Suasana debat PilkadaKulonprogo antar calon bupati di studio TVRI pada Sabtu malam (2/11/2024). - Istimewa/KPU Kulonprogo
Harianjogja.com, KULONPROGO—Debat pertama untuk Pilkada Kulonprogo sukses terselenggara pada Sabtu (2/11/2024) malam yang disiarkan langsung lewat stasiun televisi. Debat ini bertema Pembangunan Ekonomi yang Mensinergikan Pertumbuhan, Pemerataan, dan Mengedepankan Keberlanjutan Lingkungan.
Debat Pilkada Kulonprogo yang pertama ini menampilkan calon bupati yang beradu gagasan. Selain disiarkan langsung, masyarakat juga menontonnya lewat acara nonton bareng (nobar) di 100 titik yang diinisiasi seluruh panitia pemilihan kapanewon (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS).
Ketua KPU Kulonprogo, Budi Priyana menjelaskan pada Minggu (3/11/2024) bahwa 100 titik itu terdiri dari 12 titik di tingkat seluruh kapanewon yang dilakukan PPK. Sedangkan 88 titik lain tersebar merata di seluruh kalurahan di Bumi Binangun yang diselenggarakan PPS.
Budi menerangkan penyelenggaraan debat ini berjalan lancar dan kondusif. "Seluruhnya terselenggara secara lancar, sesuai regulasi yang ada semoga ini jadi medium pendidikan politik yang tepat," ucap dia, Minggu.
Melalui debat calon bupati ini, jelas Budi, diharapkan pemilih cerdas dapat terus meningkat di Kulonprogo yang mengedepankan rekam jejak, visi misi, program, dan gagasan dalam menentukan pilihan. "Sehingga lewat debat ini kami upayakan tersebar luas dan ditonton merata ke seluruh masyarakat agar jadi bahan penentuan dalam memilih," kata dia.
Penyelenggaraan debat pertama ini juga sedang diinventarisir daftar masalah untuk jadi bahan evaluasi KPU Kulonprogo. "Tentu akan ada evaluasi, kami sedang menyusunnya agar penyelenggaraan debat selanjutnya makin sukses dan lancar.”
Dalam sesi pertama debat ini para calon bupati menjawab pertanyaan yang diundi. Calon bupati nomor 2, Marija pertama kali menjawab pertanyaan terkait kebijakan pengembangan UMKM, koperasi dan pasar tradisional yang menurutnya jumlahnya sudah banyak.
"Kondisi UMKM di Kulonprogo memang banyak tapi yang sehat tidak banyak, ini yang perlu dilindungi jika perlu diberi bantuan modal. Untuk pasar tradisional harus dilindungi, harus dibangun pemerintah karena pasar tradisional rentan terhadap pasar modern," kata Marija.
Sementara calon bupati nomor 3, Novida Kartika Hadhi mendapat pertanyaan terkait kebijakan fiskal dan investasi yang menurutnya perlu pengoptimalan anggaran, menyusun prioritas pembangunan, dan memperbesar pendapatan asli daerah (PAD).
"Harus cermat dan cerdas dalam menentukan arah pembangunan dengan memanfaatkan anggaran yang ada. Perlu meningkatkan PAD karena kemampuan fiskal kecil, peningkatan ini dengan membuka investasi sebesarnya," ucap Novida.
Sementara Calon Bupati nomor 1, Agung Setyawan mendapat pertanyaan terkait dengan kebijakan ketenagakerjaan yang menurutnya perlu ada peningkatan pembangunan manusia dan memperbanyak sekolah vokasi. "Kami bertekad menyelesaikan 6.800 pengangguran terbuka di Kulonprogo selama masa bakti kami melalui jejaring penyaluran kerja," kata dia.
Selanjutnya debat berpindah sesi saling menanggapi atar calon bupati. Sesi ini dimulai oleh Novida yang menjawab pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang akan ditingkatkan dengan program Smart Entrepreneur yang diisi oleh kelompok generasi muda melalui pembinaan dan pemberdayaan di tiap wilayah.
BACA JUGA: Masterplan Pengembangan Kawasan Selatan Jadi Topik di Debat Pilkada Bantul Putaran Pertama
Tanggapan dari Agung menyebut perlu peningkatan pariwisata guna meningkatkan PAD. Sedangkan Marija menerangkan banyak potensi wisata yang belum terdukung infrastruktur sehingga kurang berkembang.
Sesi berlanjut pada Agung yang menjawab kebijakan investasi yang menarik investor dengan insentif dimana menurutnya berprinsip kepentingan masyarakat, perizinan yang mudah dan cermat, dan disesuaikan dengan daya dukung lingkungan.
Jawaban itu ditanggapi Marija dengan perlunya meningkatkan promosi investasi. Novida menanggapi perlu adanya jaminan keamanan dan peninjauan ulang regulasi yang kurang ramah investor.
Terkahir Marija menjawab kebijakan infrastruktur dan penataan kawasan yang menurutnya penting karena berkorelasi dengan peningkatan PAD terutama jalan-jalan menuju kawasan wisata yang kini kondisinya banyak rusak.
Sementara Novida menanggapi dengan perlunya sektor pertanian selain pariwisata dalam pengembangan infrastrukturnya. Selanjutnya Agung menanggapi dengan menyorot pentingnya menghubungkan antarkawasan agar dunia usaha juga bisa menerima manfaat dari pembangunan infrastruktur ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News