Silaturahmi Pemerintah Kota Makassar bersama Imam Rawatib se-Kota Makassar (Dok: KabarMakassar).KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan para imam masjid. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin (Appi), para imam rawatib di Kota Makassar dipastikan bakal memperoleh jaminan sosial dan tunjangan hari tua mulai tahun depan.
Kebijakan tersebut diumumkan langsung oleh Appi dalam kegiatan Silaturahmi Pemerintah Kota Makassar bersama Imam Rawatib se-Kota Makassar yang digelar di Makassar Golden Hotel (MGH), Selasa (11/11).
Acara yang diikuti 960 imam dari berbagai masjid, Appi menyampaikan bahwa Pemkot telah menjalin kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan tiga jenis perlindungan sosial kepada imam: jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
“Mulai tahun depan, seluruh imam rawatib di Kota Makassar akan ditanggung iuran BPJS-nya oleh pemerintah kota. Ada tiga jaminan yang kami berikan, kecelakaan kerja, kematian, dan tambahan baru jaminan hari tua. Semua dibiayai dari APBD,” jelas Appi.
Menurut Appi, perhatian terhadap imam bukanlah seremonial semata, melainkan bentuk nyata penghargaan atas peran sosial mereka di tengah masyarakat. Ia mencontohkan, banyak imam yang tetap melaksanakan tugasnya meski dalam kondisi terbatas, bahkan saat mengalami risiko di perjalanan menuju masjid.
“Kalau ada imam yang dalam perjalanan menuju masjid lalu mengalami kecelakaan, sekarang sudah ada jaminannya. Dulu hanya dua jaminan, sekarang kita tambahkan jaminan hari tua, agar ketika sudah tidak aktif, tetap ada pegangan hidup,” ungkapnya.
Appi menegaskan bahwa imam masjid memiliki posisi strategis bukan hanya sebagai pemimpin ibadah, tetapi juga sebagai penggerak sosial dan penjaga harmoni di lingkungan masyarakat.
“Imam itu bukan hanya untuk kepentingan dirinya atau jamaahnya, tapi untuk kepentingan masyarakat luas. Imam harus jadi penengah jika ada persoalan sosial, jadi katalisator dalam menjaga keharmonisan di lingkungannya,” tegasnya.
Selain mengumumkan jaminan sosial, kegiatan tersebut juga menjadi ajang penguatan kapasitas imam rawatib yang berlangsung selama 15 hari. Para peserta mendapat materi seputar tata cara, bacaan, serta adab dalam memimpin salat, sekaligus pelatihan peran sosial imam di tengah masyarakat.
Ia menilai pelatihan ini sangat penting karena imam memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter dan ketenangan sosial di masyarakat.
“Pentingnya acara ini bukan hanya untuk peningkatan kemampuan individu, tapi untuk kemaslahatan umat secara keseluruhan. Masjid harus menjadi pusat kegiatan sosial dan tempat menyelesaikan persoalan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, masjid di era modern tidak boleh hanya berfungsi sebagai tempat salat lima waktu, tetapi juga harus menjadi pusat aktivitas umat, tempat masyarakat berdialog, belajar, dan berinteraksi dalam suasana yang harmonis.
“Masjid bisa jadi tempat diskusi, tempat belajar, tempat istirahat, bahkan tempat orang mencari ketenangan. Kalau imamnya terbuka dan ramah, jamaah pasti nyaman datang ke masjid,” tutur Appi.
Appi juga berpesan agar para imam menunjukkan keteladanan dan keramahan dalam berinteraksi dengan jamaah. Menurutnya, keramahan seorang imam dapat menciptakan kedamaian batin bagi umat.
“Kadang saya lihat ada imam yang senyum saja susah. Padahal di masjid harus ada hospitality, ada sambutan yang baik. Kalau imamnya ramah, jamaahnya akan semakin cinta dengan masjidnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Appi mengingatkan pentingnya menjaga marwah dan kemuliaan posisi imam sebagai tokoh yang dihormati. Ia berharap para imam di Makassar bisa kembali meneguhkan wibawa sosial yang melekat pada peran tersebut.
“Dulu waktu saya kecil, orang memanggil ‘Puang Imam’. Begitu mulianya posisi itu. Maka jangan sampai martabat itu hilang. Imam harus tetap menjadi sosok teladan dan penjaga nilai-nilai moral di wilayahnya,” pesannya.
Appi juga meminta agar pelatihan imam menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan inspiratif, agar para peserta bisa menimba ilmu langsung dari mereka yang telah berhasil memakmurkan masjid.
“Saya minta pembicara di kegiatan seperti ini adalah imam-imam yang sudah sukses dalam menghidupkan masjidnya, bukan yang masih perlu dilatih. Supaya ilmunya bisa langsung dirasakan dan dicontoh,” tegasnya.
Melalui pelatihan dan program jaminan sosial tersebut, Appi berharap imam-imam masjid di Makassar semakin berdaya dan mandiri, serta menjadi figur yang dihormati, dipercaya, dan dicintai jamaahnya.
“Imam harus menjadi sosok yang mampu memberi solusi sebelum masalah kecil dibawa ke aparat. Mari kita jaga marwah, kehormatan, dan kemuliaan peran ini. Pemerintah hadir untuk memastikan para imam mendapat perlindungan dan kesejahteraan yang layak,” tutupnya.


















































