Warga bersama tenaga pendampingan peningkatan produksi pemasaran PIRT-Pangan Kemendikbudristek berfoto bersama. - Istimewa
KULONPROGO—Pemberdayaan industri rumahan (IR) di Kalurahan Tuksono telah dilakukan sejak 2018 dengan sumber pendanaan dari UGM maupun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dimulai dari pemetaan IR, penguatan kualitas beberapa produk IR, dan pelatihan dasar-dasar pemasaran online untuk produk IR.
Adapun, pemberdayaan IR tahun ini didukung oleh pendanaan dari Kemendikbudristek dan difokuskan pada peningkatan mutu produk olahan (standardisasi, efisiensi proses produksi, diversifikasi), pemasaran digital produk IR (pengenalan, pemanfaatan marketplace atau lokapasar, dan pelatihan software), serta pendampingan aspek legal (pIRT, SLHS, maupuin sertifikat halal).
Dikutip dari siaran pers yang diterima Harianjogja.com, Jumat (27/12/2024) malam WIB, permasalahan utama saat ini pada kelompok ekonomi produktif (IR) adalah bidang produksi (proses produksi di KWT Manunggal Karep belum efisien dan mutu produk tidak seragam karena dikerjakan secara manual dan belum ada SOP) dan bidang pemasaran (KWT Manunggal Karep belum mengenal dan memanfaatkan marketplace untuk memperluas jaringan pemasaran produknya).
Di samping itu, pelaku usaha belum melengkapi usahanya dengan dokumen legal (pIRT, SLHS, dan sertifikat halal) sehingga jangkauan pemasarannya masih terbatas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah pendampingan KWT Manunggal Karep dalam standardisasi, efisiensi proses produksi, diversifikasi, dan peningkatan mutu produk olahan; pendampingan KWT Manunggal Karep dalam mengenal dan memanfaatkan lokapasar untuk memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan penjualan; dan melakukan pendampingan dalam melengkapi dokumen legal (sertifikat pIRT, SLHS atau sertifikat halal) untuk memperluas jaringan pemasaran.
Metode pemberdayaan kelompok ekonomi produktif KWT Manunggal Karep dilakukan melalui modifikasi teknik tata cara kerja.
Untuk mendapatkan waktu siklus produksi saat ini, dilakukan perancangan metode kerja yang baru, pemberian peralatan pendukung, dan penyusunan ulang diagram alir produk dan studi waktu/studi gerak hasil penerapan metode kerja hasil modifikasi.
Pengenalan dan pemanfaatan marketplace untuk memperluas jaringan pemasaran dilakukan melalui identifikasi produk rumahan yang siap untuk menggunakan platform lokapasar dan kesiapan perangkat teknologi informasi yang dimiliki pelaku usaha. Identifikasi platform lokapasar yang cocok bagi produk rumahan, pelatihan pemanfaatan platform lokapasar, dan pendampingan penggunaan marketplace yang dapat diakses oleh pelaku usaha. Pemenuhan aspek legal dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait.
KWT Manunggal Karep yang berdiri sejak 2011, saat ini beranggotakan 13 orang pelaku usaha dengan produk olahan bermacam-macam antara lain tahu, ceriping pisang, keripik bonggol pisang, cireng, dan lain-lain dengan kemasan polos dan sebagian besar belum mempunyai izin pIRT/SLHS/sertifikat halal.
Alat-alat produksi yang dimiliki oleh anggota KWT Manunggal Karep tergolong sederhana dan kurang memenuhi standar. Konsistensi mutu produk yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan, anggota KWT Manunggal Karep telah memiliki pemahaman yang baik tentang standarisasi dan label pangan, sedangkan untuk pemahaman terkait diversifikasi pangan perlu dilakukan pembinaan.
Lokasi KWT Manunggal Karep belum leluasa terjangkau oleh marketplace yang ada saat ini, dan marketplace Grabfood menjadi pilihan yang paling mudah diakses oleh pelaku usaha. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk olahan, telah dilakukan bantuan alat-alat produksi kepada pelaku usaha anggota KWT Manunggal Karep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News