Berhasil Dukung Penurunan Stunting di DIY, Pemkot Jogja Sabet Penghargaan

2 weeks ago 4

Berhasil Dukung Penurunan Stunting di DIY, Pemkot Jogja Sabet Penghargaan Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto (dua kiri) saat penyerahan piagam penghargaan untuk Pemkot Jogja atas dukungan penurunan stunting dengan kategori sangat baik yang diserahkan oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam X (tengah). ist - Pemkot Jogja

JOGJA—Pemkot Jogja kembali meraih prestasi. Kali ini, Pemkot Jogja berhasil meraih penghargaan atas dukungan dalam penurunan stunting di DIY dengan kategori sangat baik dari Gubernur DIY. Penghargaan ini didapatkan Pemkot Jogja berdasarkan penilaian pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting tertintegrasi di DIY pada 2023.

Penghargaan ini diserahkan dalam kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting DIY, pada Rabu (30/10/2024).

Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menuturkan angka prevalensi stunting di DIY tercatat naik. Pada tahun 2022 tercatat prevalensi stunting mencapai 16,4 persen pada 2022 lalu naik menjadi 18 persen pada 2023. Untuk itu, dia mengatakan tim percepatan dan penurunan stunting (TPPS) di DIY berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Targetnya yakni mencapai 14% pada akhir 2024.

Paku Alam X memastikan TPPS DIY telah menyusun berbagai strategi dan melakukan langkah kolaboratif lintas sektor dalam mencapai target itu. Sebab, menurutnya Pemda DIY tak bisa bekerja sendiri dalam rangka menekan angka prevalensi stunting di DIY.

"Besar harapan kami dengan adanya penguatan kolaborasi pentahelix mempunyai peran dalam penanganan stunting sesuai dengan tusi (tugas dan fungsi) dan peran kami kolaborasikan,” ujar Paku Alam X, Rabu (30/10/2024)

Pemkot Jogja tercatat mendapatkan skor 193,6 berdasarkan penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi di DIY.

Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto mengaku mengapresiasi atas kinerja jajarannya dalam ikut serta menekan angka prevalensi stunting.

“Kami apresiasi dan juga boleh berbangga bahwa penanganan stunting yang dilaksanakan oleh Pemkot Jogja ini sangat masif. Angka prevalensi stunting juga turun sehingga hari ini kami diberikan penghargaan,” katanya.

Sugeng mengatakan, kecilnya angka stunting menjadi indikasi baiknya tingkat kesehatan masyarakat dan generasi penerus.

Sugeng menyebut, ke depan Pemkot Jogja akan mengawal dan melakukan pembinaan dan pendampingan untuk menurunkan stunting. Termasuk dengan menjalin kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat.

"Diharapkan penurunan bisa mendekati atau sama dengan target angka stunting nasional yakni sekitar 14 persen. Kami yakin kalau semua lapisan masyarakat saling kolaborasi dan mempunyai komitmen yang sama target itu bukan mustahil untuk dicapai oleh Pemkot Jogja," ungkapnya.

BACA JUGA: Puluhan Tahun Terbengkalai, Bangunan Gama Bookstore Akhirnya Dirobohkan Tahun Ini

Nilai Tinggi untuk Pemkot

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Jogja Retnaningtyas mengatakan adanya inovasi turut menyumbang nilai tinggi bagi Pemkot Jogja.

Salah satu inovasi yang menjadi andalan adalah Dapur Balita Sehat. Di sisi lain, kerja sama antar perangkat daerah dan masyarakat juga turut menyumbang nilai yang tinggi. Dia mengatakan berbagai lembaga dan kader di masyarakat ikut dilibatkan.

"Mulai dari masa hamil, kelahiran, sampai tumbuh kembang anak. Kami kerja sama dengan berbagai pihak, dengan lima K di kota. Termasuk menggandeng Baznas Kota Jogja dalam penurunan stunting melalui pemenuhan gizi untuk Ibu hamil dan anak-anak,” katanya.

Sementara, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Jogja Aan Iswanti menyebut angka prevalensi stunting di Kota Jogja mencapai 10,63 persen per-September 2024.

Angka ini didapatkan berdasarkan data Pemantauan Permasalahan Gizi Balita (PPGB). Aan mengatakan, angka itu menurun dibandingkan prevalensi stunting tahun 2023 yang saat itu mencapai 11,8% dari data PPGB Kota Jogja.

"Penurunan stunting dengan intervensi spesifik menyasar seluruh siklus hidup. Tidak hanya balita yang sudah stunting. Tapi mulai dari remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia. Selain itu pada calon pengantin, ibu hamil sampai ke usia produktif," jelasnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news