DP3A Makassar Pantau Kondisi Bilqis, Pastikan Pendampingan Psikologis Berlanjut

1 week ago 22
DP3A Makassar Pantau Kondisi Bilqis, Pastikan Pendampingan Psikologis BerlanjutKepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, drg. Ita Isdiana Anwar (Dok: Sinta KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar memastikan pendampingan psikologis terhadap Bilqis, anak yang menjadi korban penculikan di Taman Pakui Sayang, akan terus berlanjut.

Kepala DP3A Kota Makassar, drg. Ita Isdiana Anwar, menegaskan pihaknya akan melakukan pemantauan intensif untuk memastikan kondisi fisik dan mental Bilqis tetap stabil pasca insiden yang menghebohkan masyarakat tersebut.

“Anak ini (Bilqis) sempat hilang enam hari dan berpindah-pindah lokasi hingga akhirnya ditemukan di Jambi. Kami bersyukur kondisinya sehat dan ceria, tapi tetap perlu pemantauan lanjutan agar proses pemulihan psikologisnya berjalan baik,” ujar dr Ita, Senin (10/11).

DP3A Makassar, kata drg Ita, telah menyiapkan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPA) sebagai ruang konseling bagi Bilqis dan keluarganya. Pendampingan juga dilakukan oleh tim psikolog dan psikiater untuk mengantisipasi kemungkinan trauma akibat peristiwa penculikan.

“Kami sudah membuka ruang konseling di PUSPA. Pendampingan ini bukan hanya untuk anak, tapi juga bagi orang tua, karena mereka juga mengalami tekanan psikologis selama masa pencarian. Semua akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan,” jelasnya.

Hasil pemeriksaan medis, kata Ita, Bilqis dinyatakan dalam kondisi sehat secara fisik dan mental, namun DP3A tetap akan melakukan pendampingan jangka menengah untuk memastikan pemulihan emosionalnya berjalan optimal.

“Kami akan terus follow up hingga psikolog menyatakan anak benar-benar pulih. Semua pihak terlibat dalam pemantauan, termasuk keluarga dan pihak sekolah jika nanti Bilqis kembali beraktivitas,” papar dr Ita.

Katanya, kejadian penculikan Bilqis menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kota Makassar dalam memperkuat perlindungan anak di ruang publik.

Ia menilai kasus ini menunjukkan bahwa pengawasan orang tua harus ditingkatkan meskipun anak berada di tempat umum yang ramai.

“Ini penculikan yang luar biasa. Terjadi di taman yang ramai, bahkan saat anak bersama ayahnya. Ini bukti bahwa kelengahan sekecil apa pun bisa dimanfaatkan oleh pelaku,” ujarnya.

Ia menambahkan, koordinasi antara DP3A dan kepolisian terus dilakukan, baik dalam upaya pemulihan korban maupun penanganan potensi kejahatan serupa di kemudian hari.

DP3A juga membuka layanan pengaduan 24 jam melalui UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) yang dapat dihubungi lewat call center 112 atau melalui Sentra Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk laporan langsung.

“Kalau ada yang melihat atau mencurigai keberadaan anak yang hilang, sebaiknya segera laporkan. Kami siap koordinasi cepat dengan kepolisian. Jangan tunggu sampai terlambat,” tutupnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news