KLIKPOSITIF – Studi yang dipublikasikan Selasa lalu di jurnal ilmiah JMIR Serious Games ini melibatkan 92 lansia yang relatif sehat di Quebec. Peserta dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Masing-masing diminta melakukan pelatihan otak selama 30 menit setiap hari selama 10 minggu.
Kelompok kontrol memainkan permainan kartu Solitaire dan Bricks Breaking Hex — gim yang mengharuskan pemain memecahkan batu bata berdasarkan warna yang sama — dengan ritme mereka sendiri. Sementara itu, kelompok intervensi memainkan dua modul BrainHQ: Double Decision dan Freeze Frame, yang tingkat kesulitannya meningkat seiring kemampuan pemain.
Freeze Frame menampilkan satu gambar target, lalu rangkaian gambar lain, dan pengguna harus mengklik “tidak” untuk setiap gambar yang salah. Double Decision menampilkan salah satu dari dua mobil di padang pasir, bersama papan penunjuk Route 66 yang bisa muncul di mana saja di layar. Untuk menyelesaikan pelatihan dengan benar, pemain harus dengan cepat mengklik mobil yang tepat dan lokasi papan tersebut.
Versi awal Double Decision sebelumnya digunakan dalam uji coba ACTIVE tahun 2001 (Advanced Cognitive Training for Independent and Vital Elderly), yang menemukan bahwa peningkatan fungsi kognitif dari pelatihan tersebut masih tampak hingga lima tahun kemudian.
Pengujian kognitif dan tes lainnya dilakukan sebelum dan sesudah masa pelatihan, serta pada tindak lanjut tiga bulan kemudian. Kadar asetilkolin diukur menggunakan pemindaian PET.
Menurut hasil pemindaian, kelompok intervensi mengalami peningkatan 2,3% dalam regulasi asetilkolin setelah 10 minggu pelatihan kecepatan tinggi. Peningkatan tersebut terjadi pada area kunci otak yang berperan penting dalam memori dan pengambilan keputusan, kata Dr. Raj Attariwala, spesialis pencitraan fungsional sekaligus pendiri AIM Medical Imaging di Vancouver, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Perbaikan ini hampir menyeimbangkan penurunan alami asetilkolin sebesar rata-rata 2,5% per dekade kehidupan. Sebaliknya, kelompok kontrol tidak menunjukkan manfaat yang signifikan.
Meski studi ini menjadi kemajuan penting bagi dunia ilmiah, terlalu dini untuk menarik kesimpulan besar karena “penelitian ini masih tahap awal dan efeknya relatif kecil,” ujar Aaron Seitz, peneliti permainan otak dan profesor psikologi, desain gim, serta terapi fisik di Northeastern University Bouvé College of Health Sciences di Boston. Ia juga tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Penting bagi peneliti lain untuk mereplikasi temuan ini sebelum kita bisa dengan yakin menyimpulkan bahwa produksi asetilkolin benar-benar meningkat akibat jenis latihan komputer semacam ini,” tambah Seitz.

4 days ago
12




















































