Dari Wala Suji ke Simpul Terpadu: Logo HUT Makassar 2025 Sarat Makna Budaya

4 hours ago 2
 Logo HUT Makassar 2025 Sarat Makna BudayaLogo HUT ke-418 (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Logo bertajuk ‘Simpul Terpadu’ resmi menjadi identitas Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar tahun 2025.

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin memilih sendiri hasil Desainer Grafis Makassar, Reyhan Regisha dari Capslock Studio bersama tim untuk dijadikan ikon HUT Kota.

Karya ini bukan sekadar desain visual, melainkan simbol filosofis yang berakar dari budaya lokal, terinspirasi dari bentuk Wala Suji, anyaman bambu tradisional Bugis-Makassar yang melambangkan kesucian, kekuatan ikatan, dan persatuan.

Desainer Grafis asal Makassar, Reyhan Regisha dari Capslock Studio, mengungkapkan bahwa makna utama dari logo tersebut berangkat dari jati diri Makassar sebagai kota pelabuhan yang tumbuh di atas fondasi keberagaman dan kebersamaan.

“Latar belakang dari logo ini adalah bagaimana kita melihat Makassar sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan di Indonesia Timur. Dari situlah lahir sebuah kota yang erat dengan multikultural dan keberagaman,” ujar Reyhan, Senin (20/10).

Ia menjelaskan, bentuk simpul yang menjadi dasar desain merupakan penafsiran modern dari Wala Suji, simbol tradisi yang selama berabad-abad digunakan dalam ritual adat masyarakat Bugis-Makassar.

“Kami menafsirkan Wala Suji sebagai simpul yang saling mengikat satu sama lain. Ia merepresentasikan masyarakat Makassar yang saling terhubung dan saling menguatkan,” jelasnya.

Menurut Reyhan, konsep ‘Simpul Terpadu Makassar Bersatu’ menggambarkan semangat kolektif warga kota yang berpadu dalam harmoni. Desain ini dibangun atas lima nilai utama: kebersamaan, konektivitas, keberlanjutan, inklusivitas, dan kemajuan.

“Setiap garis dan bentuk di logo ini memiliki arti. Garis miring merepresentasikan gerak maju dan transformasi, bentuk melingkar bertaut melambangkan kesinambungan, sementara simpul yang terikat kuat mencerminkan tekad persatuan,” ungkapnya.

Reyhan menambahkan, desain tersebut berpijak pada empat pilar utama visi Kota Makassar: aman, unggul, inklusif, dan berkelanjutan.

“Empat pilar inilah yang menjadi fondasi dalam membangun identitas visual logo. Ia bukan hanya estetika, tetapi cerminan arah pembangunan kota,” kata Reyhan.

Selain makna filosofis, logo ‘Simpul Terpadu’ juga memiliki kekuatan visual yang adaptif dan partisipatif. Reyhan bersama tim merancang elemen grafisnya agar dapat digunakan kembali oleh masyarakat dalam berbagai bentuk media.

“Elemen grafisnya bisa dipotong, dikembangkan, dan direspons bebas oleh publik sebagai bentuk partisipasi warga dalam perayaan HUT Makassar 2025,” paparnya.

Warna yang digunakan pun dipilih dari palet khas Kota Makassar warna-warna yang menggambarkan energi maritim, kekuatan budaya, dan dinamika urban.

Reyhan memperlihatkan simulasi penerapan logo pada berbagai platform, mulai dari poster, konten media sosial, billboard, umbul-umbul, kendaraan operasional, hingga kolaborasi dengan brand lokal Makassar.

“Kami ingin masyarakat merasa memiliki logo ini. Dari Untia hingga Tamalate, dari sunset di CPI hingga Pulau Lakkang semuanya terhubung dalam satu simpul kebersamaan,” tutur Reyhan.

Ia kemudian harapan agar logo ‘Simpul Terpadu’ menjadi ruang refleksi dan kolaborasi bagi seluruh warga Makassar.

“Harapannya, logo ini tidak hanya menjadi simbol seremonial, tetapi juga menjadi awal baru bagi Kota Makassar untuk saling menyimpul, bersatu, dan terus merajut harmoni membangun kebersamaan,” terangnya.

Dengan akar budaya yang kuat dan visi modern yang inklusif, logo ‘Simpul Terpadu’ lahir bukan hanya sebagai identitas HUT Makassar ke-418, tetapi sebagai perwujudan jiwa kota yang menyatu dalam semangat kebersamaan dan persatuan.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news