Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto (6 kiri) didampingi oleh beberapa jajarannya meluncurkan inovasi Qrisna Retribusi Pelayanan Pasar yang diinisiasi oleh Disdag Kota Jogja di Balai Kota Jogja, Rabu (30/10/2024) Harian Jogja - Alfi Annissa Karin
Harianjogja.com, UMBULHARJO – Pemkot Jogja meluncurkan layanan Quick Response Indonesian Standard Dinamis (Qrisna) Retribusi Pelayanan Pasar Rakyat di Ruang Yudhistira Balai Kota Jogja, Rabu (30/10/2024).
Ini merupakan inovasi layanan dari Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja dalam rangka pembayaran retribusi pasar rakyat bagi para pedagang. Keberadaan Qrisna ini juga menjadi langkah Pemkot Jogja dalam rangka menyukseskan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah.
BACA JUGA: Pengawasan Parkir Kulonprogo Rutin Dilakukan Dishub, Tiap Bulannya Hasilkan Rp20 Juta
Kepala Disdag Kota Jogja Veronica Ambar Ismuwardani menjelaskan nantinya seluruh pembayaran retribusi pelayanan pasar oleh pedagang dilakukan melalui Qrisna. QR Code pembayaran ada di dalam Aplikasi Jogja Smart Service (JSS) milik Pemkot Jogja.
Ambar mengatakan, layanan Qrisna ini merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan Pemkot Jogja dari sisi retribusi pasar. Sebab, selama ini Ambar menilai pemasukan dari retribusi pasar belum maksimal.
“Kami mencari trobosan yang dilakukan untuk meningkatkan pemasukan dari retribusi pasar karena fungsinya akan kembali ke pedagang lagi,” ujar Ambar saat ditemui di Balai Kota Jogja, Rabu (30/10/2024).
Ambar menambahkan, dalam waktu dekat sosialisasi terkait dengan Qrisna Retribusi Pelayanan Pasar ini akan dilakukan kepada pedagang. Baik secara tatap muka ataupun menggunakan media video yang dibagikan melalui grup WA. Penerapan pembayaran retribusi melalui Qrisna akan mulai dilayani pada 11 November mendatang.
Meski kini semua layanan akan bergerak menuju ke arah digitalisasi, tapi Ambar memastikan pihaknya tetap akan memberikan fasilitas pada pedagang yang tak bisa mengakses Qrisna. Disdag bersama dengan BPD DIY membentuk Laskar Gercep Penagihan yang bertugas untuk menagih tagihan retribusi langsung kepada pedagang.
“Kami punya tim yang dibekali aplikasi dan peralatan supporting. Mereka akan keliling dan dibekali aplikasi serta print sehingga pedagang bayar langsung keluar printnya dan punya bukti pembayarannya. Transparansi dan akuntabilitasnya terjaga, dan lebih mudah,” imbuhnya.
Dia berharap berbagai inovasi ini bisa memberikan kemudahan bagi pedagang pasar di Kota Jogja untuk membayar retribusi. Capaian retribusi pasar tahun ini yang mencapai Rp 20 milyar pun diharapkan bisa tercapai. Ke depan, Disdag Kota Jogja punya target peningkatan retribusi pasar pada 2025.
“Target (retribusi pasar) pada 2024 sebesar Rp 20 milyar dan meningkat pada 2025 menjadi Rp 24 milyar,” tuturnya.
Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto menuturkan Qrisna dirancang untuk mendukung pembayaran non-tunai dalam lingkungan pasar tradisional. Transaksi dapat dilakukan secara real-time dan terintegrasi langsung dengan sistem milik Disdag Kota Jogja. Dia berharap seluruh proses transaksi antara pedagang dan pemerintah daerah bisa dilakukan secara non-tunai. Tujuannya agar transaksi lebih cepat, aman, dan akuntabel.
“Dengan meluncurkan fitur pembayaran retribusi pasar ini, kita berupaya meningkatkan pengalaman pengguna aplikasi JSS dan mendukung mereka untuk lebih percaya diri dalam menggunakan teknologi digital untuk keperluan sehari-hari,” ujar Sugeng.
Sugeng menambahkan, ke depan Pemkot Jogja akan menargetkan peningatan pendapatan asli daerah mencapai Rp 1 trilyun. Agar hal ini tercapai, maka diperlukan pula peningkatan di berbagai bidang. Salah satunya peningkatan dalam hal retribusi pasar di Kota Jogja.
Sugeng menyebut pelaksanaan inovasi Qrisna ini tak lepas dari berbagai tantangan. Misalnya para pedagang yang belum terbiasa memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan transaksi pembayaran. “Itu menjadi kendala, pelan-pelan. Bisa karena biasa,” kata Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News