Jejak Imam Fauzan, Politisi Muda yang Menanjak Jadi Sekjen PPP

2 weeks ago 13

KabarMakassar.com – Di usia yang baru menginjak 29 tahun, nama Imam Fauzan Amir Uskara kini melesat ke panggung politik nasional.

Anak muda kelahiran Makassar, 28 September 1996, itu baru saja didapuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendampingi Ketua Umum Muhammad Mardiono, usai Muktamar X PPP yang digelar di Ancol, Jakarta, Sabtu (27/09).

Penunjukan ini menandai babak baru dalam perjalanan politik Imam. Dari sekadar politisi muda di daerah, ia kini berada di lingkar kekuasaan partai tingkat pusat.

Keputusan Mardiono untuk mempercayakan pos sekjen kepada Fauzan juga sudah dikukuhkan lewat SK Menteri Hukum dan HAM pada Senin (30/09).

Ayahnya, Amir Uskara, politisi senior PPP sekaligus Wakil Ketua MPR RI, membenarkan langkah besar itu. “Sekjen DPP PPP sudah resmi diemban oleh Imam Fauzan. SK Menkumham telah diterbitkan,” ujarnya, Kamis (02/10).

Meski berasal dari keluarga politisi, kiprah Imam Fauzan tak sekadar menumpang nama besar ayahnya. Kariernya justru dibangun sejak dini dengan pertarungan politik yang tidak mudah.

Pada Pemilu 2019, Fauzan yang kala itu baru berusia 22 tahun, mencatat sejarah sebagai anggota DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) termuda periode 2019–2024. Ia melenggang ke kursi parlemen setelah meraih 13.589 suara di Daerah Pemilihan I Sulsel (Makassar A) yang meliputi 11 kecamatan padat pemilih.

Tidak berhenti di situ, Fauzan bahkan langsung dipercaya menjabat Ketua Fraksi PPP DPRD Sulsel. Pada usia 23 tahun, ia menjadi ketua fraksi termuda di gedung parlemen provinsi itu.

Dua tahun berselang, pada 2021, Imam kembali mendapat amanah lebih besar. Ia terpilih sebagai Ketua DPW PPP Sulsel, menggantikan Muh Aras.

Di bawah kepemimpinannya, partai berlambang Kakbah itu bangkit. Jika pada periode sebelumnya PPP hanya menempatkan 6 legislator di DPRD Sulsel, maka pada Pemilu 2024 jumlahnya meningkat menjadi 8 kursi.

Raihan itu sekaligus mengantarkan PPP masuk lima besar partai di Sulsel, menggeser posisi Demokrat dan PKS di unsur pimpinan DPRD Sulsel periode 2024–2029. Lebih istimewa lagi, sebagian caleg yang lolos adalah politisi muda yang direkrut langsung oleh Imam, seperti Salman Alfariz Sukardi (Makassar B), Rifail Kakbah Faizal Hijaz (Gowa–Takalar), hingga Achmad Fauzan Guntur.

Jejak Politik Keluarga

Imam adalah putra pasangan Amir Uskara dan Tenri Ajeng. Amir sendiri dikenal luas sebagai politisi senior PPP. Selama dua periode di DPR RI (2014–2024), Amir pernah menjabat Sekretaris Fraksi PPP (2017–2019) dan kemudian Ketua Fraksi (2019–2024). Pada 2024, ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua MPR RI menggantikan Arsul Sani yang terpilih sebagai hakim konstitusi.

Meski berada di bayang-bayang nama besar sang ayah, Imam membuktikan dirinya mampu menorehkan jejak politik independen. DPP PPP bahkan sempat memberikan rekomendasi kepadanya untuk maju di Pilkada Gowa 2024. Namun langkah itu urung terealisasi lantaran sang ayah sendiri memilih maju sebagai calon bupati.

Sayangnya, Amir bersama pasangannya, Irmawati, gagal memenangkan kontestasi. Mereka meraih 195.094 suara atau 46,39 persen, kalah dari pasangan Sitti Husniah Talenrang–Darmawansyah Muin.

Pendidikan Internasional dan Aktivisme Mahasiswa

Fauzan bukan hanya politisi, ia juga punya rekam jejak akademik yang mentereng. Lulus dari SMA Negeri 2 Tinggimoncong, Gowa, ia melanjutkan pendidikan tinggi di James Cook University Singapore (2015–2018) dengan jurusan bisnis internasional.

Selama kuliah di Negeri Singa, ia aktif berorganisasi melalui Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Singapura, bahkan sempat menjabat Sekjen. Kecakapannya dalam berjejaring semakin terasah ketika ia terlibat sebagai wakil koordinator eksternal Indofest SG pada 2017.

Selain itu, ia juga meniti pengalaman di dunia usaha melalui HIPMI Sulsel, khususnya di Departemen Kerjasama BUMN. Jejak inilah yang memperkuat karakter Imam sebagai politisi muda dengan basis akademik dan jaringan internasional.

Aktivitas Sosial dan Pendidikan

Di luar dunia politik, Imam juga berkiprah di bidang pendidikan. Ia memimpin Yayasan Pendidikan Arifah di Gowa, lembaga yang mengelola sekolah terpadu dari jenjang TK hingga SMA.

Peran ini memperlihatkan sisi lain Imam sebagai figur muda yang tak hanya fokus pada perebutan kekuasaan, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia sejak dini.

Kiprah di dunia pendidikan ini sering ia sandingkan dengan pengalaman organisasinya di PPI, seakan menegaskan konsistensi dalam membangun generasi muda.

Masa Depan Politik

Kini, setelah resmi menjabat Sekjen DPP PPP, Imam Fauzan disebut-sebut sebagai representasi regenerasi politik di tubuh partai. Usianya yang masih sangat muda membuka peluang besar untuk membawa PPP lebih dekat dengan generasi milenial dan Gen Z.

Bagi banyak kader, terpilihnya Imam adalah sinyal perubahan. Ia adalah simbol transisi dari kepemimpinan PPP yang identik dengan tokoh senior, menuju wajah baru yang lebih segar.

Meski demikian, tantangan di depan tidak kecil. Sebagai sekjen, ia dituntut merapikan mesin partai, membangun soliditas, sekaligus mempersiapkan PPP menghadapi Pilkada serentak 2024–2029.

Bappilu DPW PPP Sulsel, Yusran Sofyan, mengungkapkan bahwa selama kepemimpinan Imam Fauzan, perolehan kursi PPP di DPRD Sulsel mengalami peningkatan signifikan.

Dari hanya empat kursi pada periode 2021–2024, kini PPP berhasil meraih delapan kursi sekaligus mengantarkan Supriadi Arif menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Sulsel.

“Selama beliau menjabat, perolehan kursi PPP di Sulsel meningkat cukup baik. Meski di tingkat pusat PPP belum melampaui parliamentary threshold, tapi capaian delapan kursi di Sulsel adalah prestasi yang patut diapresiasi. Itu salah satu bukti keberhasilan Pak Imam,” ujar Yusran, Kamis (02/10).

Menurut Yusran, sosok Imam Fauzan yang masih muda memiliki magnet politik tersendiri. Kehadirannya diyakini mampu menarik simpati generasi milenial sekaligus memperluas basis suara PPP di tengah persaingan politik nasional yang semakin ketat.

“Beliau ini masih muda, punya magnet kuat untuk menggaet kaum milenial, dan bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh nasional asal Sulsel lainnya. Posisi Sekjen di tingkat nasional itu vital, sehingga pilihan pada Imam Fauzan sangat tepat,” tegasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news