Data Geospasial Ternyata Bisa Dipakai untuk Penyaluran Bansos Agar Tepat Sasaran

1 week ago 2

Data Geospasial Ternyata Bisa Dipakai untuk Penyaluran Bansos Agar Tepat Sasaran Kepala Badan Informasi Geospasial Muh Aris Marfai (kiri) dan Dekan FT UGM Profesor Selo. - Istimewa.

Harianjogja.com, JOGJA—Data geospasial sering dipakai untuk pemetaan tata ruang untuk kepentingan ketahanan pangan, energi hingga kebencanaan. Data ini ternyata juga dapat digunakan untuk penyaluran bantuan sosial (bansos) agar lebih valid dan tepat sasaran.

Guna menunjang kelengkapan data geospasial, Badan Informasi Geospasial (BIG) mengandeng UGM menggelar lokakarya untuk menyatukan data terkait dengan referensi geospasial di Fakultas Teknik, Selasa (5/11/2024).

Kepala Badan Informasi Geospasial Muh Aris Marfai menjelaskan data geospasial memiliki banyak manfaat, terutama dalam perencanaan pembangunan di Indonesia. Saat ini banyak digunakan untuk perencanaan tata ruang baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota. Sekaligus mendukung program prioritas presiden di sektor ketahanan pangan, air dan energi.

BACA JUGA : Komitmen Keberlanjutan Pengelolaan Calon Geopark Nasional terus Disosialisasikan

"Memang masih ada beberapa stkeholder yang memiliki sistem referensi lain sehingga perlu disatukan. Lewat pertemuan ini menjadi jembatan integrasi tersebut," katanya kepada wartawan di UGM, Selasa.

Ia menambahkan data gespasial juga bisa digunakan untuk distribusi bantuan sosial atau bansos. Khususnya distribusi yang berbasis lokasi membutuhkan presisi lokasi yang detail, berbasis data kepala keluarga (KK) baik alamat maupun koordinat.

"Dengan data geospasial yang bagus dan sistem referensi yang terintegrasi, kami bisa mencapai presisi ini. Saat ini, UGM membantu kami dalam integrasi sistem referensi terintegrasi yang digunakan di seluruh Indonesia," ucapnya.

Penggunaan data geospasial untuk distrisbusi bansos akan lebih valid dan tepat sasaran karena berbasis lokasi. Tak hanya itu, data tersebut juga bisa dipakai untuk mengidentifikasi kantong kemiskinan, mencari potensi-potensi sumber pangan, lokasi yang produktif.

"Sudah digunakan [untuk distribusi bansos]. Karena distribusi bantuan berbasis lokasi, kami telah bekerja sama dengan Kementerian Sosial untuk melakukan pendataan yang komprehensif terkait kesejahteraan sosial. Data sosialnya akan diintegrasikan dengan data spasial untuk memastikan bantuan lebih tepat sasaran," ucapnya.

Dekan Fakultas Teknik UGM Profesor Selo menambahkan kerjasama dengan UGM tersebut tidak hanya untuk menciptakan peta bencana, tetapi juga mengembangkan kerangka kerja untuk kolaborasi bersama dalam membangun sistem data geospasial Indonesia. Sehingga bermanfaat untuk berbagai kebutuhan, mulai dari distribusi bantuan hingga perencanaan bencana.

Di DIY UGM sudah menerapkan pemanfaatan data geospasial ini di Kulonprogo untuk pemetaan pengembangan lahan surjan selama empat tahun terakhir. "Data ini dipakai untuk pemetaan lahan surjan, secara detail misalnya identitas pemilik lahan, jenis tanaman yang cocok di lahan tersebut. Sehingga infrmasi tanaman yang cocok ini akan lebih akurat," ucapnya.

Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar Mohamad Arief Syafi’i menyatakan upaya memadukan data dari berbagai sektor harapannya lebih efisien, mendukung analisis lebih mendalam dan pengambilan keputusan berbasis data. Mengingat beberapa SDGs berkaitan erat dengan pemanfaatan data geospasial yang akurat.

BACA JUGA : 7 Dosen UGM Masuk 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh di Dunia Versi Stanford University dan Elsevier

“Dengan sistem referensi yang standar dan terpadu, kita dapat mengintegrasikan data dengan lebih efisien dan meminimalkan risiko ketidaksesuaian data yang berpotensi menghambat pengambilan keputusan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news