Sosialisasi Pelaksanaan Kebijakan Anak HIV-AIDS (Dok: Ist).KabarMakassar.com — DP3A Makassar melalui Bidang PKA kembali melakukan Sosialisasi dengan tema Pelaksanaan Kebijakan Anak Dengan HIV/AIDS yang di gelar di Hotel Golden Tulip Makassar, Selasa (11/11).
Sosialisasi tersebut melibatkan Puskesmas Pelaksana Pengelolaan HIV dan AIDS, OMS (Organisasi masyarakat sipil) HIV, Dampingan OMS HIV serta Unit PATBM.
Hal ini dilakukan mengingat HIV pada anak masih menjadi persoalan yang serius.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Ita Anwar mengatakan sosialisasi ini berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan HIV/AIDS, mengurangi stigma terhadap penderitanya, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi anak.
Apalagi, DP3A Kota Makassar memegang peranan penting dalam mengedukasi dan melindungi anak dari HIV/AIDS melalui berbagai program, termasuk sosialisasi yang masif.
“Segala upaya yang kami lakukan apalagi terkait anak-anak yang juga mendapatkan kekerasan seksual yang nantinya bisa terindikasi terkena penyakit HIV/AIDS,” Ujarnya.
Dari data yang ada, mencatatkan HIV masih menjadi masalah serius di Indonesia, khususnya Kota Makassar tercatat 563 kasus
baru HIV (2025) tertinggi di Sulsel.
Dari data tersebut DP3A Kota Makassar masifkan sosialisasi dan edukasi kepada mesyarakat guna menekan kasus HIV/AIDS Shelter Warga.
Sementara, Salah satu narasumber yang dihadirkan yakni Dr. asvina Anis Anwar, Sp.DVE mengungkapkan ada banyak cara mengenali anak-anak terinfeksi virus HIV/AIDS seperti demam, sakit tenggorokan, Pembesaran kelenjar getah bening, menggigil, mudah lelah, luka pada mulut, keringat, bercak merah, nyeri otot.
“Bila merasakan hal tersebut segera memeriksakan diri pada dokter untuk lebih detailnya. Sayangi diri anda dan keluarga. Lebih awal ketahuan itu lebih baik sehingga dapat diobati,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan HIV hanya akan tertular melalui aliran darah, Vagina, Sperma. Tak hanya itu, air liur, ASI, air mata dan air kencing juga menjadi salah satu media penularan.
“Intinya kita jaga anakta, awasi pergaulannya, kenalkan sejak dini apa itu seks dan batasannya. Kenalkan juga bahaya dan dampaknya sehingga dia bisa menghindari,” tukasnya.
Tak lupa Ia juga menekankan sosialisasi tersebut sangat penting sebagai modal pemahaman kepada masyarakat supaya dapat mengetahui gejala-gejala awal penyakit HIV/AIDS
Dirinya menilai salah datu hal yang paling penting untuk diketahui yakni para orang tua anak, terlebih anak belum memiliki paham tentang penyakit HIV/AIDS
“Termasuk ibu hamil sebaiknya memeriksakan dirinya supaya ada screning karena ada pemeriksaan urine,” tutupnya.


















































