
KabarMakassar.com — Anggota Komisi A DPRD Kota Makassar, Andi Hadi Baso, menyoroti lemahnya peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dalam merespons meningkatnya konflik sosial dan aksi kekerasan di kota Makassar.
Ia menilai, kondisi tersebut menunjukkan bahwa fungsi pembinaan wawasan kebangsaan dan penguatan nilai-nilai persatuan di masyarakat belum berjalan maksimal.
“Banyak unsur-unsur yang menyedihkan di Kesbangpol yang harus menjadi perhatian serius pada 2026. Sekarang ini, di Makassar sering terjadi keributan, busur-membusur, dan aksi kekerasan lainnya. Ini menjadi alarm bagi kita semua,” ungkap Andi Hadi Baso, Rabu (22/10).
Menurutnya, meningkatnya aksi tawuran dan kekerasan antarkelompok, termasuk kasus pembakaran dua kantor DPRD di Makassar pada 29 Agustus, menjadi bukti bahwa pembinaan ideologi dan kesadaran kebangsaan di tingkat masyarakat belum menyentuh seluruh lapisan.
Ia menekankan, salah satu program strategis Presiden melalui Asta Cita menempatkan Kesbangpol sebagai ujung tombak dalam memperkuat wawasan kebangsaan melalui sosialisasi nilai-nilai Empat Pilar Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kesbangpol harus mampu hadir di tengah masyarakat, menyentuh elemen-elemen agama, organisasi, dan ormas. Sosialisasi ini penting untuk membentengi masyarakat Makassar dari potensi konflik dan perpecahan,” ujarnya.
Namun, Andi Hadi mengakui bahwa lemahnya kinerja Kesbangpol bukan semata karena kurangnya semangat, melainkan juga disebabkan terbatasnya dukungan anggaran. Ia menyebut, sejumlah program strategis tidak dapat dijalankan optimal lantaran dana yang dialokasikan belum memadai.
“Mereka sebenarnya mau berbuat, tetapi anggaran tidak sampai. Ini menjadi cambukan bagi kami di DPRD, khususnya di Badan Anggaran, untuk membahas kembali porsi anggaran Kesbangpol pada pembahasan RAPBD mendatang,” tambahnya.
Andi Hadi berharap Pemkot Makassar bersama DPRD dapat memperkuat sinergi agar Kesbangpol kembali berperan aktif dalam menjaga stabilitas sosial dan politik daerah.
Ia menilai, di tengah situasi keamanan yang rawan, masyarakat membutuhkan pembinaan dan sosialisasi kebangsaan yang masif serta berkelanjutan.
“Makassar membutuhkan Kesbangpol yang kuat, bukan sekadar simbol birokrasi. Mereka harus jadi garda terdepan menjaga keutuhan dan keamanan kota,” tutupnya.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 3 warga menjadi korban pembusuran yakni, Fadli (26) terkena busur di mata kirinya, Nova Aisyah Mutmainnah (17) terkena busur di bagian leher belakang dan Arsad (39) terkena busur panah di betis kiri.
“Korban ini belum ada yang melapor ke Polsek,” kata Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi kepada wartawan, Selasa (23/09).
Perang kelompok antar warga ini diduga sering terjadi, dan kembali pecah pada Senin (22/09) malam hingga dini hari. Naasnya insiden ini terjadi saat proses rapat keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tengah diselenggarakan oleh Tripika Kecamatan yakni Polsek Tallo, Koramil 1408-02 Tallo dan Camat Tallo.