Diamputasi karena Kanker Tulang, Atlet Angkat Beban Asal Kraton Dapat Bantuan Kaki Palsu

3 days ago 2

Diamputasi karena Kanker Tulang, Atlet Angkat Beban Asal Kraton Dapat Bantuan Kaki Palsu Seorang warga Kemantren Kraton yang juga atlet angkat beban Faris Fadhly Domily (kiri) menerima alat bantu berupa kaki palsu yang diserahkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Jogja Yunianto Dwisutono dan didampingi oleh Kepala Bapel Jamkesos DIY Henni Rahayuningsih di Balai Kota Jogja, Rabu (13/11/2024) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Harianjogja.com, JOGJA - Pemprov DIY bersama dengan Pemkot Jogja bersinergi untuk memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas. Salah satunya diwujudkan dengan pemberian alat bantu kursi roda dan kaki atau tangan palsu yang diserahkan di Balai Kota Jogja, Rabu (13/11/2024).

Salah satu yang turut menerima alat bantu kaki palsu adalah Faris Fadhly Domily. Warga Kemantren Kraton ini mengaku senang bisa mendapatkan kaki palsu dari pemerintah. Ini bukan kali pertama baginya mendapatkan alat bantu.

"Saya tahun 2018 juga dapat kursi roda. Artinya ini sesuatu yang rutin dilakukan pemerintah, ini program yang sangat baik," ujar Faris saat diwawancarai di Grha Pandawa Balai Kota Jogja, Rabu (13/11/2024).

Meski memiliki kekurangan dari segi fisik, Faris tak mau berpangku tangan. Benar saja, sejak tahun 2015 dia mulai menekuni dunia olahraga menjadi atlet. Angkat beban menjadi cabang olahraga yang dia pilih. Pilihan kepada olahraga angkat beban tak jatuh begitu saja. Sebelumnya, dia harus menjalani asesmen. Ini untuk mencari cabang olahraga yang sesuai dengan keterbatasan fisik yang dia miliki.

"Saya diarahkan untuk beberapa cabang olahraga dan dicoba, yang paling berpotensi di alat berat. Terjun mulai 2015, masuk terus sampai hari ini," imbuhnya.

BACA JUGA: Penyandang Disabilitas Bisa Berprestasi Lewat Kebiasaan Berolahraga

Terakhir, Faris mengikuti gelaran Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Solo beberapa waktu lalu. Berkat usaha dan kerja kerasnya, dia berhasil membawa pulang satu medali emas dan satu medali perak untuk DIY. Tepatnya pada kelas 107 kilogram. Kini, latihan terus rutin dia lakukan di Stadion Mandala Krida. Dia juga berkecimpung pada kepengurusan olahraga angkat beban di tingkat DIY.

"Saya gabung di kepengurusan olahraga, berhubungan dengan pemerintah dalam membantu teman-teman merangkul teman-teman dari sisi olahraga," katanya.

Mundur ke belakang, Faris menyebut kakinya terpaksa diamputasi pada tahun 2011. Saat itu, dia divonis mengidap kanker tulang. Faris tengah berusia 18 tahun kala itu. Kelihangan satu kaki menjadi hal yang tidak mudah yang harus dia jalani dalam hidupnya. Namun, selama ini Faris mendapatkan dukungan penuh dari orang-orang terdekat, termasuk dari keluarga dan teman-temannya. Dia berharap, difabel bisa terus mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Seluas mungkin kita mendukung aspek disabilitas. Selain olahraga mungkin ada juga dari sisi UMKM. Saya rasa Dinsos aktif melakukan pelatihan dan da follow up yang jelas sehingga difabel bisa berdaya dan bisa setara dengan warga yang lain," ungkapnya.

Faris bukan satu-satunya warga Kota Jogja yang mendapatkan alat bantu. Ada puluhan warga lainnya yang mendapatkan bantuan serupa. Pemberian bantuan ini diinisiasi oleh Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel Jamkesos) Dinkes DIY yang bekerja sama dengan Dinsosnakertrans Kota Jogja. Kepala Bapel Jamkesos DIY Henni Rahayuningsih mengatakan pemberian alat bantu ini merupakan bagian dari program jaminan kesehatan khusus (jamkesus) yang diperuntukkan bagi disabilitas di DIY. Dia menyebut DIY menjadi pioneer bagi program jamkesus di Indonesia.

"Beberapa provinsi sudah melakukan study banding ke kami dan melakukan studi tiru, tapi sampai saat ini kami lihat belum seperti yang kami lakukan di Jogja. (Provinsi lain) masih dilakukan oleh NGO dan masih melakukan kaji lebih jauh lagi," ujar Henni ditemui di Balai Kota Jogja.

Henni menuturkan ada berbagai layanan kesehatan yang bisa diakses oleh difabel di Yogyakarta melalui program jamkesus secara gratis. Mulai dari pemeriksaan kesehatan, posbindu, pemberian alat bantu kesehatan, hingga pemeriksaan torch. Lewat program ini, masyarakat juga bisa mengakses layanan home care utamanya untuk penderita dekubitus.

"Jika ada yang membutuhkan itu bisa menghubungi kami atau puskesmas setempat atau Dinsos setempat yang akan berkomunikasi dengan kami apa yang harus dilakukan," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news