Festival Pilkada Jogja Biaya Pendidikan, UMK dan Sampah Jadi Perhatian Pemilih Muda

2 weeks ago 7

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah isu menjadi perhatian pemilih muda di Kota Jogja, diantaranya biaya pendidikan, Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) dan sampah. Paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Jogja diharapkan mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

Hal ini didiskusikan dalam Festival Pilkada Jogja 2024, yang diselenggarakan oleh Konsorsium Bijak Pilkada, di Aula Asrama Merapi Singgalang, Sabtu (2/11/2024). Diskusi ini melibatkan pemilih muda dan perwakilan dari paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Jogja.

Kegiatan ini diawali dengan menggambar dan menuliskan aspirasi setiap peserta. Kemudian perwakilan peserta diminta untuk menceritakan aspirasinya terhadap pilkada Jogja. Beberapa isu yang disoroti diantaranya soal UMK rendah, biaya pendidikan tinggi dan pengelolaan sampah.

Perwakilan paslon nomor urut 01, Valen Stefanus Suseno, menjelaskan Paslon Heroe-Peno memiliki perhatian khusus pada isu-isu di Jogja, yang dituangkan dalam 11 program priptotas dan lima program percepatan.

“Salah satu program yang dicanangkan yaknin pemberian 5.000 beasiswa, syaratnya cukup KTP Jogja, kuliah negeri maupun swasta silakan. Prinsipnya perusahaan, CV, PT, punya standar penerimaan karyawan S1. Ketika bisa kuliah dengan mudah, lulusan S1 meningkat, anak Kota Jogja berpeluang besar dapat pekerjaan layak,” ujarnya.

BACA JUGA: Dinkes di Bantul Tunggu Kejelasan Pelaksanaan Skrining Kesehatan Gratis untuk yang Ulang Tahun

Program lainnya yakni menyediakan 6.000 lapangan pekerjaan. Ia menceritakan di masa Heroe Poerwadi menjabat Wakil Wali Kota, beberapa kali pernah menggelar job fair dengan ribuan lowongan kerja. Heroe juga mencetuskan Jogja Smart Service (JSS) yang mempermudah akses informasi.

“Lalu soal sampah, Kota Jogja menghasilkan 300 ton per hari. Prinsipnya, orang ga usah bingung buang sampah. Ada solusi jangka pendek, menengah, panjang.

Jangka pendek dan menengah dengan pemilahan sampah. Masyarakat diberi insentif ketika melakukan pemilahan, kalau tidak melakukan ada konsekwensinya,” katanya.

Perwakilan Paslon nomor urut 03, Puspita Wijayanti, menuturkan UMK rendah tidak lepas dari faktor struktur industri dan ekonomi.

Ketika Kota Jogja menggantungkan hampir 100% ekonominya pada sektor pariwisata, maka kebanyakan pekerjaan yang tersedia adalah informal.

“Upah pekerja informal lebih kecil dibanding pekerja formal. Biaya hidup juga mempengaruhi. Makan di jogja lebih murah daripada di Jawa Tengah, maka akan memengaruhi inflasi. Ketiga, lapangan pekerjaan dengan gaji tinggi ga banyak, akhirnya banyak lulusan universitas over qualified. Akhirnya apa yang ada diterima saja karena kurangnya lapangan kerjaan yang sesuai,” katanya.

BACA JUGA: Sapa Hangat Titiek Soeharto di Deklarasi GSN, Presiden Prabowo Dapat Tepukan Meriah

Maka untuk mendorong pendapatan yang lebih besar bagi masyarakat Jogja, paslon Afnan-Singgih mendorong ivestasi sektor berpotensi tinggi, seperti ekonomi kreatif, teknologi, ekonomi digital, dan sebagainya.

“Kami ikuti pasar. Pengembangan ekonomi kreatif penting, bisa meningkatkan UMK karena ekonomi kreatif menyumbangkan 20 persen PDB [Produk Domestik Bruto],” ungkapnya.

Sayangnya dalam kegiatan ini perwakilan dari paslon nomor urut 02 tidak hadiir. Koordinator Konsorsium Bijak Pilkada Jogja, Rayhan Fasya Firdaus, mengatakan melalui Festival Pilkada Jogja 2024, pihaknya ingin menciptakan ruang interaksi yang inklusif antara calon kepala daerah dan pemuda Jogja.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan gagasan, visi, dan misi dari para calon kepala daerah secara langsung kepada generasi muda, yang merupakan mayoritas pemilih pada Pilkada 2024. Festival ini juga diharapkan menjadi sarana bagi para pemuda untuk menyampaikan aspirasi mereka, sehingga terbentuk dialog yang transparan dan partisipatif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news