PADANG, KLIKPOSITIF – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Bank Indonesia Wilayah Sumatera Barat dan Bulog memaparkan kondisi terkini terkait Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berhasil mengendalikan beberapa bahan pokok di pasaran.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Mohamad Abdul Majid Ikram, pelaksanaan GPM yang dimasifkan selama dua minggu ini berhasil menstabilkan harga pangan, kecuali harga cabe.
“Berdasar catatan pada rentang Agustus hingga September, harga beras medium bertahan dari rata-rata Rp17.125 menjadi Rp17.126 per kilo gram. Kemudian gula pasir turun tipis dari Rp18.425 menjadi Rp18.386 per kilo gram,” katanya saat Media Briefing bersama Bank Indonesia dan Bulog, Selasa, 30 September 2025.
Minyak goreng, dari Rp20.950 menjadi Rp20.971 per liter. Selanjutnya, bawang merah dari Rp56.500 turun menjadi Rp33.000 per kilo gram.
Kepala Dinas Pangan Sumbar, Iqbal Ramadi Payana mengatakan, GPM berhasil mengendalikan harga pangan di pasar, seperti cabe, minyak dan gula, namun cabe masih berada di angka yang belum stabil.
“Kita akan lakukan GPM sampai harga terkendali. Khusus untuk cabe dipengaruhi oleh faktor produksi yang menurun sehingga ada kenaikan harga. Lonjakan kenaikan harga cabe merah dipengaruhi oleh dua hal, pertama karena virus yang terjadi hampir di seluruh Indonesia, kedua karena produksi yang memang menurun hampir di seluruh wilayah di Indonesia,” jelasnya.
Ia mengatakan, untuk cabe pihaknya telah melakukan operasi pasar cabe murah yang dilakukan pada Minggu, 28 September 2025 lalu pada kegiatan CFD dengan menjual 700 kg cabe di harga Rp53.000,- dengan jenis cabe jawa.
“Cabenya kita ambil dari Provinsi Jawa Tengah. Awalnya kita minta stok 2 ton agar juga bisa di bagikan ke kota/kabupaten lain, namun karena hanya ada 700 kg, maka penyebarannya hanya dilakukan di Kota Padang,” jelasnya.
Iqbal menuturkan, selama Januari sampai September 2025, pihaknya sudah melaksanakan GPM 720 kali dengan 4 pick up mobil TTIC Sumbar dan permintaan dari kabupaten/kota sebanyak 46 kali.
“Ada layanan mobil box keliling ke lokasi pemukiman penduduk. Selain itu, GPM juga dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama BI dan Bulog di kabupaten/kota di Sumbar,” jelasnya.
Sementara itu Pemimpin Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat, Darma Wijaya mengatakan, pihaknya terus memasifkan penyaluran beras SPHP hingga akhir tahun.
“Penyaluran beras SPHP terbanyak di Kota Padang dengan persentase lebih 50 persen. Sedangkan pada 18 kabupaten/kota lainnya masih perlu upaya optimalisasi,” jelasnya.
Selain beras SPHP, pihaknya juga akan melakukan penjualan dalam bentuk paket lain yang disandingkan dengan komoditas lain, yakni minyak goreng dan gula pasir.