BPBD Makassar Bangun Rumah Harapan untuk Keluarga Buruh di Tallo

3 weeks ago 18

KabarMakassar.com — Sebuah aksi kemanusiaan menyentuh dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar di bawah kepemimpinan Muhammad Fadli.

Melalui program inovatif bertajuk ‘Rumah Layak Huni Keluarga Tangguh’, BPBD Makassar membangun kembali rumah seorang keluarga buruh harian di Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, yang hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Program ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemanusiaan dan gotong royong masih hidup di tengah kesibukan birokrasi pemerintahan. Tanpa menunggu bantuan anggaran, pembangunan rumah tersebut dilakukan secara mandiri dan sukarela oleh seluruh jajaran BPBD Makassar dengan memanfaatkan bahan-bahan seadanya dari kantor.

“Kami tidak menggunakan dana hibah atau APBD. Semua ini murni dari kepedulian anggota. Balok, seng, kayu, dan paku berasal dari sisa material yang kami punya di kantor. Anggota kami bekerja tanpa honor mereka turun langsung karena panggilan hati,” ujar Kepala BPBD Makassar, Muhammad Fadli, melalui saluran telpon, Senin (3/11).

Fadli menceritakan, pembangunan ini berawal dari kegiatan survei BPBD untuk mencari rumah warga miskin yang paling layak mendapat bantuan. Hasilnya, mereka menemukan satu keluarga buruh di Tallo yang tinggal di rumah kecil berukuran 3×5 meter, berdinding papan lapuk, atap bocor, dan tidak memiliki fasilitas sanitasi layak.

Keluarga itu terdiri dari tujuh orang pasangan suami istri, anak, serta dua cucu yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Sang suami bekerja serabutan sebagai buruh harian, sedangkan istrinya mengandalkan belas kasihan tetangga untuk kebutuhan sehari-hari.

“Yang paling menyentuh adalah cerita cucunya yang tiap malam digigit tikus sampai kakinya berdarah. Si nenek bilang ke saya, ‘Saya cuma ingin bisa sembahyang dengan tenang.’ Dari situ saya tahu, ini bukan sekadar soal rumah, tapi soal martabat,” tutur Fadli dengan nada haru.

Begitu mendengar kisah itu, Fadli langsung menggerakkan anggotanya. Keluarga tersebut untuk sementara dipindahkan ke apartemen milik rekannya agar dapat beristirahat selama proses pembangunan rumah. Sementara itu, 20 anggota BPBD Makassar mulai bekerja memperbaiki rumah tanpa upah dan tanpa kontraktor.

Selama empat hari penuh, mereka bahu-membahu membongkar rumah lama dan membangun struktur baru dengan desain dua lantai setengah agar ruangnya lebih layak untuk tujuh orang penghuni. Semua material mulai dari balok, seng, kayu, hingga paku digunakan dari sisa logistik kantor BPBD.

“Kami ingin rumah ini menjadi tempat yang layak dan bermartabat. Kami tidak ingin ada warga yang hidup di rumah yang membuatnya sulit beribadah atau tidak bisa tidur karena tikus,” jelasnya.

Pembangunan rumah keluarga buruh di Tallo itu juga mendapat respons luar biasa dari warga sekitar. Saat proses berlangsung, satu lorong penuh warga datang menyaksikan, banyak di antaranya yang tak kuasa menahan tangis melihat kepedulian aparat pemerintah yang turun tangan langsung membantu.

“Waktu kami datang, warga sudah kumpul, menangis bersama. Mereka bilang ini bantuan yang benar-benar tepat sasaran. Semua menyaksikan sendiri, tidak ada rekayasa,” tambah Fadli.

Ia juga menegaskan bahwa program ini bukan yang pertama dilakukan BPBD. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan aksi serupa membantu warga tuna netra yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana. Namun, kasus di Tallo ini dinilai paling menyentuh karena menyangkut kemiskinan ekstrem dan keterlantaran cucu kecil yang tinggal bersama neneknya.

“Kami tidak ingin hanya dikenal karena tanggap bencana alam, tapi juga karena tanggap terhadap bencana sosial. Itulah esensi program Rumah Layak Huni Keluarga Tangguh membangun ketahanan sosial warga sebelum bencana terjadi,” tegasnya.

Selain rumah, BPBD Makassar juga menyiapkan fasilitas dasar seperti tempat tidur, atap baru, dan perbaikan kamar mandi agar keluarga tersebut bisa hidup lebih sehat dan manusiawi. Semua kebutuhan diperoleh dari donasi sukarela anggota dan hasil iuran kecil di lingkungan kantor.

“Kami tidak punya anggaran besar, tapi kami punya hati. Saya yakin kalau semua ASN punya semangat seperti ini, tidak ada warga kita yang tinggal di rumah lapuk lagi,” ujar Fadli.

Pihak BPBD juga membuka ruang bagi masyarakat dan dunia usaha untuk ikut berpartisipasi. Bantuan yang masuk nantinya akan disalurkan kepada warga lain yang juga membutuhkan.

“Kalau ada warga atau perusahaan yang ingin bantu, silakan datang ke BPBD. Kami akan pastikan bantuannya tepat sasaran,” ujarnya.

Saat ini, keluarga penerima bantuan masih menempati hunian sementara hingga rumah mereka selesai 100 persen. BPBD menargetkan pembangunan rampung dalam beberapa hari ke depan sebelum diserahkan kembali kepada keluarga tersebut.

Aksi kemanusiaan ini, kata Fadli, menjadi bukti bahwa Makassar adalah kota tangguh bukan karena gedungnya, tetapi karena hatinya.

“Kami ingin tunjukkan bahwa pemerintah bisa hadir bukan hanya lewat kebijakan, tapi lewat empati dan tindakan nyata. Inilah semangat Makassar Sombere’ peduli, tangguh, dan saling menguatkan,” tutupnya

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news