Suasana Festival Singara' Bulang (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar menggelar Festival Singara Bulang Harmoni Budaya sebagai bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-418 Kota Makassar, Jumat malam (8/11) malam.
Acara yang berlangsung di depan Balai Kota Makassar, Jalan Ahmad Yani, tersebut menghadirkan nuansa kebersamaan dalam keberagaman budaya masyarakat Kota Daeng.
Ribuan warga memadati area sepanjang Jalan Ahmad Yani untuk menyaksikan parade budaya yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Makassar. Festival ini menampilkan berbagai pakaian adat, tarian tradisional, dan atraksi budaya dari berbagai komunitas, menegaskan Makassar sebagai kota yang majemuk namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya leluhur.
Parade budaya yang bertema ‘Harmoni Budaya” melibatkan beragam unsur masyarakat, mulai dari komunitas disabilitas, etnis Tionghoa, Sunda, Madura, Bali, hingga Komunitas Sepeda Tua Makassar. Tak hanya itu, sebanyak 23 sanggar seni dengan 250 penari juga menampilkan pertunjukan budaya dari empat etnis utama Sulawesi Selatan, yaitu Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja.
Festival dibuka dengan prosesi tradisional ‘detungan ledung’, yakni pemukulan alat musik khas Makassar yang melambangkan semangat kebersamaan. Prosesi ini dilakukan oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi), didampingi Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, Sekretaris Daerah Andi Zulkifli Nandar, serta Kepala Dinas Kebudayaan Andi Patiware.
Turut hadir Forkopimda Kota Makassar, Ketua TP PKK, para tokoh budaya, akademisi, camat, lurah, serta tamu kehormatan dari Korea Selatan. Para tamu tampil anggun dengan busana adat Bugis-Makassar, menambah semarak suasana malam yang penuh makna tersebut.
Appi menegaskan bahwa Festival Singara Bulang bukan sekadar pesta budaya, tetapi juga simbol penting bagi perjalanan peradaban masyarakat Makassar.
“Cahaya bulan ini mengingatkan kita bahwa budaya Makassar adalah cahaya yang menerangi perjalanan peradaban kita. Sebagaimana bulan memberi cahaya di malam hari, budaya kita memberikan pencerahan terhadap identitas dan jati diri bagi generasi masa kini dan masa yang akan datang,” ujar Appi.
Appi menjelaskan, filosofi Singara’ Bulang yang berarti “cahaya bulan” menjadi simbol kesinambungan nilai-nilai antara generasi terdahulu dan generasi sekarang. Ia menilai, kekuatan budaya Makassar terletak pada kemampuannya menjaga harmoni di tengah keberagaman selama lebih dari empat abad.
“Filosofi ini hidup dan menjadi pegangan masyarakat Makassar secara turun-temurun, menjadi fondasi harmoni dalam keberagaman selama 418 tahun,” ucapnya.
Ia menambahkan, meski Makassar terus berkembang sebagai kota metropolitan modern, akar budaya tetap harus menjadi dasar pijakan utama dalam menghadapi arus globalisasi.
“Kita tidak boleh melupakan warisan leluhur. Melalui Harmoni Budaya Makassar ini, saya mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan kearifan lokal serta budaya Makassar sebagai identitas yang membedakan kita dengan daerah lain,” tutur Appi.
Appi juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda agar mereka tumbuh dengan karakter yang kuat dan berakar pada jati diri bangsa. Menurutnya, kebudayaan bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga potensi ekonomi yang mampu menumbuhkan kesejahteraan masyarakat.
“Budaya harus menjadi kekuatan sosial dan ekonomi kreatif. Bila dikelola dengan baik, budaya akan menjadi daya tarik wisata dan membuka peluang kerja bagi masyarakat,” kata Appi.
Appi kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kebanggaan terhadap Kota Makassar yang kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Timur.
“Makassar ini kota terbesar di Indonesia Timur. Keberagaman inilah yang menjadi modal kita untuk bersatu membangun Makassar agar semakin tinggi dan maju,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham turut memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Festival Singara’ Bulang yang dinilai mampu memperkuat identitas budaya masyarakat Makassar.
“Kirab Budaya ini bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana pelestarian identitas dan jati diri Makassar. Budaya adalah kekuatan yang mempersatukan, dan semangat ini harus terus kita rawat dalam membangun kota yang berkarakter,” kata Aliyah.
Festival Singara Bulang tahun ini menjadi salah satu puncak perayaan HUT ke-418 Kota Makassar. Kegiatan ini tidak hanya menampilkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi simbol harmoni antar-etnis dan solidaritas sosial di tengah kehidupan masyarakat perkotaan yang semakin modern.


















































