
KabarMakassar.com — Konsulat-Jenderal Australia di Makassar terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung berbagai inisiatif yang berfokus pada isu-isu penting melalui pendanaan Direct Aid Program (DAP) setiap tahunnya.
Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Usai meninjau proyek DAP di Desa Tobimeita Kendari pada hari Rabu, Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, melanjutkan kunjungan ke proyek lain yang juga didanai oleh Konsulat-Jenderal Australia di Sulawesi Tenggara pada Jumat (17/10).
Melalui pendanaan DAP, Konsulat-Jenderal Australia mendukung proyek bertajuk ‘Pengembangan Teknologi Fermentasi dengan Penambahan Tempe untuk Meningkatkan Nilai Gizi Sinonggi Instan dan Kasoami Instan’ yang diinisiasi oleh Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari.
Proyek ini dilaksanakan di 4 lokasi yaitu di Desa Sawah Indah dan Kawa-kawali, Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, serta di Kelurahan Punggolaka dan Keluarahan Anduonohu, Kota Kendari.
Proyek ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka gizi buruk dan prevalensi stunting di wilayah Sulawesi Tenggara.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim dari Universitas Halu Oleo mengembangkan inovasi pangan lokal berbasis sagu yakni Sinonggi dan Kasoami instan dengan menambahkan fermentasi tempe sebagai sumber protein guna meningkatkan kandungan gizi dan membantu memperbaiki status gizi masyarakat.
“Saya sangat senang berkesempatan mengunjungi proyek ini di Pulau Wawonii. Proyek ini sangat menarik karena memanfaatkan bahan pangan lokal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, lalu menginovasikannya menjadi produk yang lebih bergizi dengan tambahan sumber protein. Saya juga bahagia melihat antusiasme masyarakat yang menjadi penerima manfaat dan merasakan dampak positif, baik dalam peningkatan kapasitas maupun pengetahuan mereka,” ujar Konsul-Jenderal Todd Dias.
Pelaksanaan proyek ini melibatkan berbagai tahapan, antara lain sosialisasi program kepada masyarakat lokal, penyuluhan tentang peningkatan kesadaran gizi, pelatihan dan pendampingan pengolahan sagu sesuai standar, pembuatan Sinonggi dan Kasoami instan, pelatihan desain produk, pengurusan izin edar dan sertifikasi halal, serta pelatihan pemasaran produk.
Untuk memastikan manfaat proyek ini dapat diukur secara nyata, tim pelaksana juga melakukan evaluasi terhadap status gizi masyarakat penerima manfaat.
Salah satu penerima manfaat, Rini Afrilia Ningsih, bersama Agus Dede, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberadaan proyek ini.
“Kami sebagai warga Pulau Wawonii sangat bersyukur atas pelatihan dan pendampingan pembuatan produk ini. Kami mendapat ilmu baru untuk mengolah makanan lokal menjadi lebih bergizi sekaligus berpeluang menambah penghasilan keluarga melalui penjualan produk ini. Terima kasih kepada Konsulat-Jenderal Australia di Makassar dan Universitas Halu Oleo,” ujar mereka.