KabarMakassar.com — Usia ke-418 tahun Kota Makassar, Wali Kota Munafri Arifuddin atau akrab disapa Appi, menandai momentum istimewa ini dengan serangkaian capaian program nyata yang telah terealisasi sejak dirinya resmi dilantik pada 20 Februari 2025.
Kurun waktu sembilan bulan kepemimpinannya, berbagai kebijakan pro-rakyat mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah.
Appi menyebut, seluruh langkah ini merupakan bagian dari ‘kado nyata’ Pemerintah Kota Makassar untuk seluruh warga di momentum ulang tahun kota yang dijuluki Anging Mammiri itu.
“Pemerintah tidak boleh hanya hadir dalam seremoni, tapi harus hadir dalam kehidupan sehari-hari warga. Itulah semangat kami menghadirkan manfaat langsung, bukan sekadar rencana,” ujar Appi saat ditemui usai peringatan HUT Makassar ke-418 di Tribun Karibosi, Minggu (09/11).
Salah satu program yang paling dirasakan masyarakat adalah iuran sampah gratis bagi warga berpenghasilan rendah di 15 kecamatan. Kebijakan ini, kata Appi, bertujuan untuk meringankan beban rumah tangga sekaligus mendorong kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.
Selain itu, Pemkot juga meluncurkan program sambungan pipa PDAM gratis bagi masyarakat kurang mampu, khususnya di wilayah utara Makassar yang selama ini kesulitan mengakses air bersih.
“Air bersih adalah hak dasar warga. Kami pastikan tidak ada lagi keluarga di Makassar yang harus membeli air karena tidak mampu memasang pipa,” tegas Appi.
Bidang pendidikan, Pemkot juga merealisasikan seragam sekolah gratis untuk siswa SD dan SMP, baik di daratan maupun di pulau-pulau. Program ini sudah berjalan dan akan diperluas tahun depan.
“Kami ingin memastikan setiap anak Makassar berangkat sekolah dengan rasa bangga dan setara, tanpa terbebani biaya seragam,” tambahnya.
Sisi infrastruktur, program penataan kanal, pasar, dan lapak pinggir jalan terus digenjot melalui gerakan Jumat Bersih. Selain menjaga estetika kota, kegiatan ini menjadi momentum kolaborasi antara ASN, pelaku usaha, dan warga untuk menumbuhkan kesadaran kolektif menjaga lingkungan.
Appi juga memantau langsung progres pengaspalan sejumlah ruas jalan di berbagai sudut kota yang kini mulai tampak hasilnya. Tak hanya itu, proyek strategis pembangunan jalan baru Manggala–Perintis sepanjang 3,8 kilometer dengan lebar 30 meter juga tengah dikebut untuk mengurai kemacetan lintas kecamatan.
“Kita ingin memastikan konektivitas antarwilayah semakin lancar, sehingga aktivitas ekonomi warga makin hidup,” kata Appi.
Upaya perbaikan drainase di enam titik langganan banjir, seperti di kawasan Antang, Pettarani, hingga Jalan Faisal–Bontomene, juga menjadi perhatian serius. Pemkot memastikan pekerjaan berjalan cepat sebelum musim hujan.
Salah satu capaian signifikan di masa kepemimpinan Appi adalah langkah besar dalam penataan aset Pemkot Makassar. Dari 6.978 bidang tanah dan gedung yang tercatat, sebanyak 2.743 sudah bersertifikat, di mana 452 di antaranya telah resmi atas nama Pemkot, sementara sisanya sedang dalam proses penyelesaian dengan BPN.
“Kita tidak ingin lagi ada aset yang hilang arah atau tidak tercatat dengan baik. Semua harus jelas, legal, dan bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat,” tegasnya.
Tak hanya itu, Pemkot bekerja sama dengan Kejari Makassar berhasil menertibkan aset kendaraan dinas, termasuk 51 unit milik DPRD dan 185 unit di lingkup Sekretariat Daerah. Dari jumlah itu, 92 unit berhasil dikembalikan ke pemerintah.
Komitmen antikorupsi juga diperkuat melalui penandatanganan fakta integritas dengan KPK serta penerapan sistem transparansi pengelolaan keuangan dan aset publik.
“Makassar harus menjadi contoh tata kelola pemerintahan yang bersih, modern, dan bebas gratifikasi,” ucap Appi.
Di sektor perumahan, Appi telah menyerahkan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) sebanyak 181 perumahan seluas lebih dari 2,2 juta meter persegi, dengan nilai aset mencapai Rp5,78 triliun.
Dalam bidang sosial, program pelatihan kerja bagi penyandang disabilitas di Makassar Creative Hub juga menjadi inovasi baru. Sebanyak 22 peserta dilatih berkolaborasi dengan BLK Makassar untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
Appi juga menaruh perhatian besar pada kawasan kepulauan. Di Pulau Barrang Lompo, Pemkot mendirikan pabrik es pertama bagi nelayan, sementara di Pulau Samalona, warga kini menikmati listrik 24 jam berkat kerja sama Pemprov Sulsel, PT PLN, dan Pemkot Makassar.
“Pemerataan pembangunan bukan hanya untuk daratan, tapi juga untuk warga kepulauan. Mereka bagian dari Makassar yang sama pentingnya,” ujar Appi.
Dalam hal pengelolaan lingkungan, Pemkot mengembangkan program komposter, maggot, eko-enzim, dan urban farming yang kini berjalan di seluruh 15 kecamatan dan 153 kelurahan. Program ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tapi juga menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian kota.
“Kami ingin Makassar dikenal bukan hanya sebagai kota pintar, tapi juga kota hijau yang peduli lingkungan,” tutur Appi.
Melalui kolaborasi dengan Universitas Negeri Makassar (UNM), Pemkot juga meluncurkan kurikulum muatan lokal di tingkat SD untuk memperkuat karakter, etika, dan sopan santun anak Makassar.
“Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini. Kita ingin anak-anak tumbuh dengan jati diri Makassar yang santun dan berdaya saing global,” jelas Appi.
Capaian 15 program strategis ini menjadi bukti komitmen Wali Kota Munafri Arifuddin dalam menghadirkan pemerintahan yang melayani, bersih, dan berorientasi hasil. Ia menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan tidak diukur dari besarnya acara perayaan, melainkan dari seberapa besar manfaat yang dirasakan warga.
“Kado terbaik untuk Kota Makassar di usia ke-418 bukan pesta, tapi kerja nyata. Pemerintah harus hadir lewat aksi, bukan janji,” tutup Appi.


















































