FGD Peningkatan Kapasitas Perempuan di Desa Wisata di Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Rabu (13/11/2024). - Istimewa.
Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian Parwisata melalui Badan Pelaksana Otoritas Borobudur (BOB) menyiapkan agar desa wisata di wilayah DIY khususnya serta Jawa Tengah lebih ramah terhadp perempuan. Komitmen desa wisata ramah perempuan ini sebelumnya telah ditandatangani keputusan tiga menteri di era Presiden Jokowi pada Agustus 2024 lalu.
Adapun 3 Menteri yang menyepakati keputusan bersama ini adalah Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri PPP I Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Menteri PDTT Abdul Halim Iskandar. Keputusan itu merespons merangkaknya tren wisatawan perempuan dari tahun ke tahun, berdasarkan data BPS perjalanan wisatawan nusantara 2023 didominasi oleh laki-laki sebesar 66,51%, perempuan 33,49%. Forbes di 2024 mencatat 64% travellers dunia adalah perempuan, 80% dari wisatawan perempuan adalah Solo Travellers.
BACA JUGA : Kampung Wisata Cokrodiningratan Luncurkan Paket Wisata Baru
"Kita sudah memiliki pedoman desa wisata ramah perempuan. Pedoman ini bentuk konkret kontribusi sektor pariwisata dalam mendukung SDGs kesetaraan gender sektor pariwisata," kata Sekretaris Utama Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani di sela-sela FGD Peningkatan Kapasitas Perempuan di Desa Wisata di Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Rabu (13/11/2024).
Lewat forum tersebut ia berharap para pengelola desa wisata di DIY dan Jawa Tengah mulai bersiap dengan tren wisatawan perempuan yang dari tahun terus meningkat. Berbagai upaya harus dilakukan agar desa wisata lebih ramah terhadap perempuan. Tren baru wisatawan perempuan saat ini banyak melakukan perempuan dengan kelompoknya yang juga perempuan, selain itu ada pula perempuan yang melakukan wisata secara solo. Oleh karena itu perlu memformalkan kontribusi peran perempuan.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 82 Tahun 2024 ada sejumlah pedoman bagi suatu desa wisata bisa disebut ramah perempuan. Terdiri atas, melibatkan perempuan di kelembagaan, atraksi dan fasilitas wisata memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan perempuan, SDM melibatkan perempuan, pendekatan usaha mempertimbangkan keterlibatan perempuan hingga konten promosi harus memberikan perlindungan terhdap perempuan.
"Misalnya kelembagaan dari struktur berapa persen, sarana prasarana umum seperti toilet memenuhi syarat yang utama perempuan adalah masalah keamanan, kenyamanan. Bagaimana desa wisata berkolaborasi keamanan apakah isu tentang kekerasan perempuan," ujarnya.
Plh Direktur Utama BOB Yusuf Hartanto menambahkan para peserta merupakan pengelola desa wisata di wilayah DIY dan Jawa Tengah khususnya di kawasan otorita borobudur. Ia menilai desa wisata di kawasan tersebut penting untuk diberikan pemahaman terkait desa wisata ramah perempuan. Ia berharap ke depan desa wisata di DIY dan Jawa Tengah bisa menerapkan pedoman tersebut.
"Kami tentu mendukung program ini, karena tujuannya untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Sehingga sosialisasi pedoman ini harus dilakukan, kami siap memfasilitasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News