
KabarMakassar.com — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama ( Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Yafid menerima kunjungan silaturahmi dan koordinasi dari Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Sulsel, KBP Anang Triarsono di Kantor Wilayah Kemenag Sulsel, Senin (20/10).
Pertemuan ini menjadi ruang diskusi antara Kemenag Sulsel dan Polda Sulsel untuk memperkuat kerja sama dalam pembinaan keagamaan, deteksi dini potensi kerawanan sosial, serta penguatan nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, Kakanwil Kemenag Sulsel menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam menjaga kerukunan dan keamanan sosial.
Ia menyampaikan bahwa jaringan penyuluh agama Kemenag dapat menjadi mitra strategis bagi kepolisian dalam memperkuat pembinaan umat di tingkat akar rumput.
“Kami memiliki penyuluh di setiap kecamatan yang aktif melakukan pembinaan masyarakat. Mereka juga berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam mendeteksi dan meredam potensi gesekan sosial. Prinsipnya, pembinaan keagamaan dan keamanan sosial harus berjalan seiring,” ungkap Ali Yafid
Kakanwil menambahkan bahwa Kemenag Sulsel terus berupaya memastikan kegiatan keagamaan di masyarakat berjalan sesuai dengan semangat moderasi beragama, toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan.
KBP Anang Triarsono menjelaskan bahwa Polri terus memperkuat pendekatan pemolisian masyarakat dengan melibatkan tokoh agama dan penyuluh sebagai mitra pembinaan.
“Kami di kepolisian berfokus pada langkah preventif. Pendekatan humanis dan pembinaan masyarakat menjadi kunci agar potensi gangguan bisa dicegah sebelum berkembang. Karena itu kami sangat terbuka untuk memperluas kerja sama dengan Kemenag,” ujar Dirbinmas Polda Sulsel.
Ia juga menjelaskan bahwa Polda Sulsel tengah mengembangkan sistem deteksi dini berbasis kolaborasi lintas sektor, yang memungkinkan aparat di lapangan berkoordinasi langsung dengan tokoh agama, penyuluh, dan perangkat desa dalam mengantisipasi potensi kerawanan sosial.
Ketua Tim Kerja KUB Kemenag Sulsel, Mallingkai Ilyas menambahkan bahwa koordinasi juga dilakukan bersama Densus 88, khususnya dalam aspek pencegahan dini dan peningkatan literasi keagamaan masyarakat.
“Kita juga sudah bekerja sama dengan Densus 88 agar masyarakat memiliki pemahaman yang kuat tentang bahaya ideologi kekerasan dan mampu menolaknya sejak awal,” terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa peran forum-forum kerukunan akan terus diperkuat sebagai wadah dialog lintas iman dan sarana komunikasi antara masyarakat dan pemerintah.
Pertemuan diakhiri dengan kesepahaman untuk memperkuat koordinasi, berbagi informasi, dan meningkatkan kolaborasi di lapangan antara penyuluh agama, aparat kepolisian, dan tokoh masyarakat dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan kerukunan umat di Sulawesi Selatan.