Beranda News Guru SMKN 3 Takalar Kembali Berunjuk Rasa, Tuntut Mutasi Kepsek
KabarMakassar.com — Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jeneponto-Takalar kembali digruduk puluhan guru untuk melakukan aksi protes. Sebanyak 40 guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dari SMKN 3 Takalar kembali menggelar aksi mogok mengajar, menuntut pencopotan Kepala Sekolah Nursalam Daeng Lallo.
Para guru, yang mengenakan seragam batik berwarna gelap, menyatakan sudah tidak betah dengan kepemimpinan Nursalam dan meminta agar segera dilakukan mutasi jabatan.
Kedatangan mereka langsung disambut oleh Kepala Seksi Cabdis Wilayah VII, Hamzah Daeng Ngalle, yang mengarahkan mereka ke dalam ruangan untuk mendengarkan keluhan mereka.
Salah satu guru, Najeng Sese, menegaskan bahwa mereka tidak akan kembali mengajar sebelum permintaan mereka dipenuhi.
“Kami, sebanyak 40 ASN guru SMKN 3 Takalar, tidak akan masuk mengajar sebelum Kepala Sekolah dicopot,” tegas Najeng dengan nada haru.
Selain itu, para guru juga menyoroti dugaan cakupan lahan sekolah yang disebut telah dikelola oleh pihak ketiga dengan izin dari Nursalam.
Menyanggapi aksi ini, Hamzah Daeng Ngalle memastikan bahwa aduan para guru telah diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Ia juga menegaskan bahwa segala bentuk kerja sama terkait lahan sekolah yang tidak sesuai aturan akan segera dihentikan.
“Sudah disampaikan untuk segera putus kontrak antara yang memberikan izin dan penerima pekerjaan lahan,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 40 guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di sekolah tersebut menggelar aksi mogok mengajar sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Kepala Sekolah SMKN 3 Takalar, Nursalam Daeng Lallo, Kamis (30/01).
Aksi mogok ini menyebabkan lebih dari 700 siswa tidak mendapatkan pembelajaran sebagaimana mestinya.
Para guru menegaskan bahwa mereka tidak akan kembali mengajar hingga tuntutan mereka dipenuhi, salah satunya adalah pencopotan Kepala Sekolah.
Salah satu guru sejarah di SMKN 3 Takalar, Hasmawati, menuturkan bahwa kepemimpinan Nursalam selama lebih dari setahun dianggap tidak kondusif bagi lingkungan sekolah.
Ia menyebut para guru di SMKN 3 Takalar merasa tidak nyaman akibat sikap Nursalam yang dianggap arogan dan kerap mengancam sejumlah tenaga pendidik.
“Tuntutan kami harus dipenuhi karena kami tidak akan masuk mengajak jika belum di mutasi maupun di copot jabatan Kepala sekolahnya,” ujarnya.
Para guru juga mengaku telah mengajukan lima petisi ke Cabang Dinas Pendidikan (Cabdis) Wilayah VII Jeneponto-Takalar, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang jelas.
“Pernyataannya sering menekan dan mengancam beberapa guru. Kami merasa kepemimpinannya tidak bisa dilanjutkan,” kata Hasmawati.
Kepala Seksi SMK Cabdis Wilayah VII Jeneponto-Takalar, Hamzah Daeng Ngalle, membenarkan bahwa pekan lalu pihaknya menerima aduan dari para guru terkait kondisi di SMKN 3 Takalar.
“Betul ada puluhan guru pekan lalu datang dan memberikan aduan 5 petisi tersebut,” terang Hamzah.
SMKN 3 Takalar, yang berlokasi di Jalan Hamzah Daeng Tuppu, Desa Paddingin Raya, Kecamatan Sanrobone, menampung sekitar 700 siswa. Aksi mogok mengajar ini berdampak pada terganggunya proses belajar-mengajar di sekolah tersebut.