
KabarMakassar.com — Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, komunitas Generasi Hijau Institute menggagas gerakan besar bertajuk Rally Mulia Pro-Kasih (Mulia Program Kanal Bersih).
Kegiatan ini akan melibatkan sedikitnya 2.000 relawan dari kalangan mahasiswa, pelajar, TNI/Polri, organisasi kepemudaan, hingga aparatur Pemerintah Kota Makassar.
Gerakan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar dan dijadwalkan berlangsung 23 November 2025. Generasi Hijau Institute bekerja sama dengan AAS Foundation, IKA Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Yayasan Samudra Indonesia, serta didukung penuh oleh Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
Founder Generasi Hijau Institute, Muhammad Adam Rifki, menyebut program ini lahir dari keprihatinan anak muda terhadap kondisi kanal di Makassar yang selama ini kerap menjadi sumber banjir dan tempat pembuangan sampah. Menurutnya, saatnya generasi muda turun tangan tidak hanya lewat kritik dan aksi demonstrasi, tapi dengan langkah konkret yang memberikan dampak langsung bagi kota.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya bisa bersuara, tapi juga bekerja. Mulia Pro-Kasih ini bentuk aksi nyata kami untuk lingkungan,” tegas Adam usai melakukan audiensi dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Jumat (17/10).
Gerakan Mulia Pro-Kasih akan fokus pada enam titik kanal prioritas di Makassar, mulai dari Paotere hingga kawasan Center Point of Indonesia (CPI). Pembersihan kanal akan dilakukan dalam enam etape, satu titik per bulan, sehingga kegiatan berlangsung selama enam bulan penuh.
Selain membersihkan kanal, para relawan juga akan melakukan pemetaan permasalahan lingkungan, edukasi kepada masyarakat, dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga di sekitar area kanal. Adam menegaskan bahwa program ini tidak bersifat seremonial, melainkan gerakan berkelanjutan yang dirancang untuk menciptakan perubahan perilaku di tengah masyarakat.
“Kami ingin kanal bersih bukan hanya karena gotong royong sesaat, tapi karena kesadaran kolektif warga. Kanal harus jadi ruang hidup baru bagi ekonomi kreatif masyarakat,” ujarnya.
Dalam persiapan kegiatan, Generasi Hijau Institute juga melibatkan sejumlah pimpinan mahasiswa lintas kampus di Makassar. Tercatat ada sekitar 30 organisasi mahasiswa (BEM) dari universitas seperti Unhas, UMI, UIN Alauddin, Unitama, dan beberapa kampus vokasi yang siap menurunkan rata-rata 50 peserta per lembaga.
Dukungan juga datang dari berbagai unsur pemerintah dan aparat keamanan. Pemkot Makassar memastikan kolaborasi lintas sektor ini menjadi momentum penting dalam menata kanal sebagai urat nadi drainase dan simbol kesadaran lingkungan warga kota.
Adam menuturkan, Wali Kota Munafri menyambut baik inisiatif para pemuda ini dan memberi dorongan agar gerakan tersebut bisa menjadi model edukasi sosial yang efektif.
“Pak Wali bilang, memang tidak mudah mengubah kebiasaan warga di sekitar kanal, tapi beliau percaya kaum muda bisa jadi motor perubahan,” tambahnya.
Gerakan Rally Mulia Pro-Kasih menjadi wujud sinergi antara pemerintah dan masyarakat sipil, terutama generasi muda, dalam mengatasi masalah klasik Makassar kanal yang kotor, tersumbat, dan kurang terawat.
Dengan semangat kolaborasi, Generasi Hijau Institute berharap gerakan ini bukan hanya membersihkan kanal, tapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari membangun masa depan kota.
“Kami ingin Makassar jadi kota yang tidak hanya megah di darat, tapi juga bersih di aliran airnya,” tutup Adam.