DPR Dorong Standarisasi Etika Dakwah Usai Viral Pendakwah Cium Anak Kecil

1 week ago 11
DPR Dorong Standarisasi Etika Dakwah Usai Viral Pendakwah Cium Anak KecilTangkapan layar video Mohammad Elham Yahya Luqman yang mencium anak perempuan saat berdakwah (dok. Ist)

KabarMakassar.com — Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra, menilai kasus viral pendakwah muda yang mencium anak kecil saat ceramah harus menjadi momentum perbaikan sistem pembinaan dakwah di Indonesia.

Dia mendorong Kementerian Agama untuk segera menata ulang standar etika dan tata cara berdakwah agar kejadian serupa tidak terulang.

“Beberapa tahun lalu, Kementerian Agama sebenarnya sudah pernah berinisiatif memberikan pelatihan kepada para dai agar memahami batas-batas sosial dan etika dalam berdakwah. Tapi waktu itu penolakannya luar biasa, sehingga program itu tidak jadi terlaksana,” ujar Nanang, Rabu (12/11).

Menurutnya, ruang dakwah di Indonesia saat ini terlalu longgar. Tidak ada pembekalan yang cukup bagi para penceramah, terutama yang baru kembali dari luar negeri dan membawa gaya dakwah yang belum tentu sesuai dengan konteks sosial Indonesia.

“Kita sering lihat, ada yang baru pulang dari luar negeri langsung menghakimi, mengkafirkan, atau membid’ahkan pihak lain. Padahal mereka perlu dilatih lagi agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kita di sini. Indonesia ini negara kesatuan, bukan negara agama,” tegasnya.

Dia menilai, penting bagi Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, untuk segera merumuskan pedoman etika dan pembinaan dakwah secara nasional.

“Ini momentum bagi Dirjen Pondok Pesantren untuk mempercepat pembenahan. Jangan hanya reaktif pada kasus, tapi jadikan ini pintu masuk untuk memperkuat sistem pembinaan dakwah kita,” ujarnya.

Sebagai perbandingan, Nanang menyebut di beberapa negara tetangga, seorang dai tidak bisa sembarangan tampil di publik tanpa izin resmi. “Di sana ada sistemnya, ada pelatihannya. Jadi yang naik mimbar itu benar-benar paham adab dan tanggung jawab dakwah,” katanya.

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini pun menekankan bahwa inti dari dakwah bukan hanya soal menyampaikan pesan agama, tetapi juga menjaga nilai-nilai akhlak dan menghormati norma sosial yang berlaku di masyarakat majemuk.

“Para dai muda perlu diingatkan bahwa berdakwah itu bukan hanya menyampaikan ayat, tapi juga soal menjaga akhlak dan etika publik. Jangan sampai dakwah kehilangan ruh moralnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan perilaku pendakwah asal Kediri, Jawa Timur (Jatim) Mohammad Elham Yahya Luqman atau biasa dikenal Gus Elham yang mencium anak-anak perempuan. Perilaku itu pun ramai dikecam berbagai pihak.

Setelah videonya viral dan menuai kecaman publik, Elham akhirnya buka suara dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Dalam pernyataannya di akun Instagram @fuadbakh, Elham menyebut insiden tersebut sebagai kekhilafan pribadi dan menegaskan komitmennya untuk memperbaiki diri.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kediri, 11 November 2025 jam 14.00 WIB. Dengan penuh kerendahan hati, saya Muhammad Elham Yahya Al-Maliki saya pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan. Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi,” ujar Elham dalam videonya.

Dia berjanji menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang kembali di masa depan.

“Saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini menjadi pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa mendatang dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa, serta menjunjung akhlakul karimah,” jelasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news