Banyak Peluang Kerja di Luar Negeri, Ini Penjelasan Irma Suryani

1 week ago 15

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Anggota DPR RI Komisi IX Irma Suryani Chaniago penyebut banyak peluang bagi warga Indonesia untuk bisa bekerja di luar negeri.

Menurutnya, beberapa negara membutuhkan tenaga kerja asing, mulai dari Jepang, HongKong, Korea dan beberapa negara lainnya.

Irma menjelaskan, salah satu keuntungan kerja di luar negeri, gajinya lebih besar.

“Gaji di Jepang berkisar 25-30 juta perbulan, Korea 20-25 juta,” ujar Irma Suryani Chaniago saat Kuliah Umum terkait Peluang dan Tantangan Tenaga Kerja Kesehatan di Dalam dan Luar Negeri di kampus Universitas Fort de Kock (UFDK) Bukittinggi, Selasa 11 November 2025.

Bagi tenaga kerja asing yang bekerja di Jepang, menurut Irma, juga mendapatkan asuransi dari pemerintah Jepang.

“Tiga tahun kerja di Jepang dapat 600 juta, tambah asuransi 100 juta,” jelas Irma.

Meski penghasilan di luar negeri lebih besar, namun Irma juga menyebut tantangannya juga besar.

Salah satu tantangan menurutnya adalah kompetensi dan kemampuan bahasa asing.

“Kalau ingin mahir berbahasa asing, cintai dulu negaranya, jika perlu sering-sering nonton film berbahasa asing itu,” jelasnya.

Kemudian, agar tidak menjadi korban penipuan lowongan kerja, para calon tenaga kerja menurut Irma juga harus tau dan melek informasi.

“Jangan hanya tergoda dengan gaji besar. Harus diketahui, institusinya dimana tempatnya, perusahaannya sudah resmi atau tidak,” papar Irma.

Yang lebih aman menurut Irma, adalah bekerja di luar negeri melalui pemerintah dengan mengikuti program resmi seperti program Government to Government (G to G), seperti ke Jepang atau Korea Selatan.

Atau juga bisa melalui jalur resmi lainnya melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Jadi, jangan melalui calo, hati-hati,” ujar Irma mengingatkan.

Ukom Kesehatan Jadi Momok

Irma juga menyebut uji kompetensi (ukom) kesehatan merupakan momok bagi lulusan perguruan tinggi kesehatan.

Ini karena mahasiswa setelah wisuda harus mengikuti ujian lagi untuk mendapatkan sertifikat profesi.

“Banyak anak selesai kuliah, ikut ujian kompetensi. Ada yang langsung lulus, ada yang ikut berkali-kali baru lulus,” ulas Irma.

Irma berpendapat, seharusnya tidak perlu lagi uji kompetensi, karena itu adalah tanggungjawab perguruan tinggi ke lulusannya.

“Universitas sudah mendapatkan akreditasi dan izin untuk melakukan pendidikan. Jadi, serahkan saja tanggungjawabnya ke universitas,” tegas Irma.

Menurut Irma, seharusnya pemerintah tidak mempersulit calon tenaga kerja untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat banyak.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news