Benarkah Sarapan Adalah Waktu Makan Paling Penting?

1 week ago 12

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Selama bertahun-tahun, kita sering mendengar nasihat bahwa sarapan adalah waktu makan paling penting dalam sehari. Namun, ternyata para dokter dan ahli panjang umur belum mencapai kesepakatan soal itu.

Bagi sebagian pakar, sarapan adalah momen penting untuk “mengisi ulang” tubuh dengan nutrisi sehat. “Sarapan bisa menjadi kesempatan untuk memasukkan banyak makanan bergizi di awal hari. Kami punya pepatah: sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti rakyat biasa,” ujar Dan Buettner, peneliti yang banyak mengkaji tentang umur panjang.

Namun, tidak semua pakar sependapat. Beberapa justru menganggap sarapan bukan hal yang wajib, terutama mereka yang menjalani pola makan intermittent fasting — pola makan dengan jendela waktu makan 8 jam dan puasa 12 hingga 16 jam. Bagi mereka, makanan pertama bisa saja baru dikonsumsi jauh setelah hari dimulai.

“Saya hampir selalu melewatkan sarapan. Saya biasanya mulai makan pukul dua atau tiga sore. Kadang makan pertama saya justru malam hari dan saya baik-baik saja,” kata Dr. Andrea Maier, pakar gerosains dengan pengalaman lebih dari 25 tahun.

Baca Juga

Apakah Melewatkan Sarapan Berbahaya bagi Kesehatan?

Pendapat soal dampak kesehatan dari melewatkan sarapan ternyata cukup beragam. Sebuah studi tahun 2021 di jurnal Cancer Causes & Control menunjukkan bahwa orang yang tidak sarapan memiliki risiko kematian lebih tinggi, terutama akibat kanker. Namun, menurut Dr. Peter Attia, dokter dan peneliti di bidang umur panjang, temuan itu perlu dibaca lebih hati-hati.

Penelitian yang sama menemukan mereka yang tidak sarapan umumnya kurang memperhatikan gaya hidup sehat dibanding yang rutin sarapan. “Risiko kematian yang tampak lebih rendah pada orang yang selalu sarapan mungkin sekadar mencerminkan bahwa mereka punya gaya hidup lebih sehat,” tulis studi tersebut.

Artinya, sulit memastikan apakah tidak sarapan benar-benar memengaruhi umur panjang, atau justru dipengaruhi kebiasaan lain seperti merokok. Dalam studi itu, orang yang melewatkan sarapan hampir tiga kali lebih mungkin menjadi perokok dibanding mereka yang rutin makan pagi.

Dampaknya pada Suasana Hati dan Kualitas Tidur

Dilansir dari laman CNBC, meski belum jelas pengaruhnya terhadap umur panjang, beberapa penelitian menemukan melewatkan sarapan dapat memengaruhi suasana hati dan kualitas tidur.

Sebuah studi tahun 2023 terhadap lebih dari 700 mahasiswa menunjukkan bahwa tidak sarapan berkaitan dengan gangguan ritme tidur dan peningkatan gejala depresi. Meski tidak secara langsung memperburuk tidur, peserta yang rutin sarapan memiliki kualitas tidur lebih baik.

Penelitian kecil lain pada 2019 dengan 66 peserta muda juga menemukan hasil serupa. Mereka yang sering sarapan memiliki kualitas tidur, suasana hati, dan kewaspadaan yang lebih baik saat bangun tidur dibanding yang tidak. Padahal, tidur berkualitas dan sikap positif merupakan dua hal yang terbukti membantu seseorang hidup lebih lama.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news