dengan layar,” ujar Colleen McClain, peneliti senior Pew Research Center sekaligus penulis utama studi tersebut.

Meski sebagian besar orang tua sekitar 86% mengatakan mereka berupaya memastikan waktu layar anak tetap dalam batas wajar setiap hari, hampir separuh (47%) dari mereka yang memiliki anak usia 8 hingga 12 tahun mengakui masih bisa berbuat lebih baik dalam mengelola hal ini.

Masalahnya, banyak orang tua kesulitan menegakkan aturan yang sudah mereka buat. Meskipun 86% mengaku memiliki aturan soal penggunaan gawai, hanya 19% yang selalu menegakkannya secara konsisten. Tak heran, 80% orang tua merasa dampak negatif media sosial terhadap anak lebih besar daripada manfaatnya.

McClain menambahkan, karena survei ini hanya melibatkan orang tua, bukan anak-anak, hasilnya memang belum sepenuhnya mewakili sudut pandang anak. Namun temuan tersebut cukup kuat untuk mendorong kita meninjau kembali cara kita memperkenalkan teknologi kepada anak-anak.

Menjaga Koneksi Tanpa Harus Memberi Smartphone

Dilansir dari laman CNN, sebagai seorang ibu, saya paham betul keinginan untuk tetap bisa berkomunikasi dengan anak. Saya ingin anak saya bisa menghubungi saya jika ia terluka atau merasa tidak nyaman saat bermain di luar rumah. Namun, memberi anak smartphone bukan satu-satunya cara.

Salah satu alternatifnya adalah memberikan “dumbphone”, yaitu ponsel lipat sederhana yang hanya bisa digunakan untuk menelepon dan mengirim pesan teks tanpa akses ke media sosial. Ini penting, karena platform seperti itu bisa menjadi pintu masuk bagi konten berbahaya dan potensi interaksi dengan orang dewasa yang berniat buruk.

Pilihan lain adalah jam tangan pintar khusus anak, yang memungkinkan mereka menelepon, mengirim pesan, atau berbagi lokasi secara real time dengan orang tua.

Di rumah saya sendiri, kami memiliki “perangkat keluarga” — sebuah ponsel yang tidak dimiliki anak secara pribadi, melainkan hanya dipinjam saat dibutuhkan, misalnya ketika ia mengikuti kegiatan tanpa pendampingan orang tua. Fungsinya semata-mata untuk tetap terhubung dengan keluarga, bukan untuk bermain atau berselancar di dunia maya.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news