Ilustrasi CCTV (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Kasus penculikan anak yang menimpa Bilqis Ramadhany (4), bocah asal Kecamatan Panakkukang, menjadi perhatian publik.
Anggota DPRD Kota Makassar Basdir mendorong pemerintah kota bersama kepolisian memperbanyak kamera CCTV di taman kota, sekolah, area bermain anak, serta jalur publik yang ramai dikunjungi warga.
Tak hanya itu, menurut Basdir perlu dilakukan patroli rutin di area rawan. Ia menilai pencegahan jauh lebih penting daripada sekadar penindakan hukum setelah kejadian.
“Kita perlu langkah pencegahan, bukan hanya penindakan. CCTV harus diperbanyak dan patroli rutin dilakukan di kawasan publik yang rawan. Keamanan anak tidak bisa ditunda,” tegasnya, Senin (10/11).
Menurutnya, keberadaan CCTV tidak hanya mempermudah aparat mengidentifikasi pelaku kejahatan, tetapi juga menjadi sarana kontrol sosial agar masyarakat merasa aman dan bertanggung jawab menjaga lingkungan sekitar.
Ia menegaskan, kasus penculikan Bilqis harus menjadi peringatan keras dan pelajaran kolektif bagi semua pihak orang tua, aparat keamanan, dan pemerintah daerah.
Ia menyebut, meningkatnya aktivitas masyarakat di perkotaan sering kali diiringi dengan menurunnya kewaspadaan terhadap anak-anak.
“Kasus ini tidak boleh dianggap biasa. Keamanan anak adalah tanggung jawab bersama. Polisi sudah menunjukkan kerja cepat dan tanggap, tapi masyarakat juga harus ikut menjaga lingkungan,” ujar Basdir.
Basdir menyampaikan apresiasi tinggi kepada Polrestabes Makassar yang berhasil menangkap pelaku penculikan hanya dalam waktu enam hari. Ia menilai, kerja cepat aparat membuktikan bahwa negara hadir memberikan rasa aman kepada warganya.
“Kinerja Polrestabes Makassar luar biasa. Dalam waktu singkat, mereka berhasil melacak pelaku hingga ke luar provinsi. Ini bukti polisi bekerja profesional dan responsif terhadap keresahan warga,” kata Basdir.
Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan aparat tidak boleh membuat masyarakat lengah. Menurutnya, kasus Bilqis harus dijadikan titik awal memperkuat sistem perlindungan anak di Makassar.
“Bilqis sudah ditemukan dengan selamat, tapi tanggung jawab kita belum selesai. Jangan sampai ada Bilqis-Bilqis lain yang jadi korban karena kelalaian dan kurangnya kepedulian,” ujarnya.
Basdir juga menyinggung pentingnya gerakan sosial “Jagai Anakta” agar tidak berhenti sebagai slogan seremonial. Ia mengingatkan bahwa gerakan ini harus diterjemahkan dalam tindakan nyata di setiap lingkungan.
“Jagai Anakta itu bukan cuma tanggung jawab keluarga, tapi tanggung jawab sosial. Kalau melihat anak kecil sendiri di ruang publik, jangan diam. Tanyakan, dekati, bantu kalau perlu. Itu bentuk kepedulian sebagai warga Makassar,” ujarnya.
Ia menilai, budaya saling menjaga dan peduli terhadap anak-anak di sekitar merupakan tameng sosial yang lebih efektif dibanding sekadar regulasi.
Basdir juga mengingatkan orang tua agar tidak menurunkan kewaspadaan, baik di rumah, sekolah, maupun ruang publik. Menurutnya, kejahatan terhadap anak bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan di tempat yang dianggap aman.
“Banyak orang tua yang merasa lingkungan sudah aman. Padahal kejahatan bisa muncul tanpa terduga. Orang tua harus tahu di mana anaknya bermain dan dengan siapa,” pesannya.
Ia menilai, di era digital dan mobilitas tinggi, pengawasan orang tua terhadap anak-anak harus lebih aktif dan sadar risiko.
Sebelumnya, Bilqis dilaporkan hilang di Taman Pakui Sayang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, pada Minggu (2/11) pagi. Saat itu, ia menemani ayahnya berolahraga sebelum tiba-tiba menghilang dari pandangan. Rekaman CCTV taman memperlihatkan Bilqis digandeng seorang perempuan bersama dua anak kecil lainnya, saat ini Bilqis telah kembali bersama orang tuanya.


















































