Pemangkasan pohon (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Menjelang datangnya musim hujan tahun 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pohon tumbang yang dapat membahayakan pengguna jalan dan warga.
Melalui Bidang Keanekaragaman Hayati, DLH melakukan pemangkasan dan penebangan pohon di berbagai titik ruang terbuka hijau (RTH) yang tersebar di seluruh wilayah kota.
Kepala Bidang Keanekaragaman Hayati DLH Makassar, Taufiq Djabbar, mengatakan pihaknya telah menyiagakan tim lapangan yang bekerja setiap hari untuk memastikan kondisi pohon tetap aman, terutama menjelang cuaca ekstrem.
“Kami tidak menunggu musim hujan untuk bergerak. Pemangkasan dan penebangan dilakukan rutin setiap hari, berdasarkan surat permohonan yang masuk ke DLH atau laporan masyarakat,” ujarnya di Makassar, Jumat (10/10).
Berdasarkan data Sub Koordinator Pengelolaan dan Pemeliharaan RTH DLH Makassar, hingga September 2025 tercatat sebanyak 3.559 pohon telah dipangkas dengan total area mencapai 12,81 hektare.
Selain itu, 501 pohon dilakukan penebangan pada area 1,80 hektare, serta 137 pohon tumbang telah ditangani di area 0,49 hektare. Data tersebut menjadi gambaran kerja rutin DLH dalam menjaga keselamatan publik dan menata lingkungan kota.
Taufiq menjelaskan, pihaknya juga membuka ruang partisipasi masyarakat dalam mendeteksi dini pohon berisiko tumbang. Warga dapat melaporkan temuan pohon berbahaya seperti yang memiliki akar terangkat, batang miring, atau terdapat retakan melalui layanan darurat 112 atau aplikasi Lontara+.
“Namun laporan harus jelas bahwa kondisinya benar-benar darurat. Kadang masyarakat melapor hanya untuk meminta pemangkasan atau bahkan penebangan pohon yang masih sehat, itu tidak bisa langsung kami tindaklanjuti,” tegasnya.
Untuk laporan non-darurat, seperti permohonan pemangkasan atau penebangan pohon di area publik, warga diarahkan untuk mengajukan surat resmi ke DLH.
Sedangkan pohon yang berada di area privat, seperti pohon mangga di pekarangan rumah, tidak dapat ditangani oleh dinas.
“Kalau pohon itu sengaja dikerat atau dimatikan di lahan pribadi, itu di luar kewenangan kami,” tambahnya.
DLH Makassar juga memiliki Posko Siaga Pohon Tumbang, yang secara otomatis aktif saat terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem. Posko ini berlokasi di belakang Kantor PD Pasar Kerung-Kerung dan bertugas menerima laporan masyarakat melalui 112 serta berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan instansi terkait.
“Begitu ada laporan pohon tumbang dari masyarakat, tim langsung bergerak ke lapangan. Kami ingin memastikan respons cepat untuk mencegah jatuhnya korban atau kerusakan fasilitas umum,” jelas Taufiq.
Ia menambahkan, kegiatan pemangkasan pohon juga dilakukan di sejumlah lokasi rawan, termasuk di sekitar kanal dan jalan utama kota.
“Hari ini ada penebangan pohon mati di kanal selatan Jalan Andi Jemma. Besok kami lanjut lagi di titik yang sama karena pohonnya besar, dan kalau tidak tepat tekniknya bisa jatuh ke kanal,” ungkapnya.
Melalui kerja rutin ini, DLH berharap masyarakat turut menjaga kelestarian pohon tanpa mengabaikan faktor keselamatan.
“Kami ingin warga memahami bahwa pemangkasan bukan berarti mengurangi keindahan kota, tapi untuk menjaga keamanan bersama, terutama saat musim hujan tiba,” tutup Taufiq.


















































