
KabarMakassar.com — Di tengah suasana penuh keberkahan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar kembali menegaskan perannya sebagai jembatan antara zakat dan kemaslahatan umat, di kantor Baznas Kota Makassar di Jalan Tedu Bersinar, Sabtu (04/10).
Baznas menyerahkan bantuan bagi lebih dari 100 santri penghafal Al-Qur’an (hafiz) dari berbagai pondok pesantren.
Kegiatan itu tidak hanya menjadi bagian dari perayaan keagamaan, tetapi juga simbol keberhasilan pengelolaan zakat yang berorientasi pada pendidikan dan pemberdayaan umat.
Ketua Baznas Kota Makassar, H.M. Ashar Tamanggong, menjelaskan bahwa bantuan diberikan secara kolektif kepada lima pondok pesantren, dengan masing-masing pesantren menerima 20 santri penerima manfaat. Pola ini diterapkan untuk mempermudah proses pendampingan, evaluasi, dan pembinaan hafalan.
“Kenapa tidak kami pisahkan satu-satu? Karena lebih mudah dikontrol. Satu pondok kami tetapkan 20 orang. Setelah mereka khatam 30 juz, baru kami pindahkan ke pondok berikutnya. Mereka ini memang santri khusus penghafal Al-Qur’an,” terang Ashar.
Program santri tahfiz menjadi salah satu prioritas Baznas Makassar dalam lima tahun terakhir. Menurut Ashar, hasil dari pengumpulan zakat dan infak masyarakat kini mulai terlihat nyata dalam bentuk generasi muda Qur’ani yang tersebar di berbagai pesantren.
“Bapak-ibu yang berinfak dan berzakat di Baznas, inilah hasilnya. Rasi bintang zakat kita sudah berbuah, dan buahnya ada pada santri-santri penghafal Al-Qur’an ini,” ujar Ashar.
Ia kemudian mengutip hadis Rasulullah SAW tentang kemuliaan penghafal Al-Qur’an. “Nabi menjanjikan pintu surga khusus bagi para hafiz. Maka ketika mereka masuk ke pintu itu, insya Allah para muzakki juga akan mendapat bagian dari pahala tersebut,” lanjutnya.
Melalui program ini, Baznas berharap dapat melahirkan 1000 hafiz baru hingga tahun 2030. Program pembinaan dilakukan dengan pendekatan berjenjang setiap santri akan menjalani pembinaan selama 12–18 bulan hingga mencapai khatam 30 juz.
Ashar menegaskan bahwa peran Baznas kini tidak hanya sebatas menyalurkan santunan, tetapi juga berfokus pada penguatan kemandirian ekonomi umat. Dana zakat yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk ASN, pelaku usaha, dan masyarakat umum, dikelola secara terukur agar manfaatnya lebih luas dan berkelanjutan.
“Zakat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat. Ini adalah modal sosial untuk menumbuhkan kemandirian. Kami ingin penerima zakat hari ini bisa menjadi pemberi zakat di masa depan,” tegasnya.
Baznas Makassar juga terus memperluas cakupan bantuan bagi pelaku usaha mikro dan warga kurang mampu. Program Makassar Sejahtera misalnya, telah menyalurkan bantuan produktif kepada lebih dari 1.200 pelaku usaha kecil sepanjang tahun 2025.
Suasana Maulid Nabi di kantor Baznas Makassar semakin hangat dengan hadirnya ratusan porsi olahan daging kambing yang dibagikan kepada jamaah dan masyarakat sekitar. Yang membuatnya istimewa, daging tersebut berasal dari hewan kurban jamaah haji Indonesia di Tanah Suci Mekkah.
“Alhamdulillah, hari ini kami bisa berbagi olahan daging kurban dari jamaah haji Indonesia. Ini bukti bahwa keberkahan umat Islam tidak berhenti di satu tempat, tapi mengalir lintas negara,” pungkas Ashar.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menegaskan pentingnya sinergi antara Pemerintah Kota Makassar dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam upaya mempercepat pembangunan serta menuntaskan persoalan kemiskinan di kota ini.
“Pemerintah bisa berjalan, Baznas juga bisa berjalan sendiri. Tapi kalau ini disatukan, daya dobraknya jauh lebih baik,” kata Appi.
Menurutnya, Baznas memiliki pendekatan langsung yang lebih detail di tengah masyarakat. Dalam proses intervensi sosial, peran Baznas bahkan dinilai lebih piawai dibanding pemerintah kota.
Lanjut dia, pola pendekatan yang dipakai Baznas bisa membuka ruang yang lebih detail lagi. Sehingga diharapakan, Baznas jangan pasif.
“Harus aktif mengingatkan, apakah kita sudah bayar zakat atau belum. Karena kalau tidak, justru Baznas yang berdosa ketika kita lupa,” tutup Appi.