Festival To Berru XIV: Andy Syamsurizal Gaungkan Semangat Pelestarian Budaya

1 week ago 16
 Andy Syamsurizal Gaungkan Semangat Pelestarian BudayaDirektur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan RI, Andy Syamsurizal (Dok: KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Direktur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan RI, Andy Syamsurizal, yang hadir mewakili Menteri Kebudayaan serta Direktur Jenderal Pengembangan Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, menegaskan bahwa pemajuan kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah pusat, melainkan kerja kolektif semua pihak.

“Pemajuan dan pelestarian budaya ini kita lakukan bersama. Tidak mungkin berdiri sendiri,” ujar Andy di Festival To Berru ke-XIV dan Aksara Lontara VI 2025 di Alun-Alun Colliq Pujie, Kabupaten Barru, Minggu (23/11).

Andy juga menyoroti keberlanjutan Festival Aksara Lontara yang telah memasuki tahun penyelenggaraan keenam. Menurutnya, konsistensi itu mencerminkan kekuatan masyarakat Soppeng dalam menjaga nilai lokal di tengah perubahan zaman.

“Festival Aksara Lontara ke-6 adalah capaian luar biasa yang lahir dari komitmen bersama,” ucapnya.

Tahun ini, Festival To Berru mengusung tema ‘Colliq Pujie, Cendekia Penggerak Zaman.’ Andy menyebut tema tersebut sangat relevan karena membuka kembali ingatan kolektif tentang peran besar Colliq Pujie dalam sejarah Bugis.

“Tema ini mengajak kita mengenang Colliq Pujie, seorang cendekiawan agung yang memberi sumbangsih besar bagi peradaban melalui penyusunan naskah Ilago, manuskrip terpanjang di dunia,” kata Andy.

Ia menegaskan bahwa Lagaligo, yang telah ditetapkan sebagai Memorial of the World UNESCO pada 2014, merupakan bukti kehebatan literasi leluhur yang harus dijaga dan diwariskan.

Ia menambahkan bahwa Lontara dan Lagaligo bukan hanya teks, melainkan “cerminan kearifan lokal dan nilai luhur nenek moyang yang tak ternilai harganya.”

Andy juga memuji sinergi pemerintah daerah, terutama kesiapan Bupati dan jajaran yang berhasil menghadirkan festival meski dalam situasi keterbatasan anggaran.

“Dalam waktu yang singkat dan kondisi penghematan, pemerintah daerah mampu membuktikan bahwa gotong royong dapat menghasilkan karya luar biasa,” ungkapnya.

Selain unsur pemerintah daerah, perwakilan dari Direktorat Sarana dan Prasarana turut hadir mendukung penyelenggaraan, termasuk dalam pengembangan sarana budaya di Museum Colliq Pujie. Festival tahun ini juga menampilkan karya anak-anak hasil workshop dan berbagai pertunjukan yang memperlihatkan bagaimana aksara Lontara mulai disosialisasikan dalam bentuk digital.

Menurut Andy, kolaborasi dan kebersamaan menjadi roh utama keberlangsungan Festival To Berru hingga mencapai tahun ke-14.
“Tanpa dukungan semua pihak, mustahil festival ini bisa bertahan. Ini langkah visioner yang patut dicontoh,” ujarnya.

Andy juga memberikan apresiasi khusus kepada seluruh panitia yang bekerja di balik layar.

“Panitia telah menunjukkan dedikasi dan semangat pantang menyerah. Mereka adalah pahlawan budaya sesungguhnya,” tegasnya,

Andy kemudian mengajak seluruh masyarakat menjadikan festival ini sebagai ruang memperkuat persaudaraan dan meneguhkan kecintaan terhadap budaya Bugis.

“Mari kita jadikan festival ini ajang mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan memperkenalkan kekayaan budaya kita ke tingkat nasional dan internasional,” Pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news