
KabarMakassar.com — Suasana haru sempat mewarnai pembukaan rapat paripurna peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-356 Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Ruang Pola Kantor Gubernur, Minggu (19/10).
Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi, atau yang akrab disapa Cicu, sempat menahan air mata saat mengenang peristiwa kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus lalu.
Dalam sambutannya, Cicu mengatakan bahwa peringatan HUT Sulsel tahun ini terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dia menyinggung berbagai dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang turut mewarnai perjalanan Sulawesi Selatan sepanjang tahun ini.
“Peringatan 356 tahun Sulawesi Selatan ini juga terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini diwarnai dengan berbagai dinamika sosial, politik, ekonomi, serta ketertiban dan keamanan masyarakat,” ujar Cicu.
Dengan suara yang sempat tercekat, Cicu mengenang insiden unjuk rasa yang berujung kerusuhan pada Jumat, 29 Agustus 2025, yang menyebabkan kebakaran dan kerusakan di sejumlah fasilitas publik dan gedung pemerintahan, termasuk kantor DPRD Provinsi Sulsel dan DPRD Kota Makassar yang bahkan sampai menelan korban jiwa.
“Masih segar dalam ingatan kita peristiwa unjuk rasa yang berujung kerusuhan yang terjadi pada Jumat 29 Agustus 2025 sehingga mengakibatkan kebakaran dan kerusakan pada sejumlah fasilitas publik dan gedung pemerintahan. Di antaranya kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan kantor DPRD Kota Makassar, dan khusus di DPRD Kota Makassar, selain adanya kerusakan fisik, juga menimbulkan korban jiwa,” tuturnya.
Cicu kemudian menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban, sekaligus mengajak seluruh pihak untuk mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
“Untuk itu, dalam momentum peringatan hari jadi Sulsel ini, kami kembali mengucapkan duka cita dan belasungkawa kepada para korban yang meninggal dunia pada peristiwa tersebut. Semoga arwah almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan,” ungkapnya.
Meski kantor DPRD Sulsel masih dalam kondisi rusak dan para anggota dewan harus berkantor di lokasi sementara, Cicu menegaskan bahwa semangat menjalankan tugas dan fungsi DPRD tidak akan surut.
“Meskipun saat ini kami di DPRD Sulawesi Selatan masih dalam kondisi yang tidak seperti biasanya, kami masih harus berkantor di kantor sementara, namun tugas dan fungsi DPRD tetap harus berjalan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa DPRD dan pemerintah daerah adalah dua unsur yang tidak terpisahkan dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat serta kemajuan daerah.
“Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang memiliki tujuan dan harapan yang sama yaitu memperjuangkan kepentingan masyarakat dan kemajuan daerah Sulawesi Selatan yang kita cintai,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Cicu juga menegaskan bahwa gedung DPRD adalah simbol dari kedaulatan rakyat. Meski bangunannya terbakar, semangat wakil rakyat tidak akan padam.
“Kami menegaskan bahwa gedung DPRD adalah milik rakyat. Meski bangunannya hangus terbakar, semangat kami untuk memperjuangkan aspirasi rakyat tidak pernah padam. Kami memperjuangkan setiap aspirasi yang hadir di rumah kami dan di seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa meskipun masa jabatan anggota DPRD periode ini baru berjalan satu tahun, pihaknya berkomitmen untuk tetap menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan menjunjung tinggi marwah demokrasi dan kebersamaan.
“Walaupun masa jabatan kami baru memasuki tahun pertama, namun kami akan tetap berkomitmen sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dengan tetap menjaga marwah demokrasi dan semangat kebersamaan untuk masa depan Sulawesi Selatan yang lebih baik,” katanya.
Di akhir sambutannya, Cicu menyampaikan ajakan untuk menjadikan peristiwa kelam tersebut sebagai pelajaran bersama dan memperkuat nilai-nilai kearifan lokal Sulawesi Selatan.
“Kita berharap bahwa peristiwa tersebut cukuplah menjadi bagian dari sejarah panjang Sulawesi Selatan yang perlu diambil hikmahnya untuk selanjutnya dihibahkan pembelajaran kita bersama dan terus memupuk tali persaudaraan dan persatuan berdasarkan prinsip kearifan lokal Sulawesi Selatan, sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge,” tuturnya.
Dia juga menyerukan pentingnya sinergi antara pemerintah, forkopimda, serta seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kedamaian dan kemajuan daerah.
“Untuk itu, kerja sama, solidaritas, dan sinergi serta hubungan harmonis antara forkopimda, dan peran aktif dari bupati, wali kota serta stakeholder lainnya sangat diperlukan untuk dapat menjaga keutuhan dan kedamaian Sulawesi Selatan dalam upaya kita bersama untuk memakseskan program Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,” pungkasnya.