Jembatan Barombong (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Sekretaris Komisi C DPRD Kota Makassar, Ray Suryadi Arsyad, menegaskan dukungannya terhadap langkah Pemerintah Kota Makassar yang akan membangun jembatan kembar Barombong di kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga.
Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), merupakan langkah tepat dan strategis dalam menjawab keluhan masyarakat terkait kemacetan yang semakin parah di wilayah selatan kota.
“Langkah Pak Wali untuk menambah satu lagi jembatan itu sudah tepat. Tapi memang perlu dilakukan segera. Karena kalau tidak segera, maka kemacetan itu akan terus berlanjut,” tegas Ray Suryadi melalui saluran telpon, Rabu (05/11).
Ray menjelaskan, kemacetan di Kota Makassar bukan masalah baru, namun kondisi tersebut kini sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Menurutnya, arus kendaraan yang sangat tinggi di sekitar Jembatan Barombong membuat kawasan tersebut menjadi titik rawan macet setiap pagi dan sore hari.
“Makassar ini sudah lama bergulat dengan kemacetan. Jumlah kendaraan jauh lebih banyak dari jumlah manusianya. Kendaraan lama masih tetap ada, kendaraan baru terus bertambah. Kalau tidak segera ditangani, kemacetan akan menjadi persoalan yang semakin kompleks,” ujarnya.
Ia menilai pembangunan jembatan baru bukan hanya untuk menambah kapasitas lalu lintas, tetapi juga sebagai upaya memperkuat konektivitas antarwilayah dan mempercepat mobilitas ekonomi di kawasan pesisir selatan Makassar.
Ia mengingatkan, jika proyek ini tidak dikerjakan cepat, dampaknya akan berantai terhadap produktivitas warga dan perekonomian kota.
“Jembatan Barombong ini menjadi muara kendaraan dari berbagai arah. Wilayah timur, barat, dan utara punya alternatif jalur, tapi bagian selatan hanya bertumpu di Barombong. Jadi pembangunan jembatan kembar itu adalah solusi logis dan jangka panjang,” jelasnya.
Menurutnya urbanisasi ke wilayah Galesong dan perbatasan Makassar-Takalar juga patut diantisipasi. Banyak warga memilih tinggal di kawasan tersebut karena harga tanah dan rumah yang lebih terjangkau, namun tetap beraktivitas di pusat kota setiap hari.
“Sekarang banyak warga Makassar yang bermigrasi ke Galesong karena harga tanah di kota sudah tinggi. Tapi aktivitas mereka tetap di Makassar. Itu berarti arus kendaraan dari selatan akan terus meningkat. Karena itu, pembangunan jembatan kembar Barombong harus jadi prioritas,” terangnya.
Ray juga menyoroti perlunya pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, melainkan juga menyusun kebijakan pengendalian kepemilikan kendaraan dan tata kelola lalu lintas perkotaan secara menyeluruh.
Menurutnya, jika tidak ada regulasi tegas, kemacetan akan kembali terjadi meski infrastruktur baru sudah dibangun.
“Saya yakin dan percaya, jembatan baru itu nanti akan kembali padat mungkin sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan. Karena populasi manusia meningkat, kendaraan lama tetap ada, dan kendaraan baru terus bertambah. Jadi perlu ada antisipasi dan aturan yang mengatur kepemilikan kendaraan di Makassar,” pungkasnya


















































