Kepala DP3A Makassar, drg. Ita Anwar (Dok: Nursinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Dugaan penculikan anak di kawasan Taman Pakui, Kota Makassar, menjadi perhatian publik, Pemerintah Kota Makassar memastikan, hingga kini belum ada laporan resmi yang diterima terkait kejadian tersebut di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).
Kepala DP3A Makassar, drg. Ita Anwar, menegaskan belum ada pengaduan resmi dari pihak keluarga maupun korban, hanya berupa informasi yang beredar.
“Ada juga kasus dugaan penculikan di Taman Pakui Anak-Anak. Sekarang sudah ada CCTV, tapi kami belum terima laporan dari orang tuanya,” kata drg Ita, Kamis (06/11).
Ia menjelaskan, laporan resmi dari pihak keluarga atau orang terdekat korban sangat diperlukan agar pemerintah dapat menindaklanjuti secara hukum dan melakukan pendampingan. Tanpa adanya laporan, kata dr Ita, pemerintah tidak dapat melangkah lebih jauh, termasuk berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
“Tanpa adanya laporan, kami tidak bisa melakukan proses pendampingan maupun meneruskan ke penegak hukum,” ujarnya.
Menurut Ita, pelaporan resmi menjadi pintu awal bagi pemerintah untuk memastikan kebenaran informasi serta memberikan perlindungan kepada anak. Meskipun demikian, DP3A tetap melakukan pemantauan lapangan dan memantau arus informasi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kejadian di luar pantauan.
“Biasanya korban atau orang dekatnya melapor ke kami dulu. Kalau sudah ada laporan, baru ada pendamping, lalu kami periksa apakah ini betul penculikan,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Makassar juga menyoroti maraknya penyebaran isu penculikan anak di media sosial yang tidak disertai verifikasi. Menurut drg Ita, tindakan tersebut dapat memicu ketakutan dan keresahan masyarakat, bahkan bisa menghambat proses pelaporan yang seharusnya dilakukan dengan benar.
“Penyebaran isu yang belum jelas sumbernya bisa menimbulkan panik di masyarakat. Kami berharap warga lebih bijak dan tidak langsung membagikan informasi yang belum pasti,” jelasnya.
Ia juga menegaskan agar masyarakat tidak membagikan identitas lengkap anak atau korban di media sosial sebagai bentuk perlindungan terhadap anak.
Sementara itu, DP3A Makassar bersama jaringan layanan perlindungan perempuan dan anak terus mengambil langkah promotif dan preventif. Koordinasi dilakukan dengan shelter dan lembaga terkait untuk memastikan sistem pencegahan tetap berjalan.
“Kami tidak bisa bertindak lebih jauh kalau tidak ada korban melapor, termasuk untuk ke Polresta,” tegas Ita.
Meski belum terbukti secara hukum, DP3A Makassar terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk waspada terhadap potensi kekerasan atau ancaman terhadap anak. Pemerintah juga mendorong masyarakat agar segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan indikasi mencurigakan di lingkungan sekitar.
“Tetap kami sebar informasi agar banyak orang tahu dan membantu mencari anak. Namun untuk ranah hukum dan perlindungan anak, kami dorong pendekatan preventif dan promotif dulu supaya jangan sampai terjadi kasus,” tutupnya.
Sebelumnya, Seorang anak perempuan bernama Bilqis berusia 4 tahun, dilaporkan hilang saat menemani orang tuanya berolahraga di Taman Pakui Sayang, Makassar. Korban diduga dibawa oleh seorang perempuan tak dikenal.
Diketahui, Bilqis menemani ayahnya berolahraga di Taman Pakui Sayang, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, pada Minggu (02/11) pagi.
Namun, bocah perempuan itu belum ditemukan hingga Rabu (05/11).
Peristiwa tersebut berawal saat Bilqis bersama ayahnya datang ke taman tersebut untuk berolahraga dan melatih tenis lapangan. Saat ayahnya sedang melatih, Bilqis bermain di area playground yang tidak jauh dari tempat sang ayah.
Meski sang ayah sedang melatih beberapa pemain tenis lapangan, ia sering memanggil anaknya untuk memastikan Bilqis masih berada di sekitar lokasi itu. Sayangnya, saat sang ayah memanggil anaknya kembali, ia tidak mendapatkan respon, hingga Bilqis dinyatakan hilang.
Pihak keluarga pun, langsung melakukan pencarian di sekitar taman, namun tidak ditemukan. Sehingga mereka membuat laporan kehilangan di Polsek Panakkukang.
“Kami masih tunggu informasi dari polisi sambil terus berupaya mencari,” kata Ayah Bilqis, Dimas Pratama Mahyudin, Rabu (05/11)


















































